Uncategorized
Nyaris 1000 Kasus Demam Berdarah Setahun Terakhir, 4 Orang Meninggal Dunia






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Sebanyak 970 warga di Gunungkidul menjadi korban demam berdarah pada tahun 2020 lalu. Dari jumlah tersebut, 4 orang diantaranya dinyatakan meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty menjelaskan, pada tahun 2020, puncak penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegepty tersebut terjadi pada bulan Maret 2020. Di mana pada bulan tersebut terdapat 269 penderita dengan 2 korban diantaranya meninggal dunia.
“Ini menjadi keprihatinan kita bersama karena kasus demam berdarah pada tahun 2020 cukup tinggi,” papar Dewi, Rabu (06/01/2021).
Dikatakan Dewi, virus yang dibawa nyamuk namun dapat mematikan manusia ini sangat cepat berkembang biak melalui tumpukan sampah serta genangan air. Bahkan jentik-jentik dari telur nyamuk jenis ini bisa membawa virus yang sama.
“Puncak dari keberadaan nyamuk demam berdarah biasanya ada pada bulan Desember dan Januari. Tapi pada bulan Desember kemarin jumlah kasus justru menurun menjadi 9 kasus saja. Tapi di bulan Januari ini kita harus tetap waspada,” ucap dia.







Lebih lanjut Dewi mengatakan, berkaitan dengan penanganan demam berdarah, masing-masing Puskesmas di setiap wilayah telah mengkoordinir warga untuk membuat gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M plus. Langkah 3M yang bisa dilakukan masyarakat yakni Menguras, Menutup air dan Mendaur ulang sampah. Ia sendiri menghimbau masyarakat untuk melakukan pengurasan bak mandi minimal satu kali dalam satu minggu.
“Kemudian untuk barang bekas yang sudah tidak terpakai ada baiknya dipilah mana yang bisa disimpan dan didaur ulang. Karena kalau dibiarkan berceceran bisa di musim hujan seperti ini banyak genangan yang akan menjadi lokasi berkembang biak nyamuk,” bebernya.
Kemudian untuk kegiatan plus dari PGN yakni menaburkan bubuk abatisasi. Penaburan bubuk abatisasu di bak genangan air agar jentik-jentik nyamuk demam berdarah mati.
“Ini yang paling ampuh untuk membasmi jentik,” pungkas dia.