Sosial
Sukses Manfaatkan Secuil Ladang, Ibu-ibu Ini Kini Tak Perlu Lagi Belanja ke Pasar
Nglipar,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Produktifitas masyarakat dalam mengembangkan pertanian terus mendapat dorongan dari sejumlah instansi. Tak hanya dalam hal ekonomi saja, akan tetapi dengan pengembangan semacam ini, ketahanan pangan dapat senantiasa terjaga.
Hal ini agar masyarakat, tidak hanya petani saja juga dapat ikut berkontribusi dalam menghasilkan produk terlebih yang berkaitan dengan bahan makanan. Meski Gunungkidul mayoritas warganya merupakan petani, namun tidak sedikit pula dari warga yang hanya memiliki seculi lahan.
Dengan kondisi seperti ini, tentu harus terdapat inovasi dan pemikiran yang luas. Sehingga meski hanya memiliki lahan sempit namun tetap dapat produktif dan paling tidak mengurangi ketergantungan pada bahan makanan dari luar daerah. Seperti yang diakukan oleh salah satu kelompok tani KWT di Desa Pengkol, Kecamatan Nglipar misalnya. Kelompok tani ini sejak beberapa tahun belakangan ini berupaya membuat suatu terobosan baru yang produktif.
Pemanfaatan lahan sempit lebih dipilih lantaran tidak semua warga di desa ini memiliki lahan pertanian. Ini juga bisa menjadi bahan kegiatan di waktu luang bagi ibu-ibu rumah tangga. Lahan di pekarangan maupun tempat terbuka di sekitar rumah disulap oleh ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok tani ini. Beberapa jenis sayuran dan tamanan toga terus dibudidayakan oleh kelompok tani ini.
Meski lahannya sempit, namun melalui pemanfaatan polibag dan media lain yang sekiranya dapat digunakan untuk penanaman hasilnya pun ternyata juga cukup signifikan. Paling tidak saat ini, ibu-ibu yang telah mengembangakan lahan sempit tersebut jika ingin memasak tidak perlu repot ke pasar, melainkan tinggal memetik hasil berkebun minimalis mereka.
“Awalnya hanya iseng saja, kemudian hati seolah terpanggil untuk lebih menggembangkan, saya gandeng ibu-ibu kelompok tani KWT. Tanggapannya positif mereka juga seneng dengan kegiatan ini,” kata Sumarno salah seorang tokoh masyarakat dan pendamping kelompok tani ini.
Dengan pemanfaatan lahan sempit menjadi lokasi produksi, ada sejumlah keuntungan yang diperoleh. Selain produksi, para ibu-ibu juga memiliki kegiatan yang bermanfaat. Perkumpulan mereka pun memiliki nilai yang tinggi. Adapun beberapa komoditi yang ditanam diantaranya adalah cabai, sawi hijau, daun seledri, tomat, terong, dan beberapa jenis lainnya. Dalam perawatannya juga menggunakan pupuk organik dan kandang, sehingga tidak menggunakan bahan kimia.
“Jadi ketergantungan ibu-ibu untuk membeli bahan-bahan di pasar atau warung berkurang. Ekonomi mereka paling tidak sedikit stabil, kalau ingin dikembangkan menjadi bisnis kan juga bisa. Apalagi karena ini tidak menggunakan bahan kimia, jadi sehat,” imbuh dia.
Sementara itu, tokoh masyarakat Nglipar yang juga anggota DPRD DIY, Slamet S.Pd, MM mengatakan, dirinya sangat mendukung adanya kegiatan pemanfaatan lahan sempit untuk mempertahankan ketahanan pangan yang dilakukan masyarakat ini. Dengan demikian paling tidak, masyarakat yang tidak memiliki lahan pertanian dapat berkreasi sedemikian rupa dalam produktifitas pangan.
Menurut Slamet, seharusnya, dari pemerintah desa atau bahkan pemerintah daerah juga ikut memfasilitasi dalam pengembangan pertanian minimalis semacam ini.
“Sekarang ini, mereka yang hanya berkreasi sendiri saja bisa berkembang baik. Apalagi ada dukungan atau bantuan dari pemerintah,” papar caleg DPRD DIY Partai Golkar untuk Dapil 7 Gunungkidul bernomor urut 3 ini.
Bantuan dalam bentuk apapun tentu sangat berdampak dalam pengembangan kreatifitas yang patut diacungi jempol ini. Misalnya saja selain bentuk bibit atau media, bisa juga pendampingan sehingga produk yang dihasilkan meski hanya dikonsumsi sendiri hasilnya lebih maksimal.
“Ya memang perlu perhatian apa lagi ini inspiratif sekali. Tidak hanya membantu dalam ekonomi saja sebenarnya, tapi juga dalam hal lainnya banyak manfaatnya,” ucap Slamet.
Jika ke depan masyarakat Gunungkidul mampu berkreasi semacam ini, bukan tidak mungkin angka ketergantungan bahan makanan dan lainnya dapat sedikit terbantu. Mengingat segala macam kebutuhan dapat terpenuhi sendiri dari lahan-lahan sempit yang disulap sedemikian rupa.
“Bisa juga kan menerapkan sistem barter. Misalnya si A punya terong terus barter dengan B yang memiliki cabai, pada intinya terus berputar kok. Kalau misalnya hasil melimpah kan bisa untuk bisnis juga,” imbuh dia.
Ke depan, skema ini diharapkan bisa terus dikembangkan. Tidak hanya terbatas dalam bentuk sayuran saja sebenarnya, bisa juga untuk budidaya lele atau hewan lain juga dapat dilakukan meski hanya memiliki lahan yang tidak memadahi. Meski terkesan sepele namun hal ini sangat patut dikembangkan agar daerah memiliki ciri khas.
Sebagai anggota legislatif, Slamet berjanji akan berusaha sekuat mungkin untuk mendorong pemerintah memberikan perhatian terhadap sektor yang sangat potensial ini.
“Kita bisa dan mampu tidak tergantung dengan daerah lain. Masyarakat tidak perlu terpengaruh dengan fluktuasi harga pasar, apalagi ini organik jadi sehat sekali,” tutup dia.
-
Pemerintahan7 hari yang lalu
Bupati Gunungkidul Kembali Beri Sanksi ke ASN, Satu Diantaranya Dipecat
-
Politik5 hari yang lalu
Pecah Kongsi PKB-NU di Pilkada Gunungkidul, Ulama Kukuh Tetap Dukung Sunaryanta
-
Politik7 hari yang lalu
Tim Sunaryanta-Ardi Dibentuk, Gabungkan Relawan dan Mesin Partai Langganan Pemenang Pilkada
-
Politik1 minggu yang lalu
Show Of Force Sunaryanta-Ardi, Lari ke KPU Bawa Ribuan Relawan
-
Peristiwa5 hari yang lalu
Kecelakaan Tunggal, Sebuah Mobil Terpental Hingga Seberangi Sungai di Playen
-
event2 minggu yang lalu
Tiang Senja Gelar Pameran Tunggal Bertajuk Api dalam Titik Perhatian
-
film4 minggu yang lalu
Adaptasi Kisah Nyata, Pemain Rumah Dinas Bapak Sapa Penonton di Jogja
-
Sosial3 minggu yang lalu
Hanya 6 Anggota DPRD Gunungkidul Yang Ikuti Upacara Penurunan Bendera, Warga : Ragukan Jiwa Nasionalisme
-
event2 minggu yang lalu
SD Muhammadyah 1 Ngaglik Gelar Workshop Pelatihan Olimpiade Sains Nasional
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Anggota DPRD Gunungkidul Resmi Dilantik, Suara PKB Naik Signifikan
-
Sosial1 minggu yang lalu
Dorongan Produk Makanan Ringan Rakyat Gunungkidul Bisa Jadi Komoditi Oleh-oleh Pariwisata
-
Pendidikan4 minggu yang lalu
Ada 84 PTS Terancam Gulung Tikar, BAN PT : Jogja Aman