fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Masih Perlu Kajian, Hujan Buatan Mampu Kurangi Dampak Kekeringan

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Belum lama ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BMKG) DIY tengah mempertimbangkan untuk menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan di wilayah yang terdampak kekeringan seiring dengan mundurnya masa musim penghujan. Gagasan itu pun direspon baik oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mengingat saat ini kebutuhan air sangat mendesak bagi masyarakat.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, pihaknya akan mendukung jika nantinya dilakukan upaya hujan buatan. Sebab, hal itu dirasa mampu mengatasai permasalahan air bersih yang saat ini melanda warga Gunungkidul.

“Jika ada instansi yang berwenang dan kompeten maka akan kita dukung. Karena nanti jika ada hujan mampu mengisi bak-bak Penampung Air Hujan (PAH) milik warga,” ujar Edy kepada pidjar.com, Kamis (22/08/2019).

Edy mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima informasi resmi terkait pelaksanaan hujan buatan itu. Menurutnya, saat ini wacana tersebut masih dalam proses kajian.

“Masih butuh kajian. Kebutuhan air di Gunungkidul lebih banyak pada air bersih untuk konsumsi, kalau untuk pertanian kita perlu berkoordinasi dengan pertanian (Dinas Pertanian dan Pangan),” terang dia.

Menurut Edy, kesulitan air bersih di Gunungkidul masih ditangani dengan upaya dropping air ke sejumlah wilayah. Hingga kini anggaran yang digunakan telah mencapai Rp 300 juta dari total Rp 500 juta yang disiapkan.

Berita Lainnya  Kerap Timbulkan Konflik, Dishub Usulkan Perubahan Aturan Tentang Lelang Parkir

“Tidak ada perluasan permintaan air berih, terakhir pengajuan dari Kecamatan Semin,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Reni Kraningtyas mengatakan, saat ini BMKG juga tengah mempertimbangkan kemungkinan merekomendasikan adanya upaya membuat hujan buatan di wilayah yang terdampak seperti Bantul, Kulonprogo, dan Gunungkidul. Namun upaya membuat hujan buatan tidak bisa dilakukan saat puncak kemarau karena tidak adanya bibit awan konvektif untuk memicu adanya hujan buatan. Efektinya dilakukan hujan buatan pada musim pancaroba sekitar akhir September atau awal Oktober mendatang. Pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) DIY dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk membuat hujan buatan.

Berita Lainnya  Rampung Dibangun Selama 3 Bulan, Pacarejo Resmi Punya Bendungan Anyar

“Posisinya sekarang stanby tetap siap di tempat masing-masing, kalau ketiganya (BPPT, BMKG dan BPBD) menyetujui dilakukan TMC pada September-Oktober, maka bisa dilakukan,” ujar dia.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler