Pendidikan
Penerapan Program Merdeka Belajar, Upaya Menggali Potensi Siswa Secara Maksimal






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gunungkidul mendorong guru di semua jenjang pendidikan untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran. Terobosan ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan atau pembelajaran yang maksimal dan di sisi lain juga mendorong pelajar agar lebih berprestasi.
Kepala Disdikpora Gunungkidul, Bahron Rosyid menjelaskan, inovasi dalam pembelajaran ini merupakan implementasi dari program merdeka belajar. Di mana dalam penerapannya, pembelajaran di sekolah menggunakan teknologi informatika. Sehingga dalam prosesnya, kegiatan belajar mengajar menjadi lebih mudah. Berkembangnya teknologi dan jaman memang mendorong semua unsur untuk menerapkan teknologi dan informatika dalam setiap kegiatannya.
Program ini memberikan keleluasaan kepada guru untuk mengevaluasi anak. Juga untuk mengembangkan potensi dari masing-masing pelajar serta juga memudahkan dalam menangkap materi yang disampaikan oleh guru.
“Sebagai salah satu upaya pemerintah memberikan keleluasaan dan mendorong pelajar untuk berinovasi,” kata Bahron Rosyid, Rabu (11/03/2020).
Menurutnya, anak-anak pada umumnya sudah sangat terbiasa memainkan android maupun alat jenis lainnya seperti laptop dan komputer. Dengan demikian, penerapan program baru ini bukanlah suatu hambatan, karena anak sudah paham dalam pengoperasian perangkat elektronik.







Ia berharap, ke depan, konsep baru dari Mendikbud tersebut bisa dicoba lantas kemudian diterapkan di semua sekolah dan semua tingkatan. Pola ini juga diharapkan tidak ada lagi keraguan guru dalam mengembangkan potensi didik yang dimiliki.
“Justru ada inovasi yang mulai ditunjukkan. Mereka bisa bebas mengeksplorasi apa yang mereka kehendaki, tapi itu juga tetap dalam pantauan guru maupun orang tua,”tambahnya.
Penerapan metode ini para pelajar tidak akan terkungkung oleh materi dan mereka bisa memilih potensi apa yang akan dikembangkan. Disadari bahwa setiap anak memiliki talenta yang berbeda-beda.
“Sebenarnya, pada 2015 kami sudah memulai dan baru intens di 2017. Kebetulan gayung bersambut ada program datang di tengah semangat untuk belajar. Sudah lebih dari 50 sekolah mengembangkan model merdeka belajar, baik di SD maupun SMP,”ujar dia.
Saat disinggung mengenai kendala, Bahron mengatakan terdapat keterbatasan alat atau sarana dan prasarana. Namun demikian, untuk sekolah negeri sendiri seiring dengan perhatian lebih yang diberikan oleh pemerintah, juga telah mampu mengikuti perkembangan yang ada.
Sarana prasarana yang ada pun juga perlahan mulai terpenuhi dengan baik. Terlebih ketersediaan komputer dan piranti lainnya mulai memadahi untuk menunjang pembelajaran dengan metode baru itu.
Sementara itu Kepala Bidang TK SD Disdikpora Gunungkidul, Sumarto memaparkan, saat ini sudah ada lima sekolah yang menerapkan program Merdeka Belajar. Kelimanya yakni SMP Negeri Karangmojo, SD Negeri 1 Wonosari, SMA Negeri 1 Playen dan SD Negeri 1 Mulusan serta SD Negeri Pampang II, Paliyan.
Program ini disebutnya akan memudahkan siswa mendapatkan materi pelajaran bahkan meski siswa tersebut izin tidak masuk sekolah. Siswa dapat mengakses sendiri materi pelajaran karena sudah diberi akses masuk jaringan.
“Jadi pendeknya, dari luar kelas sekalipun anak-anak tetap bisa belajar. Anak-anak juga telah diberikan akun untuk log in,” paparnya.