Connect with us

Pemerintahan

Marak Kandungan Makanan Berbahaya Dijual Bebas, Picu Peningkatan Penderita Penyakit Tidak Menular

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pola hidup masyarakat sekarang berubah seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi. Hal ini berdampak pada dinamika permasalahan kesehatan seseorang yang kemudian terganggu. Beberapa tahun terakhir ini, penyakit tidak menular (PTM) banyak diderita oleh masyarakat. Hal ini lantaran kurangnya memperhatikan pola hidup mulai dari lingkungan hingga makanannya. Hal tersebut menjadi keprihatinan tersendiri dan juga harus diambil langkah antisipasi. Untuk itulah kemudian pemerintah melakukan Kampanye Gerakan Masyarakat (Germas) Hidup Sehat sebagai upaya menanggulangi semakin tingginya kasus PTM.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengungkapkan, pemerintah daerah setiap 5 tahun melakukan survei tentang penyakit tidak menular. Adapun, di Gunungkidul sendiri, PTM memang selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan penelurusan dinas, maraknya PTM yang diderita oleh masyarakat ini diakibatkan oleh pola hidup yang kurang sehat. PTM yang paling banyak diderita diantaranya adalah diabetes, gagal ginjal, kanker, jantung hingga hipertensi.

Berita Lainnya  Tak Hanya Peternakan Ayam, Mayoritas Usaha Pariwisata di Pacarejo Ternyata Tak Berizin

“Kita lakukan kampanye ini agar masyarakat memperhatikan kembali pola hidup yang diterapkan,” Dewi Irawaty, dalam acara Kampanye Germas Pangan Aman Hidup Sehat, Sabtu (20/11/2021).

Adapun untuk Germas Hidup Sehat ini sangatlah diperlukan dan menjadi cara paling efektif dalam memberikan edukasi pada masyarakat. Selain tenaga kesehatan, kader-kader di setiap padukuhan pun juga memiliki peranan aktif dalam mengkampanyekan hidup sehat.

“Panganan Aman Hidup Sehat menjadi yang utama. Dalam mengonsumsi makanan harus pandai memilah dan memilihnya agar terhidar dari penyakit-penyakit tertentu,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) DIY, Dewi Prawitasari menambahkan, selama ini masih ditemukan makanan yang mengandung bahan kimia mulai dari bleng atau boraks, pewarna tekstil yang justru digunakan untuk makanan dan lainnya. Tentunya jika dikonsumsi dalam jangka panjang, makanan semacam ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Berita Lainnya  Berkah Lebaran Untuk Toko Oleh-oleh dan Penjual Bakmi Jawa

“Mengonsumsi makanan yang mengandung bahan kimia atau cemaran lain tentunya akan menyebabkan penyakit tertentu,” papar Dewi Prawitasari dalam acara Kampanye Germas Pangan Aman Hidup Sehat.

Ia mencontohkan, mengonsumsi makanan yang banyak mengandung pewarna tekstil bisa mengakibatkan penyakit hati dan lainnya. Maka dari itu perlu selektif dalam memilih jajanan atau makanan yang dibeli dari warung ataupun pasar. Membedakan makanan yang mengandung zat kimia memang agak sulit, maka dari itu perlu diketahui ciri-cirinya.

“Contohnya kerupuk saja kalau warnanya terlihat menarik dan saat digoreng warnanya tetap mencolok itu mengandung pewarna berbahaya. Kemudian jika mengandung boraks atau bleng itu pasti setelah dikonsumsi tenggorokan kita akan menimbulkan rasa haus terus,” jelasnya.

Dari BBPOM dan Dinas Kesehatan memiliki terobosan baru untuk menjaga kualitas makanan. Misalnya saja pembuatan gendar tanpa campuran boraks atau bleng. Bahan bakunya tetap sama, namun bleng atau boraks ini diganti dengan soda kue atau kanji.

Berita Lainnya  Long Weekend di Masa Ramadan Tak Dongkrak Tingkat Kunjungan Wisatawan ke Gunungkidul

Dalam kegiatan kampanye Germas Hidup Sehat ini, juga diperlombakan berbagai macam penghargaan. Diantaranya untuk Lomba Senam Peregangan, juara 1 disabet oleh Puskesmas Ponjong 1, disusul Puskesmas Purwosari dan Puskesmas Gedangsari 2. Kemudian untuk pembuatan video edukasi, juara 1 diperoleh Dian Anita Nilawati dari Puskesmas Paliyan, juara 2 disabet Oki Fatmasari dari Puskesmas Panggang 2, dan juara 3 Thaharah Octy dari Puskesmas Nglipar 2.

Kemudian juga diperlombakan kompetisi kalurahan sehat yang berhasil dimenangi oleh Kalurahan Pulutan. Kemudian disusul Kalurahan Bunder sebagai juara 2 dan Kalurahan Girimulyo sebagai juara 3.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata2 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis4 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler