Sosial
Petani Bulak Waung Sukses Panen Padi Jagung Kedelai Dalam Satu Masa Tanam




Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kabupaten Gunungkidul terus berusaha menjadi daerah swasembada tanaman pangan jenis padi, jagung, dan kedelai. Selama ini, daerah yang dianggap kering ini terus berusaha mengembangkan sektor pertanian agar mampu mencukupi kebutuhan masyarakat maupun permintaan pasar. Para petani di Bumi Handayani terus berinovasi dalam segala hal yang berkaitan dengan sektor pertanian.
Meski pada musim tanam kedua di mana kondisi daerah cenderung kering, namun para petani tetap gigih bercocok tanam. Hal ini membuktikan kesiapan petani daerah untuk menjadi daerah swasembada padi, jagung, dan kedelai (pajale). Selain itu, didukung dengan teknologi dari.proses awal penggarapan lahan, perawatan sampai pada tahapan panen dan pengolahan.
“Di lahan kering pun masih tetap panen dengan hasil panen yang melimpah. Tentu dengan capaian seperti ini kami opimis bahwa daerah Gunungkidul dan DIY bisa mewujudkan swasembada pajale,” kata Tim Supervisi Kostratani DIY Indarto Suharsono, Sabtu (11/07/2020).
Sebagai contohnya, beberapa waktu lalu petani di Bulak Waung, Padukuhan Wiyoko Utara, Kalurahan Plembutan, Kapanewon Playen, dapat menanam padi jagung kedelai pada satu musim tanam yang sama. Bahkan petani juga menanam sayuran (sawi, kangkung, selada) di sela tanaman jagung setelah kedelai dipanen.
Mereka menerapkan sistem turiman pajale saat musim kemarau seperti sekarang ini. Dari sistem yang diterapkan ini, padi varietas Situ Bagendit bisa menghasikan 7,48 ton per hektare, Inpari 42 menghasilkan 7,39 ton per hektar, Inpari 24 menghasilkan 6,61 ton per hektare, dan Inpari 63 dengan 6,82 ton per hektare.




Kemudian Kedelai Dega-1 menghasilkan 1,7 ton per hektare sedangkan hasil tongkol jagung belum siap panen. Potensi pakan hijauan jagung bisi 2 menghasilkan 7.8 ton per hektare, P36 8.80 ton per hektare, sedangkan NK 212 9.6 ton per hektare. Jumlah ini hanya pada satu tempat saja, di wilayah Gunungkidul lainnya pun juga beragam hasil panennya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan pemilihan komoditas varietas, pengelolaan air, serta pemilihan teknologi budidaya yang tepat mampu meningkatkan produktivitas. Sehingga petani di lahan kering tetap bisa produksi dan meningkatkan pendapatan petani.
“Petani kita sudah modern. Di mana mereka mulai berinovasi dalam segala hal untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas panen. Didukung dengan peralatan mereka,” jelas Bambang.
Model turiman pajale surjan dengan memanfaatkan sumur pompa dan DAM parit yang telah dibangun. Untuk memenuhi kebutuhan air tanaman yang berbeda maka padi ditanam pada lahan yang lebih rendah sedangkan kedelai dan jagung ditanam lahan yang lebih tinggi.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
3 Korban Laka Laut Pantai Drini Ditemukan Meninggal, 1 Masih Dalam Pencarian
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran Rp 1,5 Miliar Untuk Perbaikan Gedung Sekolah
-
Sosial1 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Kukuhkan Pengurus FPRB Baru
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Jumlah Pengguna Kereta Api Membludak saat Libur Panjang, PT KAI Daop 6 Klaim Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
BKPPD Periksa 2 ASN Yang Diduga Terlibat Perselingkuhan
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Gempa 5,2 SR Guncang Gunungkidul
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Keluarga Korban Laka Laut di Pantai Drini Akan Terima Asuransi
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Mengapung di Telaga
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sleman City Hall Hadirkan Blooming Fortune dan Rangkaian Event Menarik Sambut Imlek 2025