Sosial
Peran Sentral Penyuluh Pertanian, Edukasi Petani Gunungkidul Yang Tradisional Menjadi Petani Milenial






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong penyuluh pertanian di daerah dalam berinovasi dan meningkatkan kapasitas mereka. Hal ini sendiri sangat sentral agar nantinya penyuluh pertanian bisa mendorong kelompok tani binaan mereka untuk dapat meningkatkan produktifitas dan kemampuan. Di Gunungkidul, para penyuluh sudah mulai melakukan sejumlah inovasi dalam bercocok tanam yang kemudian diterapkan oleh para petani.
Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gunungkidul, Eko Rustanto memaparkan, keberadaan penyuluh pertanian di era seperti sekarang ini sangatlah dibutuhkan. Terlebih mereka yang memiliki pengetahuan, gagasan dan inovasi dalam bercocok tanam. Di era yang serba canggih ini, perlu adanya pembaharuan mengenai sistem bercocok taman di Gunungkidul.
“Jadi penyuluh pertanian tidak hanya melakukan pengecekan dan pendampingan saja, tapi perlu adanya inovasi yang diberikan untuk mempermudah dan meningkatkan hasil pertanian,” terang Eko Rustanto, Selasa (10/12/2019).
Inovasi menurut Eko sangatlah dibutuhkan, terlebih selama ini para petani Gunungkidul masih menggunakan cara tradisional dalam bercocok tanaman maupun menghitung musim tanam pertama. Padahal, dengan berkembangnya jaman seperti sekarang ini, patut menyesuaikan dengan teknologi yanng berkembang tentunya. Tugas dari penyuluh pertanian lah yang meberikan edukasi dan mendorong para petani untuk berinovasi.
Pihaknya mengapresiasi atas sejumlah inovasi yang telah digagas oleh para penyuluh pertanian. Dengan demikian, diharapkan produktifitas dari sektor pertanian dapat lebih meningkat. Sehingga kemudian, kesejahteraan masyarakat Gunungkidul dapat lebih terangkat dan menjadi sebuah daerah yang memiliki kekuatan dalam sektor pertanian.







“Tahun ini, Pemkab Gunungkidul membuka formasi CPNS untuk penyuluh pertanian. Harapannya mereka yang lolos memiliki pandangan dan terobosan baru dalam bertani. Sehingga dapat meningkatkan produktifitas di lahan yang kriterianya kering seperti di Gunungkidul ini. Sumber daya manusia yang dimiliki bisa dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan penyuluh yang baru,” tambahnya.
Kepala Seksi Ketenagaan, Sumber Daya Manusia dan Penyuluhan, Bidang Penyuluhan, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Wibowo menambahkan, keberadaan penyuluh pertanian memang sangat sentral. Dengan tugas memberikan arahan dalam bertani dan menerapkan terobosan yang dimiliki, peran mereka bisa sangat sentral dalam pengembangan sektor pertanian. Di Gunungkidul sendiri, para penyuluh pertanian masing-masing memiliki keahlian dan inovasi.
“Ada 62 penyuluh pertanian PNS dan 27 tenaga harian lepas di 144 desa di Gunungkidul,” kata Wibowo.
Dalam peningkatan kapasitas yang dilakukan, selama ini para penyuluh pertanian sudah berhasil melakukan inovasi yang kemudian diujicobakan pada petani. Mulai dari pengaturan air dengan sistim tetes, teknik penanaman ubi kayu dengan meningkatkan nilai tambah, teknik tanam jajar legowo menggunakan Atabela dan teknik pengendalian hama sistem hayati.
“Ada beragam inovasi yang mulai bermunculan. Artinya upaya peningkatan kapasitas terus dilakukan sehingga dapat mengimbangi perkembangan jaman dan daerah,” pungkas dia.