Connect with us

Sosial

Mematahkan Mitos Pulung Gantung, Misteri Yang Justru Jadi Penghambat Pencegahan Bunuh Diri

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Di balik keindahan panorama alamnya yang menakjubkan, Gunungkidul masih sarat akan permasalahan sosial. Salah satunya yang terus menjadi masalah yang seakan tak terpecahkan adalah tingginya angka gantung diri yang dilakukan oleh warga Gunungkidul. Sebagai informasi, sampai dengan pertengahan Juli 2021 ini, telah ada 26 kasus gantung diri. Terakhir, pada Minggu (11/07/2021) seorang warga Karangmojo nekat melakukan aksi tersebut.

Adapun permasalahan gantung diri ini telah ada selama puluhan tahun. Bahkan, hingga saat ini, sejumlah kalangan masyarakat masih mempercayai adanya mitos pulung gantung sebagai penyebab gantung diri yang terus terjadi. Namun benarkah demikian ?

Banyak penelitian atau buku yang telah mengulas latar belakang seseorang memutuskan untuk gantung diri, termasuk juga penyebab-penyebabnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Ayu Ariyana Mulyani dan Wahyu Eridiana dari Universitas Pendidikan Indonesia. Dalam kajiannya tersebut, mereka menyimpulkan bahwa tidak ada kaitannya sama sekali antara kejadian bunuh diri dan mitos pulung gantung di masyarakat.

Berita Lainnya  Warga Terpaksa Gunakan Air Keruh, Ini Kata Lurah

Mereka menilai, bunuh diri merupakan fenomena sosial, yang artinya ada latar belakang yang mendorong seseorang melakukan gantung diri. Ada sejumlah faktor yang menjadi pendorong seseorang melakukan bunuh diri. Diantaranya adalah faktor individu, faktor sosial dan yang ketiga faktor ekonomi.

“Untuk faktor individu yaitu tertutup ketika ada masalah dan kurang resolusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Kedua faktor sosial yaitu jauh dari keluarga. Ketiga faktor ekonomi yaitu lansia yang masih harus bekerja dan mempunyai sakit menahun,” papar Ayu.

Menurutnya, kepercayaan masyarakat perihal mitos pulung gantung ini justru berdampak buruk terhadap penyelesaian masalah bunuh diri di Gunungkdidul. Hal ini lantaran, sejumlah faktor yang seharusnya bisa diselesaikan tersebut, tertutup oleh mitos pulung gantung yang tentu saja tak bisa dipertanggungjawabkan. Seharusnya, dengan rentetan kejadian yang terjadi, pemerintah maupun masyarakat sudah bisa merumuskan soulsi-solusi yang bisa dilakukan untuk meminimalisir kejadian.

Berita Lainnya  Sempat Kecolongan, Polsek Tepus Fokuskan Anggota Halau Wisatawan

“Persepsi sebagian masyarakat Gunungkidul terhadap mitos pulung gantung merupakan kepercayaan yang keliru,” jelasnya.

Mereke juga mengungkapkan bahwa tingkat urbanisasi yang tinggi di Gunungkidul menjadikan hubungan sosial dengan keluarga menjadi renggang serta banyak ditinggalnya orangtua yang berada di kampung. Hal ini menambah potensi dilakukannya aksi gantung diri oleh masyarakat. Dukungan dari keluarga tentunya sangat kurang dengan terbatasnya jarak dan waktu tersebut.

Senada dengan penelitian tersebut, relawan Inti Mata Jiwa (IMAJI) Wage Dhaksinarga mengatakan bahwa permasalahan gantung diri adalah kurangnya kepekaan lingkungan keluarga serta lingkungan masyarakat dalam membaca tanda-tanda orang membutuhkan pertolongan. Menurutnya, pengetahuan masyarakat tentang kesehatan mental harus ditingkatkan. Sehingga jika nantinya ada salah seorang anggota keluarga, tetangga atau warga di sekitarnya memiliki permasalahan sosial, kepekaan tersebut bisa diwujudkan dengan penanganan langsung. Hal ini tentunya bisa mereduksi potensi terjadinya gantung diri.

“Saling bergandengan tangan peka terhadap lingkungan,” beber dia. (Roni)

Berita Lainnya  Angka Harapan Hidup Semakin Tinggi, Rata-rata Warga Gunungkidul Bertahan Hingga Usia 73 Tahun

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata2 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis4 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler