fbpx
Connect with us

Pariwisata

Obyek Wisata Tutup, Pengusaha Jasa Wisata Tiarap

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Program Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dipastikan akan dilakukan pada 3 hingga 20 Juli mendatang. Tentu hal tersebut membuat dunia pariwisata kembali tiarap lantaran sebagian besar bidang ini cukup berdampak pada ekonomi masyarakat tertentu.

Ketua Dewan Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gunungkidul, Sunyata mengaku tidak bisa berbuat banyak kaitannya dengan keputusan pemerintah yang menutup seluruh obyek wisata di Gunungkidul 17 hari kedepan. Kendati demikian, ia mengaku dampak yang akan terjadi di industri pariwisata cukup besar.

“Kalau itu dirasa paling baik, ya kami terima saja,” ungkap Sunyata, Jumat (02/07/2021).

Sunyata menambahkan, rekan sejawatnya sesama pengusaha hotel dan restoran terutama di wilayah pantai selatan rugi cukup signifikan. Tentu saja karena mereka kehilangan tamu karena aturan penutupan tersebut.

Berita Lainnya  Menikmati Pesona Baron Techno Park, Wisata Edukasi Yang Komplit di Pesisir Selatan

“Saya saja yang rumah makan sudah ada satu yang cancel rombongan satu bus dari Pacitan,” jelas Sunyata.

Kendati ada penutupan di sejumlah lokasi wisata, rumah makannya sendiri akan tetap buka. Hanya saja pihaknya hanya akan melayani pesan antar.

“Sesuai arahan presiden tetap buka tapi hanya melayani pesan antar atau tidak makan di tempat,” tukas dia.

Sementara itu, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Cabang Gunungkidul, Sukriyanto menilai keputisan pemerintah untuk menutup lokasi wisata sudah paling tepat. Hal ini dilihat dari angka sebaran covid19 yang tak kunjung ada titik temunya. Namun ia juga tak menampik ada dampak cukup besar terhadap pemasukan para pengelola obyek wisata maupun desa wisata.

Berita Lainnya  Enam Spot Selfie Keren di Gunungkidul

“Apalagi yang mengandalkan pemasukan dari obyek wisata ini jadi pemasukan satu-satunya mereka kehilangan pekerjaan,” jelas Sukri.

Ia secara pribadi sebagai pengelola desa wisata juga tak bisa berbuat banyak. Ia akan merumahkan karyawannya.

“Kalau saya ya kembali ke pertanian pekerjaan saya sebelum mengelola desa wisata,” tandas Sukri.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler