Sosial
Baru Awal Masa Tanam, Pupuk Bersubsidi Sudah Langka
Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Sejumlah petani di Kecamatan Playen mengalami kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi jenis NPK, Phonska, dan SP 36. Akibatnya, mereka gelisah jika kelangkaan ini terus berlanjut, akan berdampak terhadap tanaman padi mereka.
Salah seorang petani di Desa Playen, Kecamatan Playen, Mujiyono (44) mengeluhkan sulitnya ia mencari pupuk bersubsidi. Kelangkaan pupuk sendiri sudah ia rasakan bersama petani lain sejak beberapa bulan terakhir. Bahkan sejumlah upaya pun sudah mereka lakukan untuk mencoba memperoleh pupuk bersubsidi tersebut.
“Kita sudah komunikasi dengan ketua kelompok tani, tapi disampaikan, stok pupuk bersubsidi [NPK Phonska dan SP36] telah habis. Itu menurut saya aneh, seharusnya stok masih ada mengingat masa tanam baru berjalan 30 hari,” ucap Muji, Kamis (06/12/2018).
Ia menjelaskan, kebutuhan akan pupuk sendiri sangatlah penting bagi para petani, terutama untuk jenis padi yaitu Phonska dan SP 36. Sebab, dua jenis pupuk tersebut sangat dibutuhkan untuk membuat padi menghasilkan gabah berkualitas.
“Tahun lalu tanaman padi saya diserang hama kresek yang membuat daun layu dan mengering. Setelah ditelisik hama tersebut dipicu oleh penggunaan pupuk jenis urea,” keluhnya.
Ia berharap agar ke depan distribusi pupuk bersubsidi kembali lancar. Pupuk ini nantinya akan sangat berpengaruh terhadap jumlah produksi para petani.
“Kalau hanya mengandalkan pupuk jenis urea itu justru tidak baik untuk tanaman, karena jadi rawan terserang hama kresek, sehingga pemakaiannya harus imbang. Namun sekarang barangnya malah langka,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul Raharjo Yuwono saat dikonfirmasi membenarkan adanya keluhan para petani terkait kelangkaan pupuk bersubsidi di wilayah Kecamatan Playen. Pihaknya berjanji jawatannya akan segera melakukan monitoring dan evaluasi atas permasalahan ini.
“Ini sedang kami cek ke distributor, tapi seharusnya masih ada stok, setidaknya ada prediksi tinggal 10 persen. Seperti di Kecamatan Patuk seharusnya masih ada 14 ton yang belum ditebus,” ucap Raharjo.
Raharjo menjelaskan sejauh ini NPK Phonska per Oktober 2018 sudah tersalur alokasi 5.765 ton atau sekitar 95 persen. Sementara jenis Sp36 alokasi sampai dengan Oktober penyaluran 749 ton dari kuota 907 ton atau 82.6 persen.
“Kami cari data dan cocokan apa masalahnya. Semoga setelah tanggal 11 Desember 2018 tidak ada masalah,” ucapnya.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
50 Kilometer Jalan Kabupaten di Gunungkidul Beralih Status
-
Pemerintahan7 hari yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Mengenal Hamam Tejotioso, Pembalap Cilik Gunungkidul yang Mulai Ukir Prestasi
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
bisnis4 minggu yang lalu
Grafik Perjalanan Kereta Api Selesai Difinalisasi, Pemesanan Tiket KA Februari 2025 Mulai Dibuka Bertahap
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kasus Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Lurah Sampang Ditahan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
PMK Kembali Merebak di Gunungkidul, 43 Sapi Suspek Mati Mendadak
-
Hukum1 minggu yang lalu
Curi 5 Potong Kayu, Warga Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Pendidikan2 minggu yang lalu
SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Siap Melaju ke Tingkat Nasional Ajang OMBN 2025
-
bisnis4 minggu yang lalu
Diproyeksi Ada Kenaikan 47 Ribu Penumpang Hari Ini, PT KAI Daop 6 Yogyakarta Himbau Penumpang Jaga Barang Bawaannya
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jazz Menggema di Stasiun Yogyakarta, Ratusan Penumpang Nyanyi Bareng Maliq & D’Essentials