fbpx
Connect with us

Sosial

Ombak Pantai Selatan Jadi Momok Menakutkan, 8 Orang Meninggal, 2 Belum Ditemukan

Diterbitkan

pada

BDG

Tanjungsari,(pidjar.com)–Dibalik keindahan dan pesona pantai di Gunungkidul, ternyata menyimpan petaka yang dapat datang kapan saja. Pasalnya dalam kurun waktu hampir satu tahun ini, terdapat sekitar puluhan kejadian laka laut. Bahkan 8 orang diantaranya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa lagi.

Informasi yang berhasil dihimpun pidjar.com dari SAR Sat Linmas Wilayah I dan II, pantai selatan Gunungkidul telah mengalami sebanyak 85 kasus kecelakaan laut yang terjadi pada periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 ini. Kejadian tersebut paling sering terjadi di wilayah II.

Ketua SAR Sat Linmas Wilayah II Marjono mengatakan, di wilayahnya sendiri telah terjadi sekitar 70 kasus kecelakaan laut dengan total korban berjumlah 90 orang. Jumlah ini meningkat dibanding tahun lalu dimana ada 118 korban dalam 78 kejadian.

"Dari jumlah tersebut, tiga orang meninggal dunia dan satu yang sampai saat ini belum kita temukan," ujar Marjono, Jumat (29/12/2017).

Disinggung mengenai lokasi paling berbahaya, Marjono menyebutkan bahwa ada dua pantai yang paling berbahaya, yakni Baron dan Drini. Hal itu disebabkan pesona alam yang indah sehingga membuat wisatawan kadang lalai terhadap keselamatannya.

Berita Lainnya  Pemerintah Terus Gelontor Alat Mesin Pertanian, Dinas: Jangan Sampai Mangkrak

"Kadang mereka abai dengan himbauan dari tim SAR. Mereka baru sadar dan paham bahwa himbauan dari kami itu untuk keselamatan mereka ketika mereka jadi korban," terang dia.

Terpisah, Koordinator SAR Sat Linmas Wilayah I, Sunu Handoko mengatakan, di wilayahnya terdapat 15 kejadian laka laut dan 5 orang diantaranya meninggal dunia. Namun demikian, Sunu mengaku bahwa kelima orang yang meninggal dunia itu lantaran belum adanya tim penyelamat yang ada di sekitar lokasi kejadian.

"Jika kecelakaan laut itu terjadi di wilayah dekat dengan pantauan petugas SAR, kami optimis mampu melakukan penyelamatan. Hal itu berdasarkan data yang kami pegang," ujarnya.

Adapun laka laut dengan korban meninggal yang terjadi di wilayahnya, lanjut Sunu, bukan dalam pantauan timnya. Dua korban meninggal merupakan pengunjung yang sedang camping di Pantai Sedahan, dimana akses menuju pantai tersebut baru bisa ditempuh dengan berjalan kaki dan memang belum ada SAR disana. Sedangkan 2 orang lainnya adalah pemancing, dimana mereka berada di tebing yang jangkauannya jauh dari pantai apalagi dari pos SAR. Sedangkan satu korban lagi hilang lantaran mancing di tebing-tebing.

"Sementara 22 orang yang selamat adalah pengunjung karena jangkauannya masih terpantau tim SAR. Intinya laka pengunjung yang di pantai dalam pantauan kami itu belum pernah ada yang sampai meninggal. Semuanya selamat," tegas dia.

Berita Lainnya  Full Gotong Royong dan Bahkan Sumbangkan Tanah, Warga Kedung Bangun Jalan Yang Sambungkan 2 Kecamatan

Semua Korban Meninggal di Pantai Adalah Laki-laki

Seperti halnya misteri yang belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Entah kebetulan atau memang garis kehidupan, korban laka laut meninggal dunia adalah laki-laki.

"Kalau di wilayah kita ini 3 orang yang meninggal itu semua laki-laki. Entah ada apa disini namun korbannya selalu laki-laki," imbuh Marjono.

Begitupun yang terjadi di wilayah I. Dijelaskan oleh Sunu, pemancing hilang yang telah dinyatakan meninggal dunia yakni berjenis kelamin laki-laki.

Kedua punggawa SAR di pantai selatan tersebut pun tidak bisa menjelaskan alasan kebanyakan korban laki-laki. Namun tanpa mengabaikan keamanan, pihak SAR menghimbau kepada seluruh wisatawan baik perempuan maupun laki-laki agar selalu berhati-hati saat bermain di wilayah pantai selatan.

Berita Lainnya  Pemerataan, BPBD Minta Pihak Ketiga Pemberi Bantuan Air Bersih Lakukan Koordinasi

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler