Peristiwa
Stok Melimpah, Impor Jagung Bikin Petani Takut






Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Beredar kabar pemerintah kembali membuka keran impor jagung pakan rupanya menjadi momok menakutkan bagi para petani Gunungkidul. Pasalnya, mereka khawatir hal itu dapat berdampak langsung pada harga jagung lokal. Terlebih hasil panen jagung di Gunungkidul dianggap telah melimpah. Keuntungan yang didapat para petani pun cukup besar. Sehingga dengan adanya isu impor tersebut justru dikhawatirkan bisa merugikan mereka.
Seperti yang diungkapkan Ketua Gapoktan Sido Maju, Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Sumari Citro Wibowo. Ia mengatakan bahwa lahan tanaman jagung di wilayahnya seluas 748 hektar. Dari luasan tersebut petani bisa menghasilkan sekitar 9,7 ton jagung pipil kering atau 13,47 ton jagung pipil basah. Dengan harga jual saat ini dimana per kilogramnya mencapai nilai Rp 5 ribu, menurutnya keuntungan yang didapat cukup lumayan.
“Ini sangat luar biasa, yang jelas petani sangat diuntungkan, bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat,” ujarnya, Sabtu (09/02/2019).
Oleh karenanya, beredar kabar kebijakan pemerintah yang akan terus melakukan impor jagung menjadi ketakutan tersendiri apabila benar-benar terlaksana. Petani khawatir, jika impor terus dilakukan harga jagung di level bawah akan mengalami penurunan.
“Kita berharap pemerintah membatasi atau bahkan menyetop impor,” kata dia.







Meski tidak dipungkiri petani Gunungkidul masih mengalami kendala pasca panen. Salah satu masalah adalah sulitnya melakukan pengeringan pipil jagung. Sebab, pihaknya selama ini hanya mengandalkan panas terik matahari.
“Kalau ada mesin pengering mungkin akan lebih efisien dan mengurangi biaya tenaga pengeringan,” kata dia.
Pada tempat yang sama kala menghadiri panen raya di wilayah Bleberan Playen, Dirjen Tanaman Pangan RI, Sumardjo Gatot Irianto mengapresiasi petani jagung di Gunungkidul yang sudah berhasil menanam jagung Hibrida Bisi 2 hingga menghasilkan hampir 10 ton jagung pipil kering dalam 1 hektarnya. Capaian tersebut dirasa sangat baik melihat kondisi Gunungkidul yang terkenal gersang.
Dijelaskan, kebutuhan jagung secara nasional yakni 15,1 juta ton. Sedang hasil produksinya sudah mencapai 30 juta ton.