Sosial
Lima Kecamatan Kehabisan Anggaran Dropping Air






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kekeringan yang terus melanda Kabupaten Gunungkidul membuat sejumlah pemerintah kecamatan mulai kehabisan anggaran. Jumlah pemerintah kecamatan yang kehabisan anggaran dan bahkan tidak mampu lagi untuk mendistribusikan bantuan sendiri saat ini semakin banyak. Jika pada awal Oktober 2019 lalu baru ada 3 kecamatan yang kehabisan anggaran penanggulangan kekeringan, yakni Kecamatan Purwosari, Tanjungsari, dan Patuk. Kini memasuki akhir bulan Oktober, jumlahnya bertambah setelah Kecamatan Tepus dan Paliyan juga kehabisan anggaran.
Kepala Pelakasana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gungkidul, Edy Basuki memaparkan, belum lama ini pihaknya malakukan koordinasi dengan pihak kecamatan yang terdampak kekeringan. Hasilya diketahui dua kecamatan yakni Paliyan dan Tepus telah kehabisan anggaran untuk penanggulangan kekeringan.
“Kemarin hanya tiga kecamatan, Purwosari, Tanjungsari dan Patuk. Kini Paliyan dan Tepus menyusul. Jadi totalnya ada 5 kecamatan yang anggaran penanggulangan kekeringannya sudah habis,” kata dia, Rabu (23/10/2019).
Berkaitan dengan terus bertambahnya jumlah kecamatan yang telah kehabisan anggaran, pihaknya belum akan menetapkan status darurat kekeringan. Hal itu dikarenakan saat ini, banyak bantuan dari pihak ketiga yang mengalir langsung ke masyarakat terdampak kekeringan.
“Banyaknya bantuan dari pihak ketiga membuat status belum dinaikkan menjadi darurat kekeringan. Bulan Oktober bagi kecamatan yang masih memiliki tangki air masih bisa melakukan droping air hingga bulan awal November,” ujarnya.







Selain pihak ketiga, lanjut Edy bantuan juga mengalir dari pemerintah Provinsi DIY. Secara teknis, dropping dilakukan oleh Tagana Dinas Sosial. Namun begitu, pihaknya tidak mengetahui berapa jumlah bantuan dan lokasi distribusi.
“Kalau anggaran di BPBD Gunungkidul tinggal Rp 164 juta. Bantuan pihak ketiga ini sangat membantu,” ucap dia.
Sementara Sekretaris Kecamatan Girisubo yang juga terdampak kekeringan, Arif Yahya memaparkan, krisis air di wilayahnya saat ini semakin parah. Hal ini dikarenakan air makin sulit dicari sehingga sumber-sumber ada diserbu oleh truk tangki pengangkut air.
“Antreannya jadi semakin panjang karena sumbernya makin mengecil saat kemarau, bahkan untuk pengambilan air tidak saja mengambil sumber air dari Desa Songbanyu tetapi hingga Pracimantoro, Wonogiri,” terang Arif.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh