Sosial
Pornografi Sebabkan Candu, Jadi Pemicu Utama Kekerasan Seksual Anak






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kasus kekerasan pada anak yang terjadi bukanlah persoalan yang sepele. Pasalnya, pelaku kekerasan seksual anak nekat beraksi karena dipicu tontonan pornografi yang mudah diakses melalui gawai dan penggunaan internet yang tidak dikontrol guru maupun orangtua. Oleh karenanya, pornografi dinilai sebagai faktor dominan munculnya kekerasan seksual.
Meski Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menghapus dan memblokir ratusan ribu situs porno, namun karena dahsyatnya revolusi teknologi informasi, kalangan generasi muda masih dapat mengakses berbagai situs yang mengandung konten pornografi. Oleh karenanya, dikhawatirkan pornografi dapat membuat seseorang berprilaku seksual menyimpang dan mendorong tindak kekerasan serta kecanduan.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DP3KBPMD) Gunungkidul, Rumi Hayati mengatakan, para pelaku saat ini banyak mengakses video pornografi melalui gadget tanpa sepengetahuan orang tua. Selain itu, banyak anak-anak zaman sekarang yang menggunakan kendaraan sendiri mencari tempat sepi untuk pacaran.
“Kebebasan dari pengawasan orang tua ini yang kerap menjadi faktor adanya kekerasan seksual anak. Apalagi saat ini masih banyak orang tua yang tidak mengerti gadget,” paparnya, Selasa (20/03/2018).
Dengan adanya masalah ini, pihaknya akan terus berupaya melakukan pencegahan lewat sosialisasi dan ajakan kepada orang tua agar selalu memberikan perhatian kepada anak-anaknya. Tidak hanya kepada orang tua, untuk mengantisipasi fenomena tersebut juga diperlukan edukasi kepada kalangan generasi muda mengenai kelebihan dan kekurangan teknologi informasi.







“Sosialisasi itu diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat, terutama para remaja dan pelajar akan bahaya konten pornografi,” jelas Rumi.
Menurutnya, anak perlu disibukkan dengan aktivitas pengembangan bakat dan potensi guna menghindari anak berselancar mencari konten pornografi di dunia maya. Selain itu, mereka juga perlu diberikan pemahaman dini tentang nilai-nilai bijak dalam mengedukasi anak melalui pendidikan tentang integritas tubuh.
Ia mengaku miris terhadap fenomena pornografi ini karena telah menjadikan anak dan perempuan menjadi korban. Tentunya, hal ini dapat mengancam kehidupan berbangsa dan dapat merusak generasi moral.
“Oleh sebab itu, kami sangat serius menangani ini untuk menimalisir, bahkan kalau bisa hingga terhapuskan,” tegas Rumi.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
Sosial4 minggu yang lalu
Istri Wakil Bupati Gunungkidul Dilantik Jadi Ketua Tim Penggerak PKK, Ini Hal yang Akan Dilakukan
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jelang Idulfitri, Daop 6 Yogyakarta Bagi 250 Paket Sembako kepada Para Porter