Sosial
Mengenal Pakchong, Alternatif Pakan Berkualitas Saat Musim Kemarau
Wonosari,(pidjar.com)–Selama ini para petani dan peternak di Gunungkidul selalu terbebani biaya pakan ternak saat musim kemarau. Mahalnya harga konsumsi ternak tak jarang membuat para petani mengeluh lantaran harus merogoh kocek cukup dalam setiap harinya. Sedangkan mirisnya, keuntungan yang didapat pun para petani tersebut tidak seberapa.
Salah seorang peternak Gunungkidul, Satrio Aji mengatakan, petani dan peternak Gunungkidul masih mengandalkan kalanjana dan tanaman jenis odot untuk pemenuhan pakan hijau bagi ternak. Kemudian diimbangi dengan tanaman jenis lain yang ada di ladang para petani.
Biaya yang dikeluarkan untuk membeli pakan juga cukup tinggi. Terlebih saat musim kemarau seperti sekarang, pakan sulit harganya juga mahal. Mulanya ia menanam rumput odot sebagai pakan hijau sapi atau kambing. Kemudian setahun terakhir dirinya menanam rumput jenis Hibrida Napier Pakchong.
Beberapa keunggulan tanaman ini diantaranya tidak berbunga, tidak berbulu (glugut), produktivitas tinggi (genjah), kandungan gizi protein bisa sampai 17 persen uji lab, dan tinggi bisa mencapai 4 meter.
Kalkulasi produktivitas Kalanjana atau Odot memiliki kapasitas produksi 350 ton per hektar per tahun, sedangkan Pakchong bisa mencapai 1500 ton per hektar per tahun. Tentu sangat menjanjikan dan masyarakat perlu pusing dalam pemenuhan pakan ternak.
“Dari ukuran saja sudah tampak, rumput Pakchong bisa setinggi 4 meter, batang rumput bagian bawah tetap empuk, tidak keras seperti Kalanjana, jadi hewan tetap mau untuk makan,” kata Satrio Aji.
Menurutnya, jika para petani Gunungkidul mau untuk membudidayakannya bisa menjadi alternatif pengganti Kalanjana dan Odot, sehingga masalah pakan hijauan berbiaya tinggi yang rutin harus dihadapi oleh para peternak dimusim kemarau, sedikit banyak bisa di atasi.
Sejak tahun lalu dirinya mulai mengembangkan tanaman ini. Ia mengeluarkan modal 2 juta lebih untuk membeli bibit rumput Pakchong berupa stek batang dari sebuah PT di Bandung Jawa Barat. Saat ini dirinya memiliki 4 lokasi khusus untuk pengembangan rumput jenis Pakchong ini.
Dari satu batang Pakchong, oleh Aji di potong potong menjadi sepuluh stek batang, per potong Dia hargai 500 rupiah. Belakangan ini, petani sudah ada yang mengenal Pakchong dan mulai melirik untuk pengembangan. Selain memenuhi kebutuhan sendiri dia juga melayani petani lain.
“Lumayan menjanjikan dari segi keuntungan, kemudian untuk ternak juga bagus,” ujarnya.
-
Politik1 hari yang lalu
Sutradara TV Swasta Masuk Deretan Nama Bursa Pilkada Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Mandat PAN Turun, Mahmud Ardi Widanta Kembali Maju di Pilkada Gunungkidul
-
Peristiwa5 hari yang lalu
Kecelakaan Hebat di Jalan Baron, Dua Orang Tak Sadarkan Diri
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Lantik 5 Pejabat Pimpinan dan Rotasi Puluhan Pegawai
-
Pariwisata1 minggu yang lalu
Drini Park, Destinasi Wisata Anyar Yang Suguhkan Keindahan Kawasan Pesisir Selatan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mesum di Sekolah, Dua Guru SD Dipecat
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Dua Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Jalan Jogja-Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tenggelam di Sungai Oya, Pelajar Ditemukan Meninggal Dunia
-
Sosial2 minggu yang lalu
Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Lebaran Hari Ini
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Sunaryanta Gelar Pertemuan dengan Petinggi Gerindra, Bahas Pilkada ?
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puncak Arus Mudik Diperkirakan 9 April, Sejumlah Jalur Alternatif Disiapkan