Budaya
Permainan Tradisional Gerit-gerit Lancung Masuk Warisan Budaya Gunungkidul





Wonosari,(pidjar.com)– Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menetapkan 44 Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Salah satunya adalah permainan tradisional dari Kalurahan Pundungsari, Kapanewon Semin bernama Gerit-gerit Lancung.
Penanggungjawab kajian warisan tak benda, Kundha Kabudayan Gunungkidul, Hadi Rismanto mengatakan, mainan tradisonal dari Kalurahan Pundungsari yang dikenal dengan Gerit-gerit Lancung ditetapkan oleh pemerintah sebagai warisan budaya. Adapun permainan ini dimainkan secara berkelompok layaknya Cublak-cublak Suweng.
“Cara bermainnya secara berkelompok dilakukan oleh ibu-ibu bukan anak-anak,” papar Hadi Rismanto, Senin (05/06/2023).
Syair yang mengiringi permainan tradisonal ini menceritakan bahwa zaman dulu para bapak-bapak dan pemuda yang telah menikah seringkali berjudi dalam segala acara, misalnya saat berkumpul dan memainkan kartu kemudian menerapkan taruhan.
“Sebagai bentuk sindirannya para ibu (istri) melakukan sebuah permainan tradisional yang syair pengiringnya juga tradisional dan menyindir suaminya,” ujar dia.





Permainan ini pun akhirnya sering dimainkan oleh para ibu-ibu di wilayah tersebut hingga menjadi sebuah kebiasaan. Namun seiring dengan perjalanan waktu permainan ini justru tergerus dan lama ditinggalkan, sehingga generasi milenial tidak mengenal dan tidak mengetahui permainan tradisional itu.
“Banyak yang belum mengetahui permainan jenis ini. Kami ingin mengenalkan pesan moralnya itu bagaimana, termasuk untuk melestarikan permainan tradisional yang tidak dikenal oleh generasi muda,” ujarnya.
Hadi menyebut bila di Kabupaten Gunungkidul ada beberapa pertunjukan, adat istiadat, hingga mainan tradisional yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda, diantaranya Rinding Gumbeng, Kethek Ogleng, Tayub, Kampung Pitu, Sadranan Logantung, Sadranan Alas Wonosadi, Sadranan Gunung Gentong, Cupu Panjolo, Madhilakiran Wonontoro, Rasulan, Upacara Adat Cing-cing Goling, Gumbregan, Babad Dalan Giring dan Sodo, serta Ngalangi.
“Ada 15 yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya,” pungkas Hadi.

-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Berduaan di Kamar Kost Hingga Open BO, Sejumlah Wanita Muda Digerebek Warga
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Laka Maut di Jalan Panggang Imogiri, Pemotor Meregang Nyawa
-
Sosial4 minggu yang lalu
Kisah Allin, Anak Guru PAUD Yang Terima Beasiswa Dari 7 Universitas Luar Negeri
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Laka Maut di Rongkop, Seorang Pelajar Tewas Usai Terlempar Sejauh 15 Meter di Jurang
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Banyak ASN dan Keluarga Mampu Masuk Daftar DTKS, Dinsos Gunungkidul Coret 30 Ribu Data
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Plesiran ke Obelix Sea View, Menikmati Sunset di Atas Tebing Pinggir Pantai Selatan Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Kisah Pilu Ratno, Pekerja Bangunan Yang Harus Kehilangan 2 Tangannya Karena Tersengat Listrik
-
Sosial5 hari yang lalu
Siswa Gunungkidul Yang Tak Malu Memulung Usai Pulang Sekolah Mendapat Perhatian Khalayak
-
Peristiwa3 hari yang lalu
Honda Jazz Terbakar di Jalan Sumarwi, Pemilik Merugi 100 Juta
-
Sosial2 minggu yang lalu
Menang Banding Usai Dipecat Karena Berselingkuh, Mantan ASN Minta Diaktifkan Bupati
-
Hukum1 minggu yang lalu
Tertangkap Basah Saat Beraksi Curi Kambing, Dua Pria Gunungkidul Babak Belur Diamuk Warga
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemerintah Gunungkidul Akan Buka Pendaftaran 439 Formasi PPPK