fbpx
Connect with us

Sosial

Mesin Tanam Modern Diperkenalkan Kepada Petani Patuk, Bercocok Tanam Jadi Makin Mudah

Diterbitkan

pada

BDG

Patuk,(pidjar.com)–Balai Penelitian Tanaman Pangan (BPTP) Yogyakarta memperkenalkan teknologi pertanian modern kepada sejumlah petani di Desa Pengkol, Kecamatan Patuk. Selain penggunaan benih padi varietas unggul, turut dikenalkan pula mesin tanam modern. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi penggunaan tenaga manusia yang dirasa tidak efektif lantaran membutuhkan waktu yang lama serta tenaga yang banyak. Melalui pemanfaatan teknologi semacam ini, diharapkan produktifitas pertanian bisa dimaksimalkan dan berdampak kepada kesejahteraan petani.

Kepala BPTP Yogyakarta Joko Pramono menjelaskan, mesin tanam ini sendiri diperkenalkan kepada para petani untuk mempermudah cara bertani masyarakat. Selain itu, penggunaan mesin ini tergolong lebih cepat dari penggunaan tenaga manusia.

”Model tanam menggunakan mesin ini merupakan upaya untuk antisipasi tenaga kerja tanam,” kata Joko, Jumat (05/04/2019).

Ia mengatakan, selain penerapan teknologi mesin, pihaknya kali ini juga menghimbau para petani untuk menggunakan cara tanam jajar legowo super. Di mana metode ini bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tanaman padi.

“Jajar legowo sendiri bertujuan agar memunculkan border efek yaitu tanaman tepi biasanya lebih tinggi di pematang. Diharapkan dengan jajar legowo ini padi seperti tanaman tepi yaitu lebih tinggi,” kata dia.

Tak hanya itu, kali ini BPTP juga memberikan benih varietas unggul yang mampu tahan terhadap kering atau tidak begitu bergantung terhadap air hujan. Benih tersebut juga telah dioplah sedemikian rupa sehingga memiliki pertumbuhan yang cepat usai ditanam.

Berita Lainnya  Depresi Terlilit Hutang, Supadi Pilih Gantung Diri

“Benih kita sudah terkandung pupuk hayati jadi benihnya dalam pertumbuhan terhindar dari hama,” ucap dia.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto menuturkan, perkenalan teknologi ini bertujuan untuk regenerasi petani di Gunungkidul. Pihaknya juga berupaya untuk menciptakan petani dari kaum milenial yang saat ini enggan terjun ke pertanian.

“Teknologi ini muncul untuk menghapus pandangan tentang bertani yang sebelumnya dikenal panas-panas, lumpur, kotor. Sekarang dengan adanya teknologi, kaum milenial harus mau turun ke bidang pertanian karena menguntungkan. Kalau tidak mau kotor, jadilah konseptor,” ujar Bambang.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler