Pemerintahan
Paradigma Baru Untuk Perpustakaan-perpustakaan di Gunungkidul


Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Guna memaksimalkan peran perpustakaan desa dalam meningkatkan literasi masyarakat, Dinas Perpustakaan dan Kearifan Gunungkidul mendorong agar perpustakaan desa bertranformasi menjadi perpustakaan yang berbasis inklusi sosial.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gunungkidul, Kisworo, mengatakan perpustakaan pada saat ini tidak hanya sekedar tempat menyimpan dan mengembalikan buku. Namun juga perpustakaan dapat dioptimalkan sebagai sarana berkegiatan masyarakat seperti beroperasi dengan berbasis teknologi informatika. Menurutnya, agar perpustakaan dapat melaksanakan pelayanan yang optimal perlu adanya pengembangan perpustakaan dengan konsep Transformasi Perpustakaan Desa Berbasis Inklusi Sosial di seluruh Perpustakaan Desa di Gunungkidul.
“Paradigma baru bahwa perpustakaan tidak hanya sekedar untuk membaca, melainkan bisa juga digunakan untuk kebutuhan masyarakat misalnya pelatihan-pelatihan,” kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gunungkidul, Kisworo, Jumat (27/01/2023).
Adapun pada tahun ini pihaknya akan mendampingi lima perpustakaan desa di Girisuko, Bunder, Plembutan, Ngeposari, dan Jerukwudel. Dirinya berharap agar konsep baru ini dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh setiap lapisan masyarakat di wilayah perpustakaan desa setempat.
“Kalau sampai tahun 2022 ada 45 perpustakaan desa yang sudah didampingi, tahun ini bertambah lima perpustakaan desa,” imbuhnya.
Selain itu, untuk menarik minat literasi kaum muda pihaknya berupaya meningkatkan perpustakaan elektronik milik Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Menurutnya, tantangan terbesar dalam meningkatkan literasi di zaman serba digital seperti saat ini ialah mengubah kebiasaan dari pembaca konvensional menuju ke pembaca digital.
“Kami sudah menambah koleksi buku di e-pusda, kita juga berusaha menggencarkan sosialisasi di sekolah,” ucap Kisworo.
Dalam beberapa tahun terakhir menurutnya indeks literasi masyarakat Gunungkidul sudah cukup baik. Hal itu ditunjukkan dengan tingginya minat kunjungan ke perpustakaan yang tinggi yang mencapai 48.000 orang per tahun.
“Untuk minat baca memang tantangan bersama, supaya kunjungan ke perpustakaan banyak maka paradigmanya diubah,” pungkasnya.
-
Uncategorized2 hari yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event2 hari yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik2 hari yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Sosial22 jam yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Budaya2 hari yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara