fbpx
Connect with us

Sosial

RSUD Wonosari Telah Rawat Belasan Pasien Suspect Anthraks Dari 2 Kecamatan

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari hingga saat ini telah merawat belasan orang yang diduga tertular penyakit anthraks. Para korban sendiri berasal dari 2 Kecamatan. Jumlah ini berpotensi bertambah mengingat kemungkinan ada pula warga lain yang suspect anthraks dan kemudian hanya melakukan perawatan di Puskesmas.

Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Wonosari, dr. Triyani Heni Astuti menjelaskan, berdasarkan data yang dimiliki, pihaknya mengakui telah merawat sejumlah orang yang diduga menderita penyakit anthraks. Adapun para korban sendiri terdiri dari 11 warga Desa Gombang, Kecamatan Ponjong dan 1 warga Kecamatan Semanu. Menurut Heni, data tersebut hanyalah data pasien yang selama ini menjalani perawatan di RSUD Wonosari. Pihaknya sendiri sampai saat ini belum dapat mengetahui secara pasti terkait dengan penyakit yang diderita oleh pasien. Sebab, hasil uji lab yang dilakukan di Bogor hingga kini belum diketahui hasilnya.

Berita Lainnya  Warung Makan Mulai Boleh Layani Makan di Tempat, Perpanjangan Jam Buka Masih Dikaji

“Kita masih menunggu (hasil uji lab),” kata Heni, Kamis (09/01/2020).

Ia menambahkan, sebutan suspect anthraks sendiri disematkan kepada para pasien lantaran mereka berada di kawasan yang diduga terpapar antrak. Selain itu, diperoleh informasi pula, sejumlah warga tersebut telah mengkonsumsi daging hewan ternak yang mati secara mendadak.

“Dalam hal ini kita meminta Dinas Kesehatan untuk gencar melakukan sosialisasi agar tidak ada warga yang nekat makan ternak yang sakit atau mati,” ucap dia.

Heni menambahkan, pihaknya mengaku telah siap menampung pasien suspect anthraks di wilayah Gunungkidul. Menurutnya kesiapan sendiri bukan lantaran munculnya kasus di Ponjong namun sebagai standar pelayanan rumah sakit.

“Untuk mekanismenya ya lewat IGD, kemudian nanti kita cek dan jika suspect anthraks, maka akan dirawat di ruang isolasi, kita sudah ada kok,” bebernya.

Ia juga mengatakan, penyakit antrak yang menyerang manusia tidak perlu dikhawatirkan sebab penularannya sampai saat ini diketahui hanya bisa menular melalui hewan ke manusia. Sehingga dirinya berharap tidak ada diskriminasi di masyarakat jika nantinya memang ada temuan kasus positif antrak.

Berita Lainnya  Dana Bantuan Pihak Ketiga Menipis, BPBD Hanya Bisa Dropping 2 Tangki Air Per Hari

“Kita memang tidak berharap ada penyakit antrak, namun kita perlu waspada. Selama ini penularan baru diketahui dari hewan ke manusia, kalau dari manusia ke manusia masih dalam penelitian,” ungkap Heni.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty memaparkan bahwa hasil uji lab memang belum diketahui hasilnya. Uji lab sendiri menurutnya membutuhkan waktu yang tidak cepat.

“Masih menunggu hasil dari Bogor,” ucap dia.

Sebelumnya, Ketua Komisi B, DPRD Gunungkidul, Wulan Tustiana mendesak pemerintah serius dalam penanganan antrak. Sebab menurutnya jika pemerintah telat menangani akan dapat berdampak lebih buruk daripada yang saat ini terjadi.

“Hari Senin kita akan memanggil pihak-pihak yang berkompeten untuk menangani kejadian semacam ini,” ujar Wulan.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler