Sosial
Rumen, Limbah dalam Lambung Ternak yang Menyimpan Segudang Manfaat Bagi Petani
Patuk,(pidjar.com)–Rumen atau kotoran yang berada lambung hewan ternak baik sapi, kambing maupun ayam ternyata mengandung banyak manfaat baik pada hewan, bahkan jika diolah akan mampu menjadi pupuk berkwalitas bagi tanaman. Dengan pengelolaan yang tepat, kotoran yang biasanya dibuang cuma-cuma ini ternyata memiliki segudang manfaat.
Agus Rianto, warga Padukuhan Putat I, Kalurahan Putat, Kapanewon Patuk ini sejak awal ingin menerapkan prinsip zero waste bagi konsep pertaniannya. Alhasil ia mampu menghasilkan tanaman yang subur bahkan tanpa sedikitpun penyakit.
“Ini sudah tahun kedua saya memanfaatkan rumen awalnya cuma membaca peluang saat Idul Adha banyak kotoran yang hanya terbuang sia-sia,” ucap Agus, Sabtu (15/08/2020).
Ia lantas meminta sejumlah panitia penyembelihan hewan kurban untuk memberikan rumen tersebut. Kemudian ia pelajari secara otodidak agar rumen ini bisa menjadi amunisi ampuh untuk kehidupan tanannya dalam satu tahun kedepan.
“Rumen bagian dari proses pencernaan hewan yang belum selesai. Secara garis besar, mulai dari mulut ternak sudah mengandung enzim yang berfungsi untuk mengurai dan mengambil saripati makanan tersebut,” jelasnya.
Ia mengatakan, dalam proses pencernaan hewan, dikatakan selesai ketika sudah diambil sarinya dan keluar residunya berupa ampas yaitu kotoran hewan. Artinya, lanjut dia, ketika masih di dalam lambung, masih bercampur dengan mikroorganisme yang jumlahnya miliaran.
“Berdasarkan beberapa data satu mili meter rumen mengandung milyaran mikroba dan pribiotik, ini sangat luar biasa untuk tanaman,” imbuh Agus.
Ketika proses penyembelihan hewan, masyarakat hanya mengambil daging saja. Sangat sedikit sekali masyarakat yang memanfaatkan rumen pada hewan yang sudah disembelih.
“Padahal kandungan rumen ini mampu menyelesaikan permasalahan hayati tanah. Salah satunya adalah mampu mengembalikan unsur hara tanah,” papar dia.
Rumen yang selesai difermentasi bisa digunakan sebelum penanaman maupun ketika dalam perawatan tanah. Semua kegiatan tersebut masuk dalam kategori menejemen penanaman secara organik.
“Masyarakat jarang yang menggunakan rumen sebagai pupuk organik karena belum banyak yang mengetahui ilmu tatacara menggunakannya padahal, hanya dicampur dengan bahan pengaktif atau yang diketahui EM4,” jelas Agus.
Bahan pengaktif EMP4 kemudian ia beri pembangkit menggunakan tetes tebu atau molase. Kemudian disuntik makanan mikroba berupa bekatul rumen yang diperam selama dua minggu selanjutnya sudah bisa digunakan.
“Konsentrasi pengaplikasiannya kepada tanah yakni 1:10 atau 1:15, 1 liter fermentasi rumen dicampur 10-15 liter air bersih,” jelasnya.
Setelah dicampur, biostrater rumen ini bisa dijadikan pupuk kotor satu minggu sebelum penanaman mampu mengembalikan tanah pada dikocor seminggu sebelum penanaman. Upaya ini diyakini mampu setara dengan pupuk dasar non organik artinya kita tidak perlu butuh dasar sintetis lagi.
“Selain itu rumen berasal dari ternak ini juga mampu menjadi biang atau starter untuk pembuatan fermentasi pakan ternak,” ucapnya.
Caranya sampah organik dari sisa bahan rumah tangga dan juga limbah pertanian berupa jerami tebon itu dicacah dan dikeringkan dicampur bekatul dicampur dengan tetes tebu dan garam. Kemudian disemprot dengan campuran fermentasi dan air secara kalis. Setelah merata, fermentasi pakan ini kemudian ditutup agar kedap oksigen menggunakan wadah tertutup atau kantong plastik selama 24 jam.
“Sudah bisa diguanakan untuk memakan hewan ternak dengan perbandingan satu drum bisa digunakan untuk 10 hari seekor kambing,” jelas bapak tiga orang anak ini.
Pakan yang fermentasi yang menggunakan starter rumen ini mampu meningkatkan kandungan serat dan protein. Selain itu, pakan fermentasi ini mudah dicerna oleh hewan sehingga selain kandungannya meningkat pertumbuhan ternaknya lebih cepat juga peternak.
“Jadi intinya memanfaatkan rumen memberikan keuntungan ganda untuk petani dan peternak. Tanda berhasil dan tidaknya fermentasi bisa dilihat dari buih spora warna putih di bagian lapisan atas fermentasi,” tutupnya.
-
Politik3 minggu yang lalu
Suara Jeblok, PDIP Akui Kalah Rekruitmen dan Salah Tunjuk Ketua Bapilu
-
Politik4 minggu yang lalu
Hampir Separuh Incumbent Tumbang, Termasuk Ketua DPRD
-
Politik3 minggu yang lalu
21 Caleg Baru Akan Duduki Kursi DPRD Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Beda Hitungan, Jamaah Aolia Gunungkidul Mulai Sholat Tarawih Malam Ini
-
Pendidikan3 minggu yang lalu
Capaian Prestasi SMA Mubammadiyah Al Mujahidin di Olympicad Nasional
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Gunungkidul Dilanda Hujan dan Angin Kencang, Sejumlah Titik Porak Poranda
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Peternak Telur Gelar Rembuk Nasional Demi Menyongsong Panen Jagung 1,9 Ton
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Waspada, 2 Bulan Terakhir Kasus DBD di Gunungkidul Tembus 280 Penderita, 2 Meninggal Dunia
-
Pariwisata6 hari yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Sosial4 minggu yang lalu
Perduli Layanan Masyarakat, Pengusaha Ini Salurkan 6 Unit Ambulans Untuk Warga Gunungkidul
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Targetkan 25 Medali Emas, Pemerintah Janjikan Bonus Untuk Kontingen Popda Gunungkidul
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mega Proyek Pembangunan Gedung DPRD Gunungkidul Dilanjutkan Tahun Ini