fbpx
Connect with us

Sosial

Ramah Lingkungan dan Lebih Ekonomis, Perajin Batik Gunungkidul Mulai Gunakan Pewarna Alami

Diterbitkan

pada

BDG

Ngawen,(pidjar.com)–Industri kerajinan batik saat ini terus berkembang di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Sejumlah inovasi pun terus dilakukan guna semakin menggeliatkan industri ini. Selain motif, pemberian teknik pewarnaan alami mulai dilirik oleh para pengrajin. Selain mudah didapatkan, diharapkan dengan pengembangan yang dilakukan, batik Gunungkidul memiliki ciri khas tersendiri sehingga secara pemasaran bisa dilakukan secara lebih mudah.

Diungkapkan oleh seorang pengrajin batik asal Desa Tancep, Kecamatan Ngawen, Suyatmi, sejak beberapa tahun terakhir dirinya bersama kelompok batik desanya Nur Giri Indah, mengembangkan batik menggunakan pewarna alami. Selain untuk menjaga lingkungan, pewarna batik bisa ini didapatkan dari lingkungan sekitar.

Ia memberikan contoh, untuk warna coklat didapatkan dari tumbuhan soga, warna hijau bisa didapatkan dari pohon Tegeran yang mudah didapat di sekitar sungai desa setempat.

Berita Lainnya  Gegap Gempita Bergaungnya Gari Nyawiji

“Kalau untuk warna kuning bisa didapatkan dari pohon nangka, dan masih banyak pohon lainnya bisa digunakan,” kata dia, Minggu (28/04/2019).

Pohon-pohon tersebut, kata Suyatmi diolah sedemikian rupa sehingga bisa menjadi pewarna. Sedangkan untuk teknik pengerjaan sendiri tidak jauh berbeda.

Dengan menggunakan canting, mereka membuat berbagai macam motif batik di selembar kain. Saat ini sejumlah batik motif sudah mereka kembangkan mulai dari cendana hingga motif khas Gunungkidul yakni belalang.

“Untuk pewarna alami begini paling susah itu pas musim penghujan. Karena jika pengeringan tidak sempurna warna menjadi pudar dan tidak merata,” ucapnya.

Diakuinya warna batik alam yang tidak mencolok memiliki pangsa pasar tersendiri. Dengan harga selembar kain mulai dari Rp 500.000, kain batik produksi desa Tancep mulai banyak disukai oleh masyarakat.

“Batik alami punya pasar sendiri. Mereka suka karena warnanya tidak begitu mencolok, tetapi alami. Kebanyakan dari Yogyakarta memesan ke sini,” kata dia.

Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gunungkidul, Virgilio Soriano mengatakan, pihaknya sangat mendukung industri kreatif masyarakat, apalagi saat ini pariwisata tengah berkembang. Menurut dia, tekstil berbahan alami akan menjadi ciri khas tersendiri. Selain itu, dengan pewarna alami yang terdapat di sekitar rumah, masyarakat akan semakin mencintai lingkungannya.

Berita Lainnya  Dibuat Dengan Dana Ratusan Juta, Taman Sepanjang Yang Tak Terawat Kini Berakhir Jadi Ajang Cari Rumput Warga

“Kita terus mendorong industri-industri batik ini agar terus maju. Untuk membantu pemasaran hasil industri, dinas menfasilitasi pada berbagai event expo, baik INACRAFT, ETNIC NUSANTARA, dan event lainnya,” kata Virgilio.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler