Pemerintahan
Pulihkan Kepercayaan Masyarakat, Pemkab Berencana Bangun Rumah Pemotongan Hewan Megah


Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Maraknya kasus anthrak di Kabupaten Gunungkidul beberapa waktu terakhir ini berimbas pada lesunya perdagangan daging sapi. Omset para pedagang daging sapi anjlok secara signifikan. Hal ini merupakan dampak dari ketakutan masyarakat mengkonsumsi daging lantaran takut tertular anthraks.
Dengan label Gunungkidul yang merupakan gudangnya sapi, hal ini tentunya menjadi pekerjaan rumah berat bagi jajaran Pemkab Gunungkidul. Pemulihan kepercayaan masyarakat untuk kembali mengkonsumsi daging sapi harus dilakukan agar lalu lintas perdagangan daging sapi terutama, bisa kembali menggeliat.
Salah satu yang tengah digodhog oleh pemerintah adalah dengan mewacanakan pembangunan Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Baru-baru ini, jajaran Pemkab Gunungkidul telah mengirimkan proposal kepada kementrian untuk permohonan pembangunan RPH. Harapannya, dengan RPH ini, kualitas daging yang beredar di masyarakat bisa terjaga.
Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Gunungkidul, Elvita Dewi Wahid memaparkan, pengajuan ini merupakan tindak lanjut dari rekomendasi kalangan Komisi IV DPR RI dalam kunjungan kerja terkait penanganan anthraks di Gunungkidul beberapa waktu silam. Pihaknya mendapatkan usulan agar Gunungkidul bisa memiliki RPH yang memenuhi syarat. Dengan demikian, nantinya daging yang beredar bisa dipastikan memiliki kualitas yang tak hanya baik, namun juga sehat.
“Kami mengajukan pembangunan RPH yang modern, hygienis dan cepat prosesnya, mesinisasi,” ucap Elvita kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, Kamis (07/02/2020).
Lebih lanjut ia mengatakan, ke depannya RPH juga bisa mengatur durasi waktu untuk penyembelihan per ekor. Sehingga nantinya, ada jaminan bahwa daging yang keluar dari RPH higenis dan halal. Dengan produksi daging yang demikian, tentunya masyarakat akan kembali percaya untuk mengkonsumsi daging sapi. Tak ada lagi kekhawatiran bahwa daging sapi tersebut berasal dari hewan yang sakit, atau mati mendadak yang tentunya tak sehat.
“Daging yang diproduksi tentunya aman, tidak mengandung cacing atau bakteri. Sehingga kepercayaan masyarakat terpulihkan,” imbuhnya.
Tidak berhenti di sini, seiring dengan adanya RPH ini nantinya juga akan dibarengi dengan kebijakan yang menguntungkan masyarakat. Semisalnya tak hanya produk daging yang keluar dari RPH ini tapi juga olahan bahan makanan.
“Kita sama-sama ciptakan Gunungkidul ini memproduksi daging terbaik dan siap bersaing dengan daerah lainnya,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Perekonomian Bappeda Gunungkidul, Emy Nuraini memaparkan, nantinya RPH akan dibangun di Semanu. Kecamatan Semanu sendiri dipilih lantaran dinilai strategis dan menjadi wilayah penghasil ternak tebaik di Gunungkidul.
“Ini masih menunggu proposal di acc sambil nyari tanah di Semanu,” tandasnya.
-
Uncategorized2 hari yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event2 hari yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik2 hari yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Sosial18 jam yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Budaya2 hari yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara