Sosial
Rumen, Limbah dalam Lambung Ternak yang Menyimpan Segudang Manfaat Bagi Petani




Patuk,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Rumen atau kotoran yang berada lambung hewan ternak baik sapi, kambing maupun ayam ternyata mengandung banyak manfaat baik pada hewan, bahkan jika diolah akan mampu menjadi pupuk berkwalitas bagi tanaman. Dengan pengelolaan yang tepat, kotoran yang biasanya dibuang cuma-cuma ini ternyata memiliki segudang manfaat.
Agus Rianto, warga Padukuhan Putat I, Kalurahan Putat, Kapanewon Patuk ini sejak awal ingin menerapkan prinsip zero waste bagi konsep pertaniannya. Alhasil ia mampu menghasilkan tanaman yang subur bahkan tanpa sedikitpun penyakit.
“Ini sudah tahun kedua saya memanfaatkan rumen awalnya cuma membaca peluang saat Idul Adha banyak kotoran yang hanya terbuang sia-sia,” ucap Agus, Sabtu (15/08/2020).
Ia lantas meminta sejumlah panitia penyembelihan hewan kurban untuk memberikan rumen tersebut. Kemudian ia pelajari secara otodidak agar rumen ini bisa menjadi amunisi ampuh untuk kehidupan tanannya dalam satu tahun kedepan.
“Rumen bagian dari proses pencernaan hewan yang belum selesai. Secara garis besar, mulai dari mulut ternak sudah mengandung enzim yang berfungsi untuk mengurai dan mengambil saripati makanan tersebut,” jelasnya.




Ia mengatakan, dalam proses pencernaan hewan, dikatakan selesai ketika sudah diambil sarinya dan keluar residunya berupa ampas yaitu kotoran hewan. Artinya, lanjut dia, ketika masih di dalam lambung, masih bercampur dengan mikroorganisme yang jumlahnya miliaran.
“Berdasarkan beberapa data satu mili meter rumen mengandung milyaran mikroba dan pribiotik, ini sangat luar biasa untuk tanaman,” imbuh Agus.
Ketika proses penyembelihan hewan, masyarakat hanya mengambil daging saja. Sangat sedikit sekali masyarakat yang memanfaatkan rumen pada hewan yang sudah disembelih.
“Padahal kandungan rumen ini mampu menyelesaikan permasalahan hayati tanah. Salah satunya adalah mampu mengembalikan unsur hara tanah,” papar dia.
Rumen yang selesai difermentasi bisa digunakan sebelum penanaman maupun ketika dalam perawatan tanah. Semua kegiatan tersebut masuk dalam kategori menejemen penanaman secara organik.
“Masyarakat jarang yang menggunakan rumen sebagai pupuk organik karena belum banyak yang mengetahui ilmu tatacara menggunakannya padahal, hanya dicampur dengan bahan pengaktif atau yang diketahui EM4,” jelas Agus.
Bahan pengaktif EMP4 kemudian ia beri pembangkit menggunakan tetes tebu atau molase. Kemudian disuntik makanan mikroba berupa bekatul rumen yang diperam selama dua minggu selanjutnya sudah bisa digunakan.
“Konsentrasi pengaplikasiannya kepada tanah yakni 1:10 atau 1:15, 1 liter fermentasi rumen dicampur 10-15 liter air bersih,” jelasnya.
Setelah dicampur, biostrater rumen ini bisa dijadikan pupuk kotor satu minggu sebelum penanaman mampu mengembalikan tanah pada dikocor seminggu sebelum penanaman. Upaya ini diyakini mampu setara dengan pupuk dasar non organik artinya kita tidak perlu butuh dasar sintetis lagi.
“Selain itu rumen berasal dari ternak ini juga mampu menjadi biang atau starter untuk pembuatan fermentasi pakan ternak,” ucapnya.
Caranya sampah organik dari sisa bahan rumah tangga dan juga limbah pertanian berupa jerami tebon itu dicacah dan dikeringkan dicampur bekatul dicampur dengan tetes tebu dan garam. Kemudian disemprot dengan campuran fermentasi dan air secara kalis. Setelah merata, fermentasi pakan ini kemudian ditutup agar kedap oksigen menggunakan wadah tertutup atau kantong plastik selama 24 jam.
“Sudah bisa diguanakan untuk memakan hewan ternak dengan perbandingan satu drum bisa digunakan untuk 10 hari seekor kambing,” jelas bapak tiga orang anak ini.
Pakan yang fermentasi yang menggunakan starter rumen ini mampu meningkatkan kandungan serat dan protein. Selain itu, pakan fermentasi ini mudah dicerna oleh hewan sehingga selain kandungannya meningkat pertumbuhan ternaknya lebih cepat juga peternak.
“Jadi intinya memanfaatkan rumen memberikan keuntungan ganda untuk petani dan peternak. Tanda berhasil dan tidaknya fermentasi bisa dilihat dari buih spora warna putih di bagian lapisan atas fermentasi,” tutupnya.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
3 Korban Laka Laut Pantai Drini Ditemukan Meninggal, 1 Masih Dalam Pencarian
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran Rp 1,5 Miliar Untuk Perbaikan Gedung Sekolah
-
Sosial1 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Kukuhkan Pengurus FPRB Baru
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Jumlah Pengguna Kereta Api Membludak saat Libur Panjang, PT KAI Daop 6 Klaim Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
BKPPD Periksa 2 ASN Yang Diduga Terlibat Perselingkuhan
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Gempa 5,2 SR Guncang Gunungkidul
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Keluarga Korban Laka Laut di Pantai Drini Akan Terima Asuransi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sleman City Hall Hadirkan Blooming Fortune dan Rangkaian Event Menarik Sambut Imlek 2025
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Mengapung di Telaga