Politik
Puluhan SMA/SMK di Gunungkidul Sepakati Tak Akan Sampai Ada Aksi Demo Pelajar






Wonosari, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Di DIY, seruan aksi di lingkup pelajar untuk penolakan terhadap RUU KUHP maupun UU KPK telah tersebar melalui pesan berantai. Menanggapi hal ini, Kepolisian Resort Gunungkidul melakukan kegiatan preemtif atau pemberian pemahaman kepada para pelajar. Mereka dihimbau agar tidak melakukan aksi demonstrasi.
Polres Gunungkidul sendiri menggandeng Balai Dikmen Kabupaten Gunungkidul bersama 27 SMA maupun SMK yang tersebar di seluruh Gunungkidul. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa nantinya, siswa-siswa dari sekolah-sekolah ini tidak mengikuti aksi. Adapun ke 27 sekolah tersebut antara lain; SMAN I Rongkop, SMKN I Gedangsari, SMKN II Gedangsari, SMKN I Tepus, SMK Bina Karya I, SMKN I Ngawen, SMK Ma’arif Ngawen, SMK Muhammadiyah I Patuk, SMAN I Patuk, SMAN Girisubo, SMK Taman Karya Madya Teknik, SMKN I Saptosari, SMAN 2 Playen, SMA/SMK Muhammadiyah Ngawen, SMAN 2 Wonosari, SMAN I Wonosari, SMKN 2 Wonosari, SMKN I Wonosari, SMK Ma’arif Semanu, SMAN I Tanjungsari, SMKN I Tanjungsari, SMAN Semin, SMK Muhammadiyah Semin, SMAN I Karangmojo, SMA/SMK Pembangunan Karangmojo dan SMK Muhammadiyah Karangmojo.
“Izin untuk melakukan aksi oleh pelajar tidak ada. Kami sudah perintahkan kepada suruh Kapolsek dan Kasat Binmas untuk melakukan antisipasi,” ungkap Kepala Bagian Operasional Polres Gunungkidul, Kompol Ngadiran kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, Jumat (27/09/2019).
Lebih lanjut Kompol Ngadiran mengatakan, adapun antisipasi yang dilakukan adalah berupa koordinasi baik dengan kepala sekolah maupun Balai Dikmen. Sehingga nantinya diharapkan pelajar memiliki peluang kecil untuk melakukan aksi.
“Kami imbau kepada pelajar agar tidak ikut-ikutan aksi dengan seruan yang tersebar melalui pesan berantai tersebut,” ujar dia.







Sementara itu, Kepala Balai Dikmen Kabupaten Gunungkidul, Sangkin menambahkan, para pelajar sebaiknya tidak ikut larut dalam polemik RUU KUHP maupun yang lainnya seperti yang terjadi di Jakarta. Ada baiknya para pelajar lebih mengedepankan tugasnya yakni belajar. Ia juga meminta kepada para pelajar yang berniat melaksanakan demo untuk berfikir matang.
“Harus dipikirkan untung ruginya, pelajar harus belajar dengan baik jangan ikut-ikutan,” tandas Sangkin.
Dengan belajar, menurutnya, para pelajar dapat membangun negara menjadi lebih bermartabat dan maju. Bukan sekedar melakukan aksi karena melakukan kegiatan di luar pokok sebagai pelajar.