Pendidikan
Melihat Aktifitas Pembatik Cilik di Daerah Perbatasan Utara Gunungkidul


Gedangsari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Puluhan pelajar di Kalurahan Tegalrejo, Kapanewon Gedangsari mulai dilatih untuk terampil mengembangkan batik. Bahkan kain batik hasil tangan puluhan pelajar tersebut mulai laku di pasaran dengan harga jutaan rupiah.
Pengembangan batik oleh pelajar salah satunya dilakukan oleh SDN Tengklik, Kalurahan Tegalrejo. Guru pendamping batik SDN Tengklik, Wahyuni, mengatakan pelatihan batik terlaksana atas kerjasama dengan Yayasan Pendidikan Astra Michael D Ruslim (YPA-MDR) sejak tahun 2007 silam. Dipilihnya batik dikatakannya kareba orangtua siswa yang sudah terbiasa membatik sehingga keterampilan tersebut menurun ke anak-anaknya untuk lebih diasah lagi.
“Karena batik sudah masuk dalam muatan lokal jadi keseluruhan siswa mempelajari batik,” jelasnya.
Lebih lanjut, siswa pada awalnya dikenalkan tentang cara dan motif batik. Selanjutnya pada kelas 5, para siswa mulai melakukan praktek membatik. Motif batiknya pun diserahkan kepada masing-masing siswa sesuai dengan imajinasinya.
“Proses mencanting mulai kelas 5, karena lihat segi keamanan juga. Nah motifnya itu bikin sendiri, ada yang motif mangga, srikaya, dan lainnya,” ungkap Wahyuni.
“Membuat batik menggunakan jam pembelajaran, untuk jadi satu kain batik sekitar satu bulan. Sudah mulai diperjualbelikan, kemarin sempat terjual Rp. 2,4 juta,” sambung Wahyuni.
Sementara itu, pendamping pembatik cilik, Anjani Sekar Arum, menyampaikan secara ketrampilan tidak ditemukan kendala. Menururtnya, siswa sudah akrab dengan praktek membatik karena kebiasaan orangtuanya. Sejauh ini dikatakannya, sudah ada 6 sekolah jenjang SD hingga SMK yang sudah didampingi pembuatan batik.
“Pembatik cilik sudah ada 96 siswa yang karyanya sudah dikurasi,” ujarnya.
Salah satu tujuan mengembangkan batik di usia dini menurutnya untuk regenerasu pembatik sekaligus mendukung kampung eduwisata pembatik cilik. Diharapkan kedepannya dapat meningkatkan kesejahteraan warga setempat melalui pengembangan budaya berupa batik.
“Kita selalu konsisten mendampingi hingga nantinya mandiri, sekarang mulai diperjualbelikan dengan kisaran harga Rp. 750 ribu sampai Rp. 2,7 juta,” tandasnya.
-
Uncategorized2 hari yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event2 hari yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik2 hari yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Sosial18 jam yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Budaya2 hari yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara