Sosial
Ramah Lingkungan dan Lebih Ekonomis, Perajin Batik Gunungkidul Mulai Gunakan Pewarna Alami




Ngawen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Industri kerajinan batik saat ini terus berkembang di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Sejumlah inovasi pun terus dilakukan guna semakin menggeliatkan industri ini. Selain motif, pemberian teknik pewarnaan alami mulai dilirik oleh para pengrajin. Selain mudah didapatkan, diharapkan dengan pengembangan yang dilakukan, batik Gunungkidul memiliki ciri khas tersendiri sehingga secara pemasaran bisa dilakukan secara lebih mudah.
Diungkapkan oleh seorang pengrajin batik asal Desa Tancep, Kecamatan Ngawen, Suyatmi, sejak beberapa tahun terakhir dirinya bersama kelompok batik desanya Nur Giri Indah, mengembangkan batik menggunakan pewarna alami. Selain untuk menjaga lingkungan, pewarna batik bisa ini didapatkan dari lingkungan sekitar.
Ia memberikan contoh, untuk warna coklat didapatkan dari tumbuhan soga, warna hijau bisa didapatkan dari pohon Tegeran yang mudah didapat di sekitar sungai desa setempat.
“Kalau untuk warna kuning bisa didapatkan dari pohon nangka, dan masih banyak pohon lainnya bisa digunakan,” kata dia, Minggu (28/04/2019).
Pohon-pohon tersebut, kata Suyatmi diolah sedemikian rupa sehingga bisa menjadi pewarna. Sedangkan untuk teknik pengerjaan sendiri tidak jauh berbeda.




Dengan menggunakan canting, mereka membuat berbagai macam motif batik di selembar kain. Saat ini sejumlah batik motif sudah mereka kembangkan mulai dari cendana hingga motif khas Gunungkidul yakni belalang.
“Untuk pewarna alami begini paling susah itu pas musim penghujan. Karena jika pengeringan tidak sempurna warna menjadi pudar dan tidak merata,” ucapnya.
Diakuinya warna batik alam yang tidak mencolok memiliki pangsa pasar tersendiri. Dengan harga selembar kain mulai dari Rp 500.000, kain batik produksi desa Tancep mulai banyak disukai oleh masyarakat.
“Batik alami punya pasar sendiri. Mereka suka karena warnanya tidak begitu mencolok, tetapi alami. Kebanyakan dari Yogyakarta memesan ke sini,” kata dia.
Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gunungkidul, Virgilio Soriano mengatakan, pihaknya sangat mendukung industri kreatif masyarakat, apalagi saat ini pariwisata tengah berkembang. Menurut dia, tekstil berbahan alami akan menjadi ciri khas tersendiri. Selain itu, dengan pewarna alami yang terdapat di sekitar rumah, masyarakat akan semakin mencintai lingkungannya.
“Kita terus mendorong industri-industri batik ini agar terus maju. Untuk membantu pemasaran hasil industri, dinas menfasilitasi pada berbagai event expo, baik INACRAFT, ETNIC NUSANTARA, dan event lainnya,” kata Virgilio.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Sosial2 hari yang lalu
43 Tahun Berdayakan UMKM Gunungkidul, Koperasi Marsudi Mulyo Terus Berinovasi
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
3 Korban Laka Laut Pantai Drini Ditemukan Meninggal, 1 Masih Dalam Pencarian
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran Rp 1,5 Miliar Untuk Perbaikan Gedung Sekolah
-
Sosial1 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Kukuhkan Pengurus FPRB Baru
-
Info Ringan3 hari yang lalu
Dibalut Horor, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Sahabat Sejati
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Jumlah Pengguna Kereta Api Membludak saat Libur Panjang, PT KAI Daop 6 Klaim Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
BKPPD Periksa 2 ASN Yang Diduga Terlibat Perselingkuhan
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Gempa 5,2 SR Guncang Gunungkidul
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Keluarga Korban Laka Laut di Pantai Drini Akan Terima Asuransi