Sosial
Pasar Playen Jadi Percontohan Pasar Tradisional Satu Atap






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pemeintah Kabupaten Gunungkidul berupaya melindungi keberadaan pasar tradisional agar selalu eksis. Sejumlah pasar pun digelontor dana miliaran rupaih untuk revitalisasi demi tampilan lebih baik. Selain itu, pemerintah juga menerapkan konsep anyar yang disebut model satu atap.
Kepala Bidang Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunungkidul, Ari Setiawan mengatakan, konsep pembangunan pasar dengan model satu lebih simple, dan rapi berkaitan penataan pedagang. Sehingga aktifitas jual beli terpusat dalam satu titik, tidak berpencar seperti pada umumnya pasar tradisional di Gunungkidul.
“Model ini akan kami terapkan di Pasar Playen. Pasar Playen akan menjadi percontohan agar tetap eksis,” ujarnya, Kamis (18/10/2018).
Ia mengatakan, dalam pembangunan Pasar Playen sendiri pemerintah menganggarkan sekitar Rp 6 miliar rupiah. Saat ini proses pembangunan di pasar tersebut akan memasuki tahap ke dua.
“Tahap pertama sudah selesai 100 persen. Tahap kedua mulai digarap tahun depan dengan anggaran Rp 4,5 miliar,” kata Ari.







Nantinya di pasar dengan total luas mencapai 5559 meter persegi itu akan dihuni oleh 40 orang pedagang. Di sela proses pembangunan, sementara waktu pedagang menempati pasar darurat di wilayah Desa Playen 1. Lokasinya sekitar 500 meter ke arah timur.
“Jika pasar baru sudah selesai, para pedagang pindah menempati lokasi baru dengan konsep pasar satu atap tersebut,” terangnya.
Menurut Ari, revitalisasi pasar tradisional dinilai sangat strategis untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional. Sebab saat ini munculnya ritail modern, mengancam keberadaan pasar tradisional. Pusat perbelanjaan di berbagai wilayah perkotaan menjadi kekhawatiran tersendiri.
“Pemerintah melakukan revitalisasi untuk membangkitkan dan menggerakan kembali eksistensi sekaligus mempoposikan pasar tradisional dengan konsep belanja satu atap. Tentunya yang aman, nyaman, bersih, dan ekonomis bagi pembeli maupun pedagang,” ungkapnya.
Lebih jauh dikatakan, wilayahnya memiliki sebanyak 38 pasar negeri, tersebar di sejumlah kecamatan kecuali wilayah Kecamatan Patuk. Pasar yang direvitalisasi, selain Pasar Playen di Desa Ngawu, Kecamatan Playen, juga Pasar Mentel, Desa Hargosari, Kecamatan Tanjungsari, Pasar Bedoyo, di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong dan Pasar Hargomulyo, Kecamatan Gedangsari.
“Pasar tersebut nantinya diharapkan mampu menghidupkan usaha mikro kecil menengah, dan bisa bersaing dengan pasar modern,” ujarnya.
Ia berpendapat, jika pasar tradisional yang dikelola dengan baik akan mampu meningkatkan kesejahteraan pelaku UMKM. Hal itu dapat dilihat dari tidak adanya satupun pedagang yang mengundurkan diri. Oleh sebab itu, pihaknya terus menginventarisir pasar untuk menentukan langkah kedepan terkait perkembangan.
“Anggaran revitalisasi pasar tahun ini sebesar Rp 51,39 miliar,” kata Ari.
Sementara itu, Ketua DPRD Gunungkidul Dhemas Kursiswanto dalam sambungan telepon mengatakan, pihaknya akan ikut mendorong pemkab untuk berani dalam mendongkrak eksistensi pasar tradisional. Ia beranggapan bahwa anggaran dari pusat cukup banyak itu tinggal bagaimana pemerintah daerah menindaklanjuti.
“Program Presiden Jokowi kan jelas terkait dengan exsistensi pasar tradisional,” kata Dhemas.(kelvian)