fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Proyek Revitalisasi Bendungan Simo, Pertanian Ponjong dan Karangmojo Bakal Makin Moncer

Diterbitkan

pada

BDG

Ponjong,(pidjar.com)–Kabupaten Gunungkidul dinobatkan menjadi salah satu kawasan lumbung padi di DIY lantaran hasil pertanian yang cukup melimpah. Dengan luasan lahan yang cukup besar, potensi Gunungkidul di bidang pertanian memang sangat tinggi. Saat ini, nampaknya keseriusan masyarakat dan pemerintah dalam meningkatkan hasil produksi padi atau tanaman pangan terus dibuktikan pada terealisasinya sejumlah program. Sejumlah proyek prestisius digagas untuk menggenjot sektor pertanian agar memiliki hasil maksimal. Pada tahun 2019 ini, pemerintah DIY akan melakukan revitalisasi pada Bendungan Simo yang terletak di Kecamatan Ponjong. Diproyeksikan, bendungan ini akan menjadi titik pengairan utama untuk lahan-lahan pertanian di Karangmojo dan Ponjong.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, proyek revitalisasi Bendungan Simo ini digarap oleh Pemda DIY. Rencananya, akan dilakukan perbaikan pada saluran primer di Bendung Simo ini. Upaya ini dilakukan agar debit air yang mengaliri lahan seluas kurang lebih 1000 hektare milik petani dapat lebih baik lagi. Dengan begitu, kondisi kekurangan air untuk lahan pertanian bisa diminalisir.

Berita Lainnya  Berebut Suara NU Dalam Pilkada Gunungkidul, PKB: Kami Komunikasi Dengan Semua Partai Kecuali PDIP

“Yang punya gawe (revitalisasi) adalah provinsi. Rencananya memang akan segera digarap tahun ini,” kata Raharjo Yuwono, Jumat (12/07/2019).

Disinggung mengenai anggaran untuk revitalisasi bendung Simo ini, Raharjo tidak dapat mengungkapkan secara gamblang. Pasalnya segala proses hingga pengadaan barang sendiri dilakukan oleh pihak dari provinsi. Untuk Dinas Pertanian Gunungkidul, dalam hal ini hanya membantu menyampaikan aspirasi masyarakat kepada provinsi terkait dampak dari pembangunan ini. Rencana pembangunan sendiri akan dilakukan pada bulan Juli hingga September 2019 ini.

“Kemarin ada kekhawatiran dari petani jika proses pengerjaan dimulai dapat berdampak pada aliran air ke sawah baik di Ponjong maupun Karangmojo. Sudah kami sampaikan ke Provinsi terkait keluhan petani,” terang dia.

Adapun jawaban dari Pemda DIY terkait kekhawatiran petani ini sendiri cukup positif. Pemerintah menjamin bahwa dalam prosesnya, pembangunan tidak akan mengganggu pengairan lahan petani. Hal ini lantaran dari tim pengerjaan sendiri telah melakukan terobosan agar air yang ada tetap mengalir. Sehingga petani masih tetap dapat melakukan aktifitas pertanian seperti biasa.

Berita Lainnya  Bupati dan UNY Teken Kerjasama, Pembangunan Kampus di Bumi Handayani Segera Terlaksana

“Kemarin itu masih ada sekitar 155 hektare lahan yang sudah hampir panen. Jadi timbul kekhawatiran petani itu,” tambah dia.

Dengan adanya pembangunan ini, diharapkan tentu pasokan air bagi petani di dua kawasan yang sejak dulu terkenal sebagai penghasil padi utama di Gunungkidul ini dapat lebih baik dan meningkat. Selain itu, proyek prestisius ini juga sebagai langkah antisipasi terjadinya lahan kekeringan yang berdampak pada gagal panen.

Lebih lanjut Raharjo mengungkapkan di Gunungkidul sendiri terdapat 42.000 hektare lahan kering. Kemudian untuk sawah atau lahan basah sebanyak 7863 hektare. Sedangkan sawah yang memiliki sumber air sekitar 2300 hekatar. Dengan luasan ini, sangatlah patut jika Gunungkidul dinobatkan sebagai lumbung padi di DIY, mengingat hasil panen sendiri semakin tahun semakin meningkat.

Terlebih, fokus dari pemerintah selain meningkatkan produksi di lahan-lahan yang pasti (lahan basah) juga berusaha semaksimal mungkin menggenjot lahan kering untuk menghasilkan padi berkualitas. Adapun menurut dia, seluruh kawasan di Gunungkidul saat ini sudah sangat subur, secara keseluruhan telah menghasilkan padi dengan jumlah setara atau bahkan melebihi rata-rata.

Berita Lainnya  Pembangunan Jalur Anyar Playen-Gedangsari Dikebut, Pemerintah Siapkan Pembebasan Lahan Seluas 25 Hektar Tahun Depan

“Kalau untuk kawasan penghasil padi terbanyak ada di Ngawen, Ponjong, Karangmojo, Ponjong, Semin dan beberapa kawasan lainnya,” pungkas dia.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler