Pemerintahan
RS Rujukan Covid-19 Nyaris Penuh, Dinas Siapkan RS Swasta






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Peningkatan jumlah pasien terkonfirmasi positif covid-19 belakangan terjadi dengan angka yang signifikan. Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul kembali menyiapkan sejumlah rumah sakit swasta sebagai rumah sakit rujukan pasien covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengungkapkan, saat ini masih ada 76 orang berstatus positif covid-19 yang membutuhkan perawatan dan pengawasan dari medis. Jumlah tersebut saat ini di rawat di sejumlah rumah sakit, diantaranya RSUD Wonosari, RSUD Saptosari, rumah sakit di luar Gunungkidul, dan beberapa diantaranya melakukan isolasi mandiri.
“Kalau yang isolasi mandiri ini ada pengecekan dan pengawasan berkala dari puskesmas terdekat. Tentu tidak semuanya bisa isolasi mandiri, ada beberapa aspek yang harus dipenuhi dulu,” terang Dewi Irawaty, Senin (30/11/2020).
Untuk mengantisipasi lonjakan pasien yang sekiranya membutuhkan penanganan khusus pihaknya saat ini kembali melakukan koordinasi dengan sejumlah rumah sakit swasta. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kesiapan rumah sakit jika tiba-tiba ada pasien covid-19 yang harus dirawat.
“Ketersediaan kamar rawat khusus sendiri masih bisa teratasi meski jumlah pasien positif cukup banyak. Agak terbantu dengan yang isolasi mandiri,” imbuh Dewi.







Ketersediaan kamar untuk pasien covid-19 sendiri, di RSUD Wonosari ada 27 tempat tidur, RSUD Saptosari ada 16 tempat tidur akan tetapi masih bisa diperluas kembali menjadi sekitar 50 tempat tidur. Kemudian di RS Panti Rahayu juga menyediakan 4 tempat tidur.
“Rumah sakit swasta lainnya sedang dipersiapkan untuk bisa menjadi rumah sakit yang ikut dalam penanganan pasien covid-19,” paparnya.
Disinggung mengenai lonjakan pasien covid-19 ia mengatakan, medis saat ini masih berusaha melakukan screening di lapangan untuk mengetahui sejauh mana penyebaran virus ini terjadi.
“Tracing di sekolah, skrining pegawai (KPPS), dan pelaku perjalanan tentu masih dilakukan,” imbuhnya.
Ditanya mengenai setiap kegiatan perlu dilakukan rapid test atau swab Dewi mengungkapkan hal ini sebenarnya jika kegiatan bertaraf kecil tidak perlu dilakukan. Namun jika jumlahnya besar tentu perlu dilakukan untuk antisipasi.
“Yang terpenting adalah penerapan protokol kesehatan. Syukur diperketat jangan sampai ada celah penyebaran covid-19,” ujarnya.
Pemerintah terus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk penerapan protokol kesehatan. Menurutnya semua hasilnya ada di tangan masyarakat apakah patuh dengan anjuran pemerintah atau tidak.
“Kita (pemerintah) sudah siapkan sarana prasarana, ruang isolasi, obat dan lainnya,” tandas dia.
Sementara itu, Direktur RSUD Saptosari, Eko Darmawan mengatakan data terakhir ada 13 pasien covid-19 yang dirawat di RSUDS. Berkaitan dengan kapasitas tempat tidur untuk isolasi sebanyak 16, namun demikian nantinya menyesuaikan.
“Nantinya disesuaikan dengan jumlah sumberdaya manusia kita. Kita juga merujuk pada sejumlah pertimbangan,” papar Eko.
“Kita juga harus melihat berbagai aspek, salah satunya berkaitan dengan RSUDS uang juga sudah melakukan pelayanan bagi masyarakat umum non covid,” tutupnya.