fbpx
Connect with us

Sosial

Permintaan Tetap Tinggi di Tengah Deraan Kasus Anthrax, Harga Sapi Terus Beranjak Naik

Diterbitkan

pada

BDG

Playen,(pidjar.com)–Adanya temuan kasus anthraks di Kabupaten Gunungkidul nampaknya tidak terlalu berpengaruh terhadap permintaan hewan kurban asal kota gaplek ini. Menjelang hari kurban pada 11 Agustus 2019 mendatang, permintaan hewan kurban saat ini semakin meningkat. Hal tersebut tentu berdampak pada kenaikan harga hewan kurban di pasaran.

Pantauan di pasar hewan Siyono, Kecamatan Playen yang selalu ramai pada hari Wage dalam pasaran jawa. Mendekati hari raya kurban, jumlah hewan yang beredar semakin banyak. Mulai dari sapi baik sapi lokal, sapi lemousin, sapi simental hingga berbagai jenis kambing dan domba banyak dibawa oleh para pedagang atau blantik.

Hewan ternak yang mereka bawa rata-rata berjenis kelamin jantan. Sebab saat ini banyak calon pembeli memburu hewan ternak untuk dijadikan kurban maupun untuk dijual lagi demi mencari keuntungan.

Berita Lainnya  Jadwal Libur Akhir Tahun Layanan SIM dan Samsat, Kepolisian Berikan Dispensasi Khusus

Seperti diungkapkan oleh salah seorang blantik, Sugimu. Kenaikan harga hewan kurban saat ini semakin terasa. Untuk sapi berukuran besar dihargai antara Rp 18 juta hingga Rp 20 juta. Untuk kambing yang layak untuk dijadikan kurban saat inu berkisar Rp 2 juta.

“Memang mulai merangkak naik, udah ada kenaikan harga menjelang kurban. Kemarin adik saya sudah mendapatkan pesanan 30 ekor sapi yang akan dibawa ke Jakarta,” kata dia, Kamis (18/07/2019).

Sapi dan kambing yang berasal dari Gunungkidul menjadi pilihan pembeli dari luar daerah seperti Jabodetabek karena terkenal dengan kepadatan dagingnya. Biasanya dua pekan menjelang hari raya akan banyak pedagang yang mengirimkan hewan ternak ke Jakarta. Terkait kasus antraks yang sempat muncul di Dusun Grogol IV, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo menurutnya tidak begitu berpengaruh terhadap penjualan hewan.

Berita Lainnya  Anggaran Terbatas, Sumber Air Gunungkidul Belum Maksimal

“Sedikit pengaruhnya, kan sudah ditangani Dinas terkait. Paling laku jenis sapi putih atau PO dan jawa. Untuk limosin dan si metal laku tetapi tidak sebanyak sapi jawa atau po,” ujarnya.

Sementara itu, penjual hewan lainnya Sunaryo menambahkan, hingga kini pesanan hewan kurban sudah mulai banyak. Adanya permintaan tersebut membuat terjadi kenaikan harga sapi. Misalnya harga awal Rp 18 juta, sekarang sudah dijual di kisaran Rp 20 juta.

“Sudah beberapa pekan mulai naik, harganya bagus,” kata dia.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul Bambang Wisnu Broto menyatakan, sapi di Gunungkidul aman meski ditemukan kasus antraks di Bejiharjo. Meski ditemukan antraks menurut dia tidak terjadi pengurangan pembelian.

Berita Lainnya  Tiap Hari Bersinggungan Dengan Masyarakat, Belasan Relawan Covid19 Jalani Pengecekan Kesehatan

Hingga saat ini penyebaran penyakit antraks belum meluas dan masih di seputaran Dusun Grogol IV, Desa Bejiharjo. Hal itu dibuktikan ketika dinas sudah ambil sampel di tempat lain dan hingga sekarang hasilnya negative.

“Untuk antisipasi juga sudah memberikan vaksin anti antraks,” ungkapnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler