Sosial
Mesin Tanam Modern Diperkenalkan Kepada Petani Patuk, Bercocok Tanam Jadi Makin Mudah


Patuk,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Balai Penelitian Tanaman Pangan (BPTP) Yogyakarta memperkenalkan teknologi pertanian modern kepada sejumlah petani di Desa Pengkol, Kecamatan Patuk. Selain penggunaan benih padi varietas unggul, turut dikenalkan pula mesin tanam modern. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi penggunaan tenaga manusia yang dirasa tidak efektif lantaran membutuhkan waktu yang lama serta tenaga yang banyak. Melalui pemanfaatan teknologi semacam ini, diharapkan produktifitas pertanian bisa dimaksimalkan dan berdampak kepada kesejahteraan petani.
Kepala BPTP Yogyakarta Joko Pramono menjelaskan, mesin tanam ini sendiri diperkenalkan kepada para petani untuk mempermudah cara bertani masyarakat. Selain itu, penggunaan mesin ini tergolong lebih cepat dari penggunaan tenaga manusia.
”Model tanam menggunakan mesin ini merupakan upaya untuk antisipasi tenaga kerja tanam,” kata Joko, Jumat (05/04/2019).
Ia mengatakan, selain penerapan teknologi mesin, pihaknya kali ini juga menghimbau para petani untuk menggunakan cara tanam jajar legowo super. Di mana metode ini bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tanaman padi.
“Jajar legowo sendiri bertujuan agar memunculkan border efek yaitu tanaman tepi biasanya lebih tinggi di pematang. Diharapkan dengan jajar legowo ini padi seperti tanaman tepi yaitu lebih tinggi,” kata dia.
Tak hanya itu, kali ini BPTP juga memberikan benih varietas unggul yang mampu tahan terhadap kering atau tidak begitu bergantung terhadap air hujan. Benih tersebut juga telah dioplah sedemikian rupa sehingga memiliki pertumbuhan yang cepat usai ditanam.
“Benih kita sudah terkandung pupuk hayati jadi benihnya dalam pertumbuhan terhindar dari hama,” ucap dia.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto menuturkan, perkenalan teknologi ini bertujuan untuk regenerasi petani di Gunungkidul. Pihaknya juga berupaya untuk menciptakan petani dari kaum milenial yang saat ini enggan terjun ke pertanian.
“Teknologi ini muncul untuk menghapus pandangan tentang bertani yang sebelumnya dikenal panas-panas, lumpur, kotor. Sekarang dengan adanya teknologi, kaum milenial harus mau turun ke bidang pertanian karena menguntungkan. Kalau tidak mau kotor, jadilah konseptor,” ujar Bambang.
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
Sosial2 minggu yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
event2 minggu yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
Budaya2 minggu yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
musik2 minggu yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Info Ringan1 minggu yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya
-
seni4 hari yang lalu
Asmatpro Tampilkan Showcase di Jogja Fashion Trend 2025
-
Uncategorized4 hari yang lalu
Komitmen Dukung Kopi Lokal, KAI Daop 6 Yogyakarta Bagikan 750 Gelas Kopi Gratis ke Penumpang
-
event2 hari yang lalu
Lewati Rute 6 Candi, Belasan Negara Bakal Ramaikan Sleman Temple Run 2025
-
Pendidikan2 hari yang lalu
UMY Punya Lapangan Sepak Bola Berstandar FIFA, Siap Lahirkan Atlet Muda
-
Sosial24 jam yang lalu
Kalijawi Disetujui Pemerintah Realisasikan Perumahan Gotong Royong Berbasis Koperasi, Kampung Notoyudan Akan Jadi Percontohan
-
bisnis2 hari yang lalu
Gandeng ATSIRI Rayakan Satu Dekade, Kopi Tuku Hadirkan Aroma dan Rasa