Sosial
RSUD Wonosari Telah Rawat Belasan Pasien Suspect Anthraks Dari 2 Kecamatan
Wonosari,(pidjar.com)–Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari hingga saat ini telah merawat belasan orang yang diduga tertular penyakit anthraks. Para korban sendiri berasal dari 2 Kecamatan. Jumlah ini berpotensi bertambah mengingat kemungkinan ada pula warga lain yang suspect anthraks dan kemudian hanya melakukan perawatan di Puskesmas.
Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Wonosari, dr. Triyani Heni Astuti menjelaskan, berdasarkan data yang dimiliki, pihaknya mengakui telah merawat sejumlah orang yang diduga menderita penyakit anthraks. Adapun para korban sendiri terdiri dari 11 warga Desa Gombang, Kecamatan Ponjong dan 1 warga Kecamatan Semanu. Menurut Heni, data tersebut hanyalah data pasien yang selama ini menjalani perawatan di RSUD Wonosari. Pihaknya sendiri sampai saat ini belum dapat mengetahui secara pasti terkait dengan penyakit yang diderita oleh pasien. Sebab, hasil uji lab yang dilakukan di Bogor hingga kini belum diketahui hasilnya.
“Kita masih menunggu (hasil uji lab),” kata Heni, Kamis (09/01/2020).
Ia menambahkan, sebutan suspect anthraks sendiri disematkan kepada para pasien lantaran mereka berada di kawasan yang diduga terpapar antrak. Selain itu, diperoleh informasi pula, sejumlah warga tersebut telah mengkonsumsi daging hewan ternak yang mati secara mendadak.
“Dalam hal ini kita meminta Dinas Kesehatan untuk gencar melakukan sosialisasi agar tidak ada warga yang nekat makan ternak yang sakit atau mati,” ucap dia.
Heni menambahkan, pihaknya mengaku telah siap menampung pasien suspect anthraks di wilayah Gunungkidul. Menurutnya kesiapan sendiri bukan lantaran munculnya kasus di Ponjong namun sebagai standar pelayanan rumah sakit.
“Untuk mekanismenya ya lewat IGD, kemudian nanti kita cek dan jika suspect anthraks, maka akan dirawat di ruang isolasi, kita sudah ada kok,” bebernya.
Ia juga mengatakan, penyakit antrak yang menyerang manusia tidak perlu dikhawatirkan sebab penularannya sampai saat ini diketahui hanya bisa menular melalui hewan ke manusia. Sehingga dirinya berharap tidak ada diskriminasi di masyarakat jika nantinya memang ada temuan kasus positif antrak.
“Kita memang tidak berharap ada penyakit antrak, namun kita perlu waspada. Selama ini penularan baru diketahui dari hewan ke manusia, kalau dari manusia ke manusia masih dalam penelitian,” ungkap Heni.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty memaparkan bahwa hasil uji lab memang belum diketahui hasilnya. Uji lab sendiri menurutnya membutuhkan waktu yang tidak cepat.
“Masih menunggu hasil dari Bogor,” ucap dia.
Sebelumnya, Ketua Komisi B, DPRD Gunungkidul, Wulan Tustiana mendesak pemerintah serius dalam penanganan antrak. Sebab menurutnya jika pemerintah telat menangani akan dapat berdampak lebih buruk daripada yang saat ini terjadi.
“Hari Senin kita akan memanggil pihak-pihak yang berkompeten untuk menangani kejadian semacam ini,” ujar Wulan.
-
Politik3 minggu yang lalu
Mandat PAN Turun, Mahmud Ardi Widanta Kembali Maju di Pilkada Gunungkidul
-
Peristiwa4 hari yang lalu
Kecelakaan Hebat di Jalan Baron, Dua Orang Tak Sadarkan Diri
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Lantik 5 Pejabat Pimpinan dan Rotasi Puluhan Pegawai
-
Pariwisata6 hari yang lalu
Drini Park, Destinasi Wisata Anyar Yang Suguhkan Keindahan Kawasan Pesisir Selatan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mesum di Sekolah, Dua Guru SD Dipecat
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Dua Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Jalan Jogja-Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tenggelam di Sungai Oya, Pelajar Ditemukan Meninggal Dunia
-
Sosial2 minggu yang lalu
Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Lebaran Hari Ini
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Sunaryanta Gelar Pertemuan dengan Petinggi Gerindra, Bahas Pilkada ?
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puncak Arus Mudik Diperkirakan 9 April, Sejumlah Jalur Alternatif Disiapkan
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Seorang Pelajar Tenggelam di Kali Oya