Sosial
Cuaca Tidak Menentu Sebabkan Kualitas Tembakau Menurun, Petani Gunungkidul Merugi
Ngawen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Bagi petani tembakau di beberapa wilayah saat ini telah memasuki musim yang ditunggu-tunggu, yaitu musim panen. Namun sayangnya karena anomali cuaca yang terjadi beberapa bulan ini menyebabkan tanaman tembakau rusak dan hasil panen yang tidak memuaskan.
Ketua kelompok Tani Maju padukuhan Cikal, Kalurahan Watusigar, Kapanewon Ngawen, Kuncung mengaku jika hasil panen tanaman tembakau dikelompoknya pada musim ini sangat turun drastis. Ia bersama kelompok mempunyai luas lahan 25 hektare yang dibagi menjadi dua komoditas, tanaman tembakau dan sayuran. Kini kelompoknya harus menelan pil pahit lantaran hasil panen yang tidak memuaskan.
“Kalau cuaca seperti ini kualitas tembakau jadi kurang baik, masalahnya masih sering mendung dan hujan,” kata Kuncung, Minggu (08/08/2021).
Akibat dari anomali cuaca belakangan ini membuat perawatan daun tembakau yang telah dipanen cukup sulit, pasalnya setelah dipanen daun tembakau harus dirajang dan kemudian dijemur. Proses penjemuran yang tidak sempurna tentunya akan menurunkan kualitas daripada tembakau.
“Akhir-akhir ini panasnya kurang mas, jadi perawatannya susah. Kalau tidak kering dalam satu hari sudah rusak kualitas tembakau rajangannya,” keluh Kuncung.
Selain itu, harga tembakau yang murah membuat para petani semakin merugi. Kuncung menyebutkan jika kini petani tembakau di kelompoknya tengah mencari pemborong di wilayah Ngawen, Semin, dan sekitarnya. Untuk harganya sendiri berkisar antara Rp. 4,5 sampai Rp. 5 juta rupiah per petaknya, padahal pada tahun lalu harganya bisa mencapai Rp. 12 juta.
“Yang jelas harga borongan di lahan murah meriah mas, tahun lalu bisa sampai 12 juta, sekarang cuma 4,5 – 5 juta itu untuk satu petak bibitnya sekitar 6000. Para petani keluar ke Ngawen ke Semin nyari pemborong tembakau,” lanjut Kuncung.
Selain Kuncung, hal serupa juga dialami oleh Dargo, petani tembakau asal Padukuhan Ploso, Kalurahan Giritirto, Kapanewon Purwosari. Akibat guyuran hujan, tanaman tembakau yang dimilikinya banyak diserang hama berupa ulat yang memakan daun tembakau siap panen.
Pada musim normal, Dargo mampu panen tembakau hingga seberat 3,5 kuintal, namun kini meskipun belum dipanen seluruhnya ia merasa hasilnya akan menurun drastis.
“Beberapa petak belum dipanen, tapi sepertinya akan menurun sampai 50%,” ucap Dargo.
Selain menjadi petani, Dargo sendiri juga menjadi pengepul bagi para petani tembakau dari beberapa wilayah di Gunungkidul. Tak jauh berbeda darinya, keluhan turunnya hasil panen juga dirasakan oleh para petani tembakau di Wareng, Wonosari dan di Gedad Playen. (RONI)
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Video Syur Sang Ketua Beredar, Tim 01 Tegaskan Tetap Solid Menangkan Endah-Joko
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Pemkab Gunungkidul Lanjutkan Proyek Penataan Wajah Kota Wonosari
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Skandal Video Syur Pimpinan DPRD Makin Meluas, Puluhan Orang Geruduk Kantor Dewan
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
15 Hari Pasca Pengetatan Miras di Gunungkidul, Petugas Sita Ribuan Botol Minuman Siap Edar
-
Politik6 hari yang lalu
Mengejutkan, Heri Nugroho Mundur Dari Ketua DPD Golkar Gunungkidul
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Dua ASN Yang Dipecat Bupati Atas Skandal Perselingkuhan Diaktifkan Kembali
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Ini Desain Indah Alun-alun Wonosari, Pembangunan Dilanjutkan Tahun Depan
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Keputusan Kontroversial Plt Bupati Aktifkan ASN Yang Dipecat Karena Perselingkuhan, Ini Respon Sunaryanta
-
Sosial3 minggu yang lalu
Berkenalan Dengan Mahmud Ardi Widanta, Pengusaha Nikel Yang Nyalon Wakil Bupati Gunungkidul
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Gunungkidul City Run and Walk 2024, Suguhkan Track dan Suasana Kota Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Terlibat Perkelahian di JJLS, 7 Remaja dari Bantul Diamankan Petugas
-
Politik2 minggu yang lalu
Paslon Hero-Pena Gelar Kampanye Terbuka, Libatkan Anak Muda dalam Program