Sosial
Program Pemerintah Melestarikan Sastra Jawa di Tengah Modernisasi


Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kundha Kabudayan (Dinas Kebudayaan) Gunungkidul masih terus berusaha menggalakkan kembali pelatihan dan pengenalan macapat terhadap masyarakat, khususnya bagi generasi milenial. Pasalnya tidak dipungkiri, semakin berkembangnya jaman, sastra asli Jawa ini justru ditinggalkan dan sangat sedikit peminat untuk mau belajar, mengenal hingga melestarikan macapat maupun jenis sastra dan budaya lainnya. Dengan menggandeng sejumlah petugas, kelompok masyarakat dan sekolah, Kundha kabudayan Gunungkidul terus meluncurkan beberapa program untuk mengangkat kembali sastra Jawa ini.
Kepala Bidang Sejarah, Bahasa dan Sastra, Kundha Kabudayan Gunungkidul, Sigit Pramudianto mengatakan seiring berkembangnya zaman ada kekhawatiran tersendiri mengenai pelestarian budaya dan sastra Jawa. Pasalnya generasi sekarang ini justru lebih memilih mengenal dan mempelajari hal-hal lain yang sekiranya modern dan sesuai dengan perkembangan jaman, sehingga hal yang berakitan dengan Jawa dan potensi daerah justru terkikis.
Padahal jika disadari, hal itu merupakan aset penting peninggalan nenek moyang yang harus dilestarikan. Bahkan orang asing pun juga tak sedikit yang tertarik untuk mempelajari sastra Jawa.
Berkaca pada kondisi ini, jajarannya terus mendorong generasi milenial untuk mengenal dan mempelajari macapat maupun sastra Jawa lainnya. Tak jarang, terdapat beberapa kegiatan lomba macapat yang diperuntukkan bagi pelajar maupun anak muda. Tak hanya itu, masyarakat umum pun juga ikut menjadi sasaran pemerintah dalam mengangkat kembali sastra Jawa ini.
“Kami berupaya untuk melakukan pembinaan dan pelatihan di bidang Sastra Jawa ini. Baik dari jenjang SMP, SMA, maupun masyarakat umum,” kata Sigit, Rabu (22/07/2020).
Dikalangan masyarakat sendiri juga telah dibentuk kelompok-kelompok untuk pengenalan sastra Jawa dan berusaha bersama pemerintah untuk melestarikan sastra ini. Kesadaran untuk melestarikan budaya pun masih sangat tinggi dan kental akan tradisi. Tak jarang juga sering ada pertunjukan maupun latihan yang disaksikan oleh pelaku pelestari budaya dan sastra lainnya.
Tujuan utama dari digalakkannya pelatihan dan pembinaan, selain agar sastra macapat tidak punah juga ke depan terdapat regenerasi yang berkualitas. Sehingga kekayaan budaya yang dimiliki tidaklah tertelan oleh modernisasi. Kesadaran untuk melestarikan budaya pun masih sangat tinggi dan kental akan tradisi. Tak jarang juga sering ada pertunjukan maupun latihan yang disaksikan oleh pelaku pelestari budaya dan sastra lainnya.
“Di tengah pandemi ini untuk pembinaan dan pelatihan masih akan dilakukan. Nanti kita patuhi SOP kesehatan, sehingga pesertanya terbatas. Namun diharapkan ini berpengaruh besar,” ungkap dia.
“Tentu regenerasi itu sangat diperlukan. Lha kalau tidak ada, bagaimana mau melestarikan. Biar nantinya budaya dan sastra yang dimiliki tetap hidup dan tumbuh beriringan dengan modernisasi jaman. Kita harus miliki generasi penerus yang berbudaya,” ujarnya.
-
Uncategorized2 hari yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event2 hari yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik2 hari yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya1 hari yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Sosial17 jam yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara