Sosial
Sejumlah Obyek Wisata Rusak dan Dua Harus Ditutup, Tingkat Kunjungan Wisatawan ke Gunungkidul Turun Pasca Banjir






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Banjir dan tanah longsor yang terjadi di awal dan pertengahan bulan Maret 2019 berpengaruh terhadap tingkat kunjungan para wisatawan ke Gunungkidul. Dirundung dua kali bencana dalam waktu yang berdekatan membuat terjadi sedikit penurunan dalam hal kunjungan ke obyek wisata. Di beberapa obyek wisata pantai, memang terjadi sejumlah kerusakan yang terjadi akibat banjir. Sementara akibat banjir yang terjadi pula bahkan, beberapa obyek wisata minat khusus harus ditutup.
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Dukmono mengungkapkan, kunjungan wisatawan ke bumi handayani mengalami penurunan sebanyak 15 sampai 30 persen akibat bencana tanah longsor dan banjir yang mengepung Gunungkidul beberapa pekan lalu. Bedasarkan data yang ada, pada tanggal 2-4 Maret tercatat sebanyak 16.834 pengunjung masuk ke obyek wisata di Gunungkidul. Sedangkan 3 hari setelah terjadinya bencana banjir, kunjungan wisata menurun hanya menyentuh angka 12.939 pengunjung.
“Memang ada penurunan jumlah wisatawan dibanding satu minggu sebelum banjir sebesar 15-30 persen,” ucapnya saat dihubungi, Jumat (23/3/2019).
Lebih lanjut ia menuturkan, dua objek wisata sempat terpaksa harus ditutup lantaran sarana prasarana maupun akses jalan tertutup material akibat banjir yang terjadi. Objek wisata tersebut adalah Kalisuci dan Goa Jomblang yang terletak di Desa Pacarejo, Kecamatanan Semanu. Penutupan sendiri berlangsung selama beberapa hari lamanya lantaran debit air yang tidak memungkinkan dan akses jalanan yang tertutup.
“Keselamatan dan kenyamanan wisatawan kami utamakan, maka dari itu selama proses pembersihan dan pembenahan fasilitas, kami berkoordinasi dengan pokdarwis sepakat melakukan penutupan sementara,” ujar dia.







Selain dua objek wisata minat khusus tersebut, ada beberapa objek wisata yang terkena dampak banjir seperti di Pantai Ngrenehan, Pantai Drini, Pantai Baron, dan Pantai Kukup yang mengalami kerusakan. Dengan demikian penataan dan perbaikan haruslah dilakukan terlebih dahulu demi kepuasan para wisatawan.
“Untuk kunjungan wisatawan tidak hanya terjadi di Gunungkidul saja tetapi juga di tempat lainnya juga mengalami hal yang sama. Untuk itu harus segera dilakukan pembenahan,” katanya.
Harry menambahkan, meski demikian ada hal positif yang bisa didapat dari bencana banjir yang menerjang ini. Hal ini bisa menjadi kesempatan objek wisata lain untuk mempromosikan potensi yang dimiliki. Seperti misalnya Gunung api Purba Ngelanggeran, objek wisata puncak Gunung Gentong Gedangsari Gunungkidul yang di sektor utara yang belum begitu terambah wisatawan.
“Potensi yang dimilik tidak hanya pantai tetapi objek wisata di kawasan utara Gunungkidul juga tidak kalah menarik dibanding dengan wilayah selatan Gunungkidul,” katanya.
Sementara itu Bupati Gunungkidul Badingah menuturkan bahwa pengembangan sektor pariwisata bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Pariwisata semata tetapi juga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya. Mulai dari infrastruktur yang memadahi hingga kebersihan sebagai jaminan kenyamanan bagi para pengunjung haruslah menjadi prioritas. Sehingga kemudian saat berkunjung ke bumi handayani, ada kesan tersendiri yang membuat wisatawan ingin berlama-lama atau berulang berkunjung ke Gunungkidul.
“Koordinasi antar OPD sangatlah penting dengan bekerjasama maka dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat dari sektor pariwisata,” tutupnya.