Sosial
Rekomendasi Penanganan Monyet Ekor Panjang Yang Terus Ganggu Petani




Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Dalam menyikapi seringnya keluhan gangguan Monyet Ekor Panjang (MEP) di lahan pertanian warga, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta tegaskan tidak akan melakukan ekspor terhadap MEP. Sejumlah rekomendasi penanganan jangka pendek dan menengah pun telah disusun untuk meminimalisir gangguan MEP.
Kepala BKSDA Yogyakarta, Muhammad Wahyudi, mengatakan jika pihaknya sering menerima pengaduan terkait gangguan MEP baik di pemukiman maupun konflik serangan ke lahan pertanian masyarakat. Pihaknya pun sudah mengadakan pertemuan dengan berbagai instansi untuk membahas penyelesaian permasalahan MEP. Dijelaskannya, pertemuan pertama sudah terlaksana pada 11 Januari lalu di Aula Suaka Marga Satwa Paliyan.
“Pertemuan kedua sudah terlaksana 19 Januari lalu untuk membahas rencana konservasi satwa lokal baik langkah-langkah jangka pendek maupun jangka menengah,” ucap Kepala BKSDA Yogyakarta, Muhammad Wahyudi,
Dirinya pun menegaskan jika pihaknya tidak akan melakukan penangkapan dan melakukan ekspor MEP. Hal itu juga untuk menyikapi sebagai klasifikasi atas pemberitaan di media sosial yang belakangan ini menyebar. Ditambahkannya, dalam dua kali pertemuan yang dilakukan pihaknya tidak pernah menyampaikan bahwa konflik MEP bisa menjadi dasar untuk melakukan ekspor MEP.
“Dari pertemuan muncul beberapa rekomendasi penanganan,” imbuhnya.




Adapun rekomendasi untuk penanganan MEP diantaranya perlunya kajian terkait demografi, perilaku, habitat, populasi, serta sebaran koloni MEP. Kemudian menyediakan tanaman buah-buahan yang menjadi sumber pakan MEP dan membuat barrier alami seperti empon-empon non garut, kayu putih, gedung, nanas, gemili, salak, secang, atau lainnya yang tidak disukai MEP namun memiliki nilai ekonomi. Selain itu juga perlu untuk menentukan kawasan penyangga dan jenis tanaman yang menjadi sumber pakan monyet.
“Peru juga untuk merubah pola pikir masyarakat terkait jenis tanaman yang ditanam, mengusir MEP dengan suara keras seperti meriam bambu dan mengembalikan fungsi Suaka Margasatwa Paliyan sebagai habitat MEP,” tutupnya.
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Sosial6 hari yang lalu
43 Tahun Berdayakan UMKM Gunungkidul, Koperasi Marsudi Mulyo Terus Berinovasi
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Info Ringan1 minggu yang lalu
Dibalut Horor, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Sahabat Sejati
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
3 Korban Laka Laut Pantai Drini Ditemukan Meninggal, 1 Masih Dalam Pencarian
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Kembali Pecat 2 ASN Yang Terlibat Skandal Asusila
-
Sosial2 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Kukuhkan Pengurus FPRB Baru
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran Rp 1,5 Miliar Untuk Perbaikan Gedung Sekolah
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Jumlah Pengguna Kereta Api Membludak saat Libur Panjang, PT KAI Daop 6 Klaim Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
-
Peristiwa7 hari yang lalu
Aliansi Jaga Demokrasi Bersama BEM DIY Demo Tuntut Adili Jokowi
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Atasi Permasalahan Sampah, Pemkab Gunungkidul Jalin Kerjasama Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar Alternatif
-
bisnis1 minggu yang lalu
Penumpang KAI Bandara Yogya Naik 11 Persen pada Januari 2025