fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Melihat Potensi Komoditas Ketela Pohon, 1 Hektare Lahan Hasilkan Pendapatan Belasan Juta

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Pada musim tanam ketiga lalu petani di Kabupaten Gunungkidul banyak memanfaatkan lahan mereka untuk menanam ketela pohon atau ubi kayu. Dari lahan yang ada, 44.025 hektare dimanfaatkan untuk menanam komoditas ini. Diperkirakan pertengahan Agustus nanti, para petani mulai memanennya. Potensi penghasilan dari tanaman ini bisa dikatakan cukup jika dikelola dengan baik.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, di masa tanam ketiga kemarin lahan pertanian sebagian besar digunakan untuk menanam singkong. Yaitu seluas 44.025 hektare, saat ini petani sudah mulai bersiap panen.

“Lahan yang dimiliki oleh petani tidak dibiarkan begitu saja. Setiap musim tetap digunakan untuk menanam komoditas yang cocok di Gunungkidul,” kata Raharjo Yuwono.

Adapun untuk ketela pohon ini diperkirakan para petani akan panen pada pertengahan Agustus ini. Kemudian hasil panen biasanya banyak dimanfaatkan untuk berbagai hal, yang paling sering adalah dibuat gaplek dan dijual ke pengepul.

Harga ubi kayu basah di lahan biasanya dibandrol harga Rp 1.000 sampai dengan Rp 1.500 per kg . Sementara untuk ubi kayu kering, harganya tergantung dengan kadar airnya tahun 2020 kemarin harganya Rp 2.000 sampai Rp 2.500.

Berita Lainnya  Waspadai Penyakit Zoonosa, Dinas Adakan Workshop Bersama Dokter Hewan

“Produksi ubi kayu ini sistemnya tumpangsari, biasanya per hektare bisa produksi 17 sampai 20 ton. Jika dikalikan 1 hektare bisa mendapatkan uang 17 sampai 20 juta,” jelas dia.

Hasil panen yang dijual dan sebagian disimpan ini menurutnya menjadi tambahan penghasilan bagi petani selain hasil padi di musim tanam pertama dan palawija di musim tanam kedua.

Selain ketela pohon, ada beberapa jenis komoditas lain yang ditanam oleh petani dianraranya 431 hektare padi sawah, 897 hektare jagung.

Kemudian 911 hektare kedelai, 898 hektare kacang tanah, dan 207 hektare untuk kacang hijau. Sementara untu padi gogo pada musim ini tidak ada yang menanam.

“Kalau untuk kacang hijau kemarin petani menanamnya dibulan Juni kemugkinan Agustus ini juga panen. Kami belum ada laporannya,” jelas dia.

Pada masa tanam ketiga kemarin menurut hitungan dan kondisi di lapangan bertepatan dengan musim kemarau. Guna mengantisipasi gagal panen dan kejadian yang tidak diinginkan sejak awal pemerintah membuat surat edaran agar petani menanam komoditas yang tahan kering serta masa tanamnya pendek.

Berita Lainnya  Kondisi Drop, Jamaah Haji Asal Playen Meninggal Dunia di Mekah

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler