Pemerintahan
Prioritas Bantuan Jamban Sehat Untuk Kapanewon Gedangsari


Wonosari, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kebersihan lingkungan menjadi hal yang penting untuk menghindari sejumlah penyakit. Penerapan pola hidup bersih dan sehat menjadi salah satu cara untuk mencegah munculnya penyakit yang berasal dari kurang bersihnya lingkungan sekitar. Salah satu upaya dari pemerintah daerah untuk meningkatkan kebersihan lingkungan di tingkat keluarga ialah adanya bantuan pembangunan jamban atau yang dikenal dengan istilah jambanisasi. Pada tahun 2021 ini, pemerintah menebar ratusan bantuan program jambanisasi kepada warga Gunungkidul.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Kartini, menyampaikan, ketersediaan sanitasi yang layak di sebuah rumah ditujukan untuk mencegah timbulnya beberapa penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat seperti, diare, typhoid, kecacingan, dan sebagainya. Menurutnya, sanitasi yang layak juga mencegah bersarangnya vektor penyakit seperti tikus dan kecoa.
“Jambanisasi yang dikelola Dinkes tahun 2021 sebanyak 175 KK dengan total dana sebesar 525 juta rupiah. Setiap keluarga penerima bantuan mendapatkan Rp 3 juta yg diberikan dalam bentuk bantuan keuangan khusus jambanisasi dana dari Pemda DIY,” ucapnya saat ditemui, Jumat (26/11/2021) kemarin.
Dalam perkembangannya, setiap tahunnya, upaya pemerintah untuk membantu masyarakat membangun jamban sehat selalu ada. Melalui usulan program, setiap tahun terdapat 150 keluarga hingga 200 keluarga yang mendapatkan program tersebut. Ia tak dapat merinci berapa jumlah keluarga di Gunungkidul yang masih mempunyai atau menggunakan sanitasi tidak layak, dikarenakan datanya berada di masing-masing Kalurahan. Namun harapannya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kelayakan sanitasi dapat terus meningkat.
“Bantuan jambanisasi difokuskan pada daerah dengan prioritas pengentasan kemiskinan untuk menyediakan jamban sehat/water closed (bukan cemplung). Beberapa tahun ini kita alokasikan khusus untuk Kapanewon Gedangsari,” sambungnya.
Namun meskipun telah dibuatkan sanitasi layak, kendala yang dihadapi masyarakat ialah ketersediaan air bersih yang tidak merata. Ketersediaan air bersih yang tidak merata tersebut dapat menyebabkan masyarakat kembali ke kebiasaan semula meskipun sudah dibuatkan sanitasi yang layak. Menurutnya, masih ditemukannya sanitasi yang tidak layak dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti faktor ekonomi dan perilaku, serta lingkungan yang kurang memperhatikan kelayakan sanitasi.
“Harapan kami, masyarakat bisa mengakses sanitasi yang layak sehingga masyarakat mampu dan mau untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, sehingga beberapa penyakit bisa dicegah dan derajat kesehatan masyarakat bisa optimal,” tutupnya.
-
Sosial4 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Uncategorized5 hari yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event5 hari yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik5 hari yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya5 hari yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan2 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya