Sosial
Pernah Digaji Rp 30 Ribu per Bulan, Guru Non PNS ini Berhasil Raih Gelar Doktor di Usia Muda






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Menjadi perempuan yang sudah berkeluarga terlebih memiliki dua orang anak tentu sulit sekali untuk mengembangkan karir. Namun hal ini berbeda bagi Sukiter (36) warga Trimulyo (05/01), Kalurahan Kepek, Kapanewon Wonosari.
Mengawali karirnya semenjak lulus SMK Negeri 1 Wonosari dengan jurusan Akuntansi pada 2004 membuat niatnya untuk terjun ke dunia pendidikan makin kuat. Kala itu ia sudah aktif di organisasi dan turut berkontribusi mendirikan SMK Ma’arif Semanu.
Tentu saja menjadi staf TU sekaligus guru di kala itu bisa dikatakan cukup memprihatinkan. Bahkan ia pernah digaji Rp. 30 ribu satu bulan.
“Satu jam saya ngajar dihitung Rp.2 ribu per pertemuan ngajar jam 07.00 pulang jam 14.30, saya pulang ngajar kuliah di Wonosari,” urai Sukiter, Kamis (05/11/2020) saat berbincang dengan pidjar-com-525357.hostingersite.com.
Menjadi pendidik memang menjadi cita-cita wanita yang akrab dipanggil Titin ini sedari kecil. Ia sadar betul kerja keras, belajar dan bersekolah harus diseimbangi dengan tekat bulatnya.





“Sekitar tahun 2004, saya putuskan untuk sekolah di STKIP waktu itu ada kampus di Gunungkidul,” ucap Titin,.
Wanita dengan paras cantik ini lantas kembali berkuliah di Universitas PGRI Yogyakarta pada 2008 untuk mengambil konsentrasi Pendidikan Bimbingan Konseling. Pahit getir mengajar di yayasan ia alami termasuk dalam hal kesejahteraan.
Wajar saja, ia sendiri tidak masuk dalam data pokok pendidikan, Surat Keputusan yang ia pegang yakni SK Guru Tetap Yayasan. Hingga akhirnya saat lulus S1 UPY ia disetarakan seperti PNS.
Memasuki tahun 2011 berusaha untuk mendapatkan SK inpassing untuk sertifikasi guru Non PNS. Saat itu pula Titin lantas nekat melanjutkan S2 dengan jurusan yang sama di Universitas Sarjana Wiyata.
“Tapi karena yang di SMK Ma’arif itu siswanya kurang, saya kesulitan akses sertifikasi kemudian pindah ke YPKK Tepus menjadi kepala sekolah disana,” katanya.
Hingga pada 2019 lalu ia memutuskan untuk mengembangkan pengetahuannya di bidang keguruan. Dengan dukungan penuh dari keluarga terutama suami, ia melanjutkan kuliah doktoral dengan jurusan Manajemen Pendidikan.
“Alhamdulillah lulus tepat waktu dengan IPK 3,88 dan predikat cumlaude,” ujar Titin.
Dengan demikian, ia menjadi satu-satunya kepala sekolah perempuan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki gelar doktor. Tentu saja menjadi suatu kebanggaan untuknya.
Dengan desertasi S3 yang berjudul Pengembangan Model Kepemimpinan Filosofi Semar Kepala SMK se-DIY titin berharap, para guru di masa kini tetap menjunjung tinggi nilai budaya dalam mendampingi siswa siswinya. Ia pribadi setelah mendapatkan gelar doktor sangat berharap dilibatkan dalam pengembangan kampus di Gunungkidul.
“Kalau sementara ini saya menjadi salah satu pendidik di UPY yang dibuka di Gunungkidul, potensi di Gunungkidul ini cukup besar saya harap para generasi muda memiliki tekad untuk meneruskan studi,” tutup suami dari Zan Yuri ini.
-
Olahraga1 minggu yang lalu
Mengenal Demon Pratama, Pemuda Gunungkidul yang Masuk Timnas Bola Pantai Indonesia
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Bupati Copoti Reklame Tak Berizin yang Bertebaran di Gunungkidul
-
Hukum2 minggu yang lalu
TNI dan Satgas PKH: Garda Terdepan dalam Penegakan Hukum Perkebunan Sawit Ilegal
-
Sosial3 minggu yang lalu
Purna Tugas, Mantan Bupati Sunaryanta Pulang dengan Berlari 8 Km
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Bupati Endah Soroti Banyaknya Kasus Perselingkuhan yang Melibatkan ASN
-
Hukum3 minggu yang lalu
Terlibat Kasus Pemyimpangan TKD Sampang, Dirut Perusahaan Tambang Resmi Ditahan
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Seorang Penambang Batu Meninggal Usai Tertimpa Runtuhan Batu Besar
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
MBG di Gunungkidul Tetap Berjalan Selama Ramadhan, Berikut Menu yang Akan Dibagikan
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Tebing di Tanjakan Clongop Longsor, Akses Jalan Ditutul Total
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Tren Takbir Keliling Gunakan Sound System, Ini Strategi Pemkab, FKUB dan Polisi
-
film3 minggu yang lalu
Film horor “Singsot: Siulan Kematian”, Bawa Petaka saat Magrib
-
Uncategorized7 hari yang lalu
Sejumlah Siswa SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Gunungkidul Lolos SNBP