Pemerintahan
Pendidikan Berbasis Budaya Mulai Dikembangkan di Gunungkidul


Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pendidikan berbasis budaya memiliki peran penting untuk memenuhi standar nasional pendidikan berdasar nilai-nilai budaya luhur. Hal ini tertuang dalam peraturan daerah yaitu Perda DIY Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Budaya.
Konsep ini nantinya akan diterapkan di sekolah-sekolah di DIY dalam mewujudkan visi pembangunan DIY tahun 2025 sebagai pusat pendidikan, budaya, dan tujuan pariwisata terkemuka di Asia Tenggara. Sehingga nila-nilai budaya luhur yang ditanamkan ke peserta didik, bisa mewujudkan terbentuknya karakter bangsa.
Konsep pendidikan berbasis budaya tersebut kini mulai dikembangkan di Kabupaten Gunungkidul. Dengan pendidikan ini diharapkan anak tidak hanya mendapatkan layanan pendidikan dari sisi prestasi akademik saja, melainkan juga tentang pendidikan karakter.
Tercatat saat ini di Gunungkidul sudah terdapat dua sekolah yang merintis sistem tersebut. Nantinya di sekolah budaya, akan ada muatan lokal yang mempelajari tentang lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya, serta kebutuhan pembangunan daerah setempat.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Bahron Rosyid mengatakan saat ini terdapat satu sekolah formal yang berbasis budaya. Bahkan sudah ada 1 kelas budaya di sekolahan tersebut.
"Ada 1 kelas budaya di SMA N Karangmojo. Sekolah itu juga sudah berbasis budaya," kata Bahron, Jumat (12/01/2018).
Selain itu, SMA N 2 Playen pun saat ini telah ditunjuk sebagai Pusat Pengembangan Minat dan Bakat Istimewa (PPMBI). Disitu nantinya siswa dapat mengembangkan bakat yang dimiliki guna bekal hidup lebih baik.
"Khususnya budaya dan seni, Gunungkidul kan gudangnya. Maka dengan adanya kelas seni budaya tersebut, anak yang memiliki minat bakat di bidang itu, bisa difasilitasi untuk dikembangkan," imbuh Bahron.
Ia akui, pendidikan berbasis budaya ini sangat penting bagi peserta didik. Sehingga nantinya potensi yang ada bisa memberikan integritas karakter pada siswa. Selain itu, siswa pun tidak hanya pandai dalam teori-teori akademik saja, namun juga menjadi pribadi yang beradab.
Terpisah, Waka Humas SMA N 2 Playen, Damar Pamungkas mengatakan, saat ini pihaknya secara khusus memang belum membuka kelas budaya. Namun ia mengatakan bahwa sekolahnya sudah mulai menerapkan berbasis budaya.
"Kalau kelas khusus belum ada. Tapi kita sudah berbasis budaya," imbuh dia.
Damar juga mengaku bahwa sejak beberapa waktu lalu SMA N 2 Playen telah ditunjuk sebagai PPMBI. Artinya, siswa pelajar tingkat menengah lainnya bisa berlatih dan berkumpul sekolahnya.
"Disini tempat berlatih dan berkumpul anak-anak SMA. Tidak hanya pelajar sini aja, tapi dari sekolah lain juga diarahkan kesini," imbuh dia.
Selain ditunjuk sebagai PPMBI, SMAN 2 Playen atau biasa disebut SMA Dupay ini juga menyediakan beberapa guru pembimbing. Selain itu alat-alat juga tersedia di laboratorium khusus kesenian.
"Ada tiga pembimbing, baik itu musik tari maupun rupa. Alat gamelan juga ada," pungkas dia.
-
Sosial6 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event1 minggu yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik1 minggu yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya1 minggu yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan4 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya