fbpx
Connect with us

Sosial

Peringatan Nuzulul Quran di Gunungkidul, Kebersamaan Dalam Keberagaman

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Peringatan Nuzulul Qur’an diharapkan menjadi pemersatu antar elemen masyarakat di Kabupaten Gunungkidul. Terlebih, peringatan Nuzulul Qur’an tahun ini bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Sehingga segala bentuk kerenggangan dampak pesta demokrasi dapat dipererat kembali.

Kepala Kementrian Agama Kabupaten Gunungkidul, Aidi Johansyah dalam peringatan Nuzulul Qur’an dan Hari Kebangkitan Nasional di Bangsal Sewoko Projo mengatakan, Nuzulul Quran kali ini mengangkat tema kebersamaan dalam keberagaman yang menjadi satu diantara hikmah diturunkannya Al-Quran di muka bumi. Sehingga kerukunan antar umat merupakan hal yang sangat mendasar untuk dilakukan.

“Selain pengajian Nuzulul Quran kali ini juga abertepatan dengan hari kebangkitan nasional, dengan tema tersebut sangatlah pas kita mempersatukan kembali semua elemen masyarakat mulai dari masyarakat, hingga tokoh-tokoh agama. Karena beberapa waktu lalu saat pilpres dan pileg kita berbeda pilihan dan pendapat. Saatnya kini bersatu kembali,” ucap dia, Senin. (20/05/2019).

Lebih lanjut ia menjelaskan, Nuzulul Qur’an sendiri memiliki hikmah yang cukup mendalam menurutnya. Ia beranggapan, Nuzulul Quran sendiri adalah untuk menjalin persaudaraan. Dengan berpuasa seseorang dapat merasakan bagaimana saudaranya yang kelaparan.

“Jadi membangun kebersamaan dalam keberagaman adalah hikmah dari Nuzulul Quran, ketika kita berpuasa dan diajak berkelahipun kita harus menolaknya dan mengatakan bahwa kita sedang berpuasa. Dalam pengajian ini kami berkesempatan memberikan bantuan kepada anak yatim dan anak-anak berprestasi di tingkat madrasah,” ucapnya.

Aidi memberikan himbauan kepada masyarakat menjelang pengumuman KPU pada 22 Mei 2019. Menurutnya, semua pihak harus mampu ikhlas dan legowo terhadap hasil yang nantinya akan ditetapkan oleh KPU.

Berita Lainnya  Dua Perwira TNI Paling Gencar Sapa Masyarakat, Kalangan Militer Bakal Pimpin Gunungkidul?

“Kita berharap masyarakat untuk bersabar, serta berlapang dada apapun untuk apapun hasil dari Pemilu 2019, jangan sampai menimbulkan perpecahan putus tali persaudaraan. Kita jalin kembali setelah pemilu ini rasa kesatuan dan persatuan juga persaudaraan antar umat, serta kami harapkan tidak ada people power,” himbaunya.

Sementara itu Bupati Gunungkidul, Badingah, dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Ali Ridlo, mengatakan pada akhir-akhir ini tantangan kehidupan umat beragama di beberapa tempat di Indonesia semakin berat. Beragam kesalahpahaman dan fanatisme yang berlebihan telah menempatkan masyarakat di tengah-tengah pertikaian segelintir pihak.

“Sebagaimana kita ketahui bersama, akhir-akhir ini, masyarakat seperti lidi yang lepas dari tali pengikatnya sehingga ikut tercerai-berai. Ironisnya, dalam permasalahan seperti ini, agama sebagai sumber kedamaian justru dijadikan alasan untuk saling berkonfrontasi. Dengan melihat situasi seperti ini tentunya sebagai orang yang teguh pada tuntunan Al-Quran dan Sunnah Rasul, kita seharusnya benar-benar memahami dasar serta memegang konsekuensi dari tindakan kita. Jangan sampai kita berbuat sesuatu hanya atas dasar solidaritas atau rasa ewuh pakewuh semata,” ucapnya.

Badingah mengajak masyarakat Gunungkidul bersama-sama berinstrospeksi, sejauh mana peran dan upaya kita dalam pembangunan ini, untuk selanjutnya mengevaluasinya agar usaha kita ke depan lebih optimal, sekaligus saling mendoakan agar kita dapat memainkan peran masing-masing dalam menegakkan pembangunan secara lebih baik.

Berita Lainnya  Petani Gunungkidul Mulai Kembangkan Pupuk Kohe

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler