Sosial
Sebarkan Pesan Pilkades Damai, Ambyar Pentaskan Kisah Pemuda Kaya nan Sombong Yang Ngebet Jadi Kepala Desa






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Sebentar lagi, 56 Desa di Gunungkidul bakal mencari sosok pemimpin untuk mengisi jabatan Kepala Desa. Berbagai lika liku serta manuver dilakukan dalam berpolitik untuk menduduki kursi lurah di desa tersebut. Panasnya suhu politik tentu sangat terasa menyambut ajang pesta demokrasi resmi dalam lingkup terkecil di masing-masing desa yang menggelar Pilkades serentak tersebut.
Dalam demokrasi, setiap orang tentunya memiliki hak untuk memilih maupun dipilih. Dalam konsep inilah maka pilihan masyarakat sangat penting kaitannya dalam kemajuan daerah mereka. Salah pilih, bisa-bisa akan menghambat pembangunan di sebuah desa mengingat kepala desa memiliki peran yang cukup besar.
Ajang kontestasi ini mendapatkan perhatian dari khalayak luas. Termasuk dari sebuah kelompok seni teater asal Kecamatan Karangmojo. Para pegiat seni teater ini mempunyai ide kreatif untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat seperti apa pemimpin yang harus dipilih.
Adalah kelompok seni Ambyar yang dengan sutradara Endra Wulan Purnama yang dalam festival teater tradisi antar kecamatan se Gunungkidul memilih cerita tentang lika-liku sebuah Pemilihan Lurah di sebuah desa. Dalam cerita ini, seorang pria yang kaya raya, sombong dan angkuh yang bernama Prana Ningrat, ingin bersaing memperebutkan kursi kepala desa.
“Prana Ningrat itu meski seorang yang kaya, sombong, angkuh namun takut sama istrinya,” kata Endra, Kamis malam.







Dilanjutkan Endra, niat Prana untuk terjun dalam pemilihan ini bukan lantas lantaran ingin membangun desanya. Namun hanya sekedar untuk mendekati wanita idaman lainnya yang kebetulan bekerja sebagai Sekretaris Desa bernama Sri Ayu.
“Ambisi itu yang melatar belakangi pak Prana semakin berniat untuk menjadi lurah. Dia diceritakan sebagai seseorang yang kaya dan beranggapan uang bisa mengantarkannya menjadi kepala desa,” ucap dia.
Seiring berjalannya waktu, Prana Ningrat mempunyai saingan yang bernama Tejo. Tejo di sini digambarkan sebagai sosok muda yang penyabar, cerdas dan menyukai kebudayaan. Beruntungnya Tejo, ia ternyata disukai oleh Sri Ayu.
“Nah karena itu, Prana Ningrat semakin ingin mengalahkan Tejo. Ia pun kemudian mendatangi seorang dukun,” bebernya.
Dalam kesempatan itu, Prana meminta kepada dukun untuk menggandakan uang serta harta yang ia miliki. Ia beranggapan, dukun yang ia datangi itu mampu membantunya mempermudah lajunya menjadi lurah.
“Tapi bukan uang banyak yang didapat, ia malah kehilangan harta bendanya karena ditipu sama dukun tadi, dukun gadungan,” terang Endra.
Prana Ningrat belum mengetahui bahwa ia telah ditipu, hingga pada masa pemilihan tiba. Saat itu perisapan telah dilakukan hingga menggumbar janji kampanye untuk menyejahterakan warganya.
Saat penghitungan suara pun cukup sengit, Prana yang sudah pergi ke dukun yakin bahwa dirinya bisa menjadi kepala desa. Namun saat surat suara tinggal satu dan suara antar kandidat sama, saat dibuka ternyata suara terakhir itu diberikan kepada Tejo. Akhirnya dengan selisih suara yang sangat tipis, Tejo berhasil terpilih menjadi kepala desa.
“Di situ Prana ngamuk karena menuduh Tejo ada kongkalikong dengan Sri Ayu yang merupakan Sekdes itu. Hingga terpaksa ia diamankan oleh Linmas,” terang dia.
Setelah perhitungan suara usai, ia mendapat kabar kalau dukun yang dititipi uang menjadi buron polisi. Bahkan Prana juga menyiapkan surat cerai untuk istrinya karena berkeinginan untuk bersama Sri Ayu.
“Akhirnya Prana kehilangan segalanya, ia tidak jadi kades, kehilangan harta, dan ditinggal anak serta istrinya,” kata dia.
“Pesan yang ingin disampaikan, Yen duwe gegayuhan, ojo dilakoni nganggo cara sing ora becik, opo maneh ming nuruti hawa napsu sing tundhane bakal gawe cilaka lan bubrahing kahanan,” sambungnya.
Menurut Endra, cerita ini sengaja dipilih lantaran pihaknya ingin agar masyarakat bisa semakin cerdas dalam memilih pemimpinnya.
“Kami sebagai masyarakat Kabupaten Gunungkidul berharap untuk pesta demokrasi Pilkades seretak 23 November 2019 mendatang bisa berjalan dengan lancar dan Gunungkidul tetap adem ayem,” pungkas dia.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks