Sosial
Sepinya Pasar-pasar Tradisional di Gunungkidul Sejak Beberapa Hari Terakhir


Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Terus mewabahnya Covid 19 yang menyebar dengan sangat cepat membuat masyarakat di Kabupaten Gunungkidul cukup cemas. Banyak masyarakat was-was untuk beraktifitas di luar rumah lantaran takut tertular virus berbahaya ini. Adanya himbauan dari pemerintah untuk menjaga jarak serta membatasi secara maksimal aktifitas di luar semakin membuat kondisi sepi. Sejumlah sektor pun terdampak akibat kebijakan ini. Sejumlah lokasi yang biasanya ramai oleh aktifitas masyarakat, mendadak sepi.
Tak terkecuali yang dialami oleh sejumlah pasar tradisional. Kondisi pasar sendiri saat ini terpantau sangat sepi. Akibatnya, omset pedagang pun anjlok dengan cukup signifikan.
Tak hanya pasar-pasar kecil saja, namun Pasar Playen yang termasuk merupakan salah satu pasar tersibuk di Gunungkidul sepanjang Rabu (25/03/2020) ini cukup sepi. Pengunjung pasar yang baru saja rampung direnovasi ini mengalami penurunan yang cukup drastis dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya.
Siwi (43), salah seorang pedagang yang di pasar Playen menuturkan, sejak pemerintah mengeluarkan adanya himbauan agar warga tidak terlalu banyak beraktivitas di luar rumah serta maraknya pemberitaan berkaitan dengan penyebaran virus Corona, pengunjung pasar tempatnya berjualan berangsur-angsur sepi.
“Sepi kayak gini. Pasrah waelah, memang baru waktunya seperti ini,” kata dia.
Namun menurutnya, yang paling terasa, sepinya pasar pelayan tersebut terjadi dalam beberapa hari terakhir. Sejak hari Sabtu lalu, pengunjung yang datang sudah sangat sedikit berimbas pada sepinya pasar. Padahal biasanya pada akhir pekan, jumlah pengunjung pasar tradisional cenderung mengalami kenaikan.
Sepinya pembeli di pasar tradisional Playen Gunungkidul ini juga yang dirasakan oleh pedagang yang lain, Septi (46). Ia yang merupakan pedagang plastik yang biasa berkeliling menyediakan kebutuhan plastik untuk para pedagang juga ikut merasakan dampaknya. Plastik yang ia jual juga sepi peminat karena para pedagang mengaku masih memiliki stok.
“Kalau sepi seperti ini, plastik juga kurang laku. Ketika saya datang jawabannya pasti masih,” ungkapnya.
Ia berharap agar kondisi ini cepat berlalu terlebih sudah mendekati bulan Ramadhan dan Lebaran. Karena biasanya pada masa ini menjadi bulan-bulan puncak penjualan barang pedagang di pasar pasar tradisional. Jika wabah korona masih menghantui wilayah Gunungkidul, maka ia khawatir omset para pedagang akan jatuh.
Sementara itu, di Pasar Argosari Wonosari, meskipun masih ada aktivitas, namun jumlah pengunjung juga mengalami penurunan. Kunto, salah seorang pedagang di pasar terbesar Gunungkidul ini mengungkapkan jika ada penurunan jumlah pembeli terutama dalam 2 hari terakhir.
“Pembeli yang datang ke tempat saya hanya para pelanggan yaitu warga yang memiliki toko kelontong di rumahnya,” tandas dia.
-
Pemerintahan3 hari yang lalu
Belasan SD di Gunungkidul Tak Dapat Siswa Baru
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
Sosial2 minggu yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
event2 minggu yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
seni6 hari yang lalu
Asmatpro Tampilkan Showcase di Jogja Fashion Trend 2025
-
Budaya2 minggu yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan1 minggu yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya
-
musik2 minggu yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Uncategorized6 hari yang lalu
Komitmen Dukung Kopi Lokal, KAI Daop 6 Yogyakarta Bagikan 750 Gelas Kopi Gratis ke Penumpang
-
event4 hari yang lalu
Lewati Rute 6 Candi, Belasan Negara Bakal Ramaikan Sleman Temple Run 2025
-
Pendidikan4 hari yang lalu
UMY Punya Lapangan Sepak Bola Berstandar FIFA, Siap Lahirkan Atlet Muda
-
Sosial3 hari yang lalu
Kalijawi Disetujui Pemerintah Realisasikan Perumahan Gotong Royong Berbasis Koperasi, Kampung Notoyudan Akan Jadi Percontohan