Sosial
Melihat Persiapan Nyepi di Pure Bhakti Widhi di Tengah Pandemi






Ngawen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Sejumlah warga yang merupakan umat Hindu Jumat (12/03/2021) sore kemarin satu per satu mendatangi Pure Bhakti Widhi yang berada di Padukuhan Bendo, Beji, Ngawen. Mereka tengah melakukan persiapan Hari Raya Nyepi tahun baru Saka 1943 yang akan jatuh pada Minggu (14/03/2021) besok.
Sejumlah pemuda terlihat sibuk membentuk gacor. Umbul-umbul yang terbuat dari janur atau daun kelapa muda sebagai simbol suka cita untuk mempercantik Pure Bhakti Widhi.
Berbeda dengan dua tahun lalu, perayaan yang berpusat di Candi Prambanan dimana semua umat akan memenuhi lokasi untuk pengrupukan kali ini akan dilaksanakan secara virtual. Seperti yang diketahui, menjelang Hari Nyepi, Umat Hindu menggelar pengerupukan. Pengerupukan merupakan upacara pembebasan dari nasib buruk yang ada di Indonesia.
“Simbolnya ya obor dari reregetan atau kotoran yang ada di Indonesia baik yang tampak maupun tidak tampak,” ucap Pinandita Jro Gede Triman.
Dikatakan Triman, sebetulnya menjelang Hari Nyepi sendiri sejumlah persiapan sudah dilakukan. Upacara yang pertama yakni atur piuning ataupun istilah Jawa Kulonuwun.







“Upacaranya selanjutnya Wanakerti, di Gunung Gambar dan Onggolocho Kalurahan Beji. Kemudian Melasthi di Pantai Ngobaran,” imbuh dia.
Hingga nanti pada puncak Hari Nyepi, semua umat Hindu tidak melakukan aktivitas apapun. Adalun dikatakan Triman, Nyepi memiliki filosofi dimana umat Hindu memohon kepada Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, untuk melakukan penyucian Buana Alit (manusia) dan Buana Agung (alam dan seluruh isinya).
“Nyepi mengandung arti sepi atau sunyi, dan dirayakan setiap 1 tahun saka. Pada saat Nyepi tidak boleh melakukan aktifitas seperti pada umumnya, seperti keluar rumah (kecuali sakit dan perlu berobat), menyalakan lampu, bekerja dan sebagainya,” ujarnya.
Tujuannya sendiri adalah agar tercipta suasana sepi dari hiruk pikuknya kehidupan dan sepi dari semua nafsu atau keserakahan sifat manusia untuk menyucikan Bhuwana Agung (alam semesta) dan Bhuwana Alit (manusia). Umat juga melakukan serangkaian acara sebelum Hari Nyepi di Pure agar Penyucian Buana Alit dan Buana Agung berjalan dengan lancar.
“Momentum ini kita gunakan dengan baik untuk mengoreksi diri dan mempersiapkan apa yang akan dilakukan di tahun berikutnya. Kami selaku majelis tidak pernah berhenti berdoa semoga pandemi ini segera berlalu, sehingga kita bisa hidup normal sediakalanya,” pungkas Triman.