Pariwisata
Potensi Melimpah, Telaga Jonge Dikembangkan Jadi Obyek Wisata Digital


Semanu,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Perkembangan pariwisata di Gunungkidul yang booming sejak beberapa waktu terakhir ini sangat disadari oleh mesyarakat pelaku wisata dan pemerintah. Sejumlah potensi wisata yang ada di masing-masing daerah terus dikembangkan agar bisa menjadi destinasi wisata anyar.
Salah satu tempat wisata yang saat ini tengah berkembang dan menjadi target pengembangan adalah Telaga Jonge. Telaga yang terletak di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu disulap menjadi objek wisata digital. Di lokasi ini terus dibangun dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung spot-spot yang menarik. Diharapkan nantinya dengan adanya hal ini, obyek wisata Telaga Jonge bisa hits di media internet yang kemudian berimbas pada peningkatan kunjungan wisatawan.
Secara kondisi lokasi, objek wisata Telaga Jonge memang sangat potensial. Hamparan air yang dikelilingi dengan pepohonan yang besar tentunya menjanjikan panorama tersendiri, khususnya bagi masyarakat yang menginginkan suasana kedamaian yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Panorama ini pula yang kemudian membuat Telaga Jonge memiliki spot-spot foto alami yang sangat menarik dan instagramable.
Pengembangan spot-spot berfoto ini nantinya memang khusus diperuntukan kepada para pemburu foto selfie. Dengan populer di media sosial, maka pangsa pasar generasi millennial yang gaya hidupnya sangat bergantung pada sosial media bisa terbidik.
Salah seorang pengelola objek wisata Telaga Jonge, Eko menjelaskan, berawal dari kesadaran masyarakat, sedikit demi sedikit objek wisata ini terus dibenahi. Semula tempat ini hanya sebagai tempat penghidupan, aktifitas masyarakat yang berkaitan dengan air seperti mandi dan mencuci. Dengan pengairan yang cukup melimpah, banyak pula petani yang memanfaatkan lahan di sekitar telaga ini menjadi lahan pertanian produktif.
Namun seiring berkembangnya jaman dan pola pikir masyarakat, tempat ini kemudian diubah sebagai objek wisata digital. Spot-spot foto dan sarana prasarana lainnya kemudian ditambah guna semakin memperkuat daya tarik. Selain itu, di lokasi yang sama juga terdapat satu objek religi bagi mereka yang ingin memperdalam pengetahuan keagamaan dan sejarah.
“Paket komplit memang kalau di tempat ini. Makanya potensi yang ada terus kami kembangkan,” kata Eko, Minggu (09/09/2018).
Namun demikian, kendala juga tidak luput dihadapi oleh para pengelola dalam mengembangkan objek wisata ini. Stimulan dana pengembangan infrastruktur masih belum begitu memadai. Hal ini membuat masyarakat harus berputar otak untuk dapat mengembangkan dan mendapatkan pemasukan. Beruntung saat ini, pengunjung Telaga Jonge sudah mulai ramai sehingga sejumlah wahana pun bisa menjadi sumber pendapatan masyarakat. Seperti misalnya, wahana keliling telaga memakai kapal dan flying fox.
“Pendapatan-pendapatan ini kita gunakan untuk membangun sarana dan prasarana. Semua kita bangun mandiri. Memang ada bantuan, namun belum memadahi,” tambah dia.

Spot-spot foto anyar di Telaga Jonge
Telaga Jonge sendiri setiap harinya ramai dikunjungi.oleh muda mudi dari berbagai daerah. Tidak sedikit pula kalangan keluarga yang berkunjung di objek ini. Hanya untuk sekedar melepas penat dan merasakan angin yang sumilir atau untuk berfoto ria sembari berkumpul dengan keluarga atau teman.
Tidak hanya siang hingga sore hari sebenarnya objek ini ramai dikunjungi, malam hari pun juga sama. Untuk menjaga keamanan agar tidak ditemukan aktifitas atau tindakan menyimpang oleh pengunjung, pihak pengelola, desa dan masyarakat selalu melakukan penjagaan. Bahkan di sudut tertentu dipasangi lampu agar semakin mempersempit ruang gerak para pengunjung yang ingin berbuat yang aneh-aneh.
“Kalau dulu memang iya sering ada yang melakukan tindakan yang tidak pantas. Pacaran kelewatan atau mabuk-mabukan, tapi kalau sekarang sudah terkendali,” ucap dia.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan Telaga Jonge merupakan salah satu objek wisata yang dibidik oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat menjadi objek wisata digital. Segudang pengembangan sudah direncanakan. Selain melibatkan masyarakat, pemerintah juga menggandeng Genpi yang sekiranya mampu mengcover segala sesuatunya.
“Yang pertama Telaga Jonge, kemudian Ngingrong dan Pampang. Sudah mulai ada progres yang baik,” kata Harry Sukmono.
Menurutnya, wisata digital lebih cocok disandang karena spot foto di Telaga Jonge cukup banyak dan sesuai dengan buruan para penggila foto.
“Keterlibatan masyarakat tentu harus lebih kuat, sekecil apapun itu. Kami terus berupaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar juga,” tutup Hari.
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
Sosial1 minggu yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
event2 minggu yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
Budaya2 minggu yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
musik2 minggu yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Info Ringan1 minggu yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya
-
seni4 hari yang lalu
Asmatpro Tampilkan Showcase di Jogja Fashion Trend 2025
-
Uncategorized4 hari yang lalu
Komitmen Dukung Kopi Lokal, KAI Daop 6 Yogyakarta Bagikan 750 Gelas Kopi Gratis ke Penumpang
-
event2 hari yang lalu
Lewati Rute 6 Candi, Belasan Negara Bakal Ramaikan Sleman Temple Run 2025
-
Pendidikan2 hari yang lalu
UMY Punya Lapangan Sepak Bola Berstandar FIFA, Siap Lahirkan Atlet Muda
-
Sosial19 jam yang lalu
Kalijawi Disetujui Pemerintah Realisasikan Perumahan Gotong Royong Berbasis Koperasi, Kampung Notoyudan Akan Jadi Percontohan
-
bisnis2 hari yang lalu
Gandeng ATSIRI Rayakan Satu Dekade, Kopi Tuku Hadirkan Aroma dan Rasa