Budaya
Suronan di Pengkol, Abdi Dalem dan Warga Arak Pusaka






Nglipar,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Malam 1 Suro atau 1 Muharam masih banyak masyarakat Gunungkidul yang melakukan sejumlah tradisi dan budaya. Seperti halnya yang dilakukan oleh warga Kalurahan Pengkol, Kapanewon Nglipar yang masih dengan rutin menyelenggarakan kirab pusaka dan kuras gentong pada Jumat (29/07/2022) malam.
Kegiatan di rumah budaya ini dimulai dengan dzikir bersama kemudian dilanjutkan dengan beberapa kegiatan lain. Barulah pusaka Pusaka Tombak Korowelang, Tombak Kyai Umbul Katon, Pusaka Cemeti Pamuk dan Pusaka Payung Agung diarak menuju pemakaman Ki Ageng Damarjati yang diikuti oleh puluhan warga Pengkol. Di makam ini kemudian dilakukan jamasan pusaka serta kembali dilakukan doa bersama.
Pusaka-pusaka ini diarak oleh abdi dalem Kraton dan kemudian dibelakangnya diikuti oleh masyarakat berjalan lumayan jauh menuju makam yang berada di bukit. Di depannya juga terdapat beberapa yang membawa obor sebagai penerangan dan sesuai dengan tradisi yang telah dijalankan sejak lama.
Usai jamasan pusaka du pemakaman selesai, mereka kembali ke rumah budaya untuk melakukan tradisi lain yaitu kuras gentong Kyai Sobo yang dilakukan oleh para abdi dalem. Yang pertama Ki Wagino Joko Narendro memanjatkan doa dan membasuh tangan serta muka dengan air tersebut. Kemudian barulah satu persatu masyarakat mulai antri di depan gentong yang diletakkan di depan rumah budaya. Masyarakat mengantri untuk mendapatkan air yang diambil dari sejumlah mata air dari beberapa daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.
“Kalau untuk pusaka ini merupakan peninggalan leluhur dan masing-masing memiliki filosofi tersendiri. Sedangkan untuk air dari gentong ini kita ambil dari beberapa daerah, masyarakat sini banyak yang meminta air tersebut untuk ngalap berkah sesuai dengan kepercayaan mereka,” papar Joko Narendro.







Ia menjelaskan, kirab pusaka dan kuras gentong tersebut telah dilakukan sejak beberapa puluh tahun silam dan akan terus dilestarikan setiap tahunnya.
“Kegiatan ini sebagai upaya nguri-uri budaya Jawa yang sudah ada sejak leluhur. Tentunya kita memanjatkan segala doa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” terangnya.
Ternyata kegiatan semacam ini tidak hanya diikuti oleh warga setempat saja melainkan dari berbagai daerah juga hadir untuk mengikuti dan menyaksikan kirab pusaka dan kuras gentong. Seperti yang diungkapkan oleh Suratini, salah seorang warga, setiap tahunnya ia selalu ikut dalam kegiatan di rumah budaya tersebut.
“Setiap tahun saya ikut dan pasti meminta air dari gentong Kyai Sobo ini. Ya bukan apa-apa tapi kami memiliki kepercayaan tersendiri. Ini adalah tradisi yang harus dilestarikan meski jaman terus berkembang,” ujar dia.
-
Olahraga1 minggu yang lalu
Mengenal Demon Pratama, Pemuda Gunungkidul yang Masuk Timnas Bola Pantai Indonesia
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Bupati Copoti Reklame Tak Berizin yang Bertebaran di Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Purna Tugas, Mantan Bupati Sunaryanta Pulang dengan Berlari 8 Km
-
Hukum2 minggu yang lalu
TNI dan Satgas PKH: Garda Terdepan dalam Penegakan Hukum Perkebunan Sawit Ilegal
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Bupati Endah Soroti Banyaknya Kasus Perselingkuhan yang Melibatkan ASN
-
Hukum3 minggu yang lalu
Terlibat Kasus Pemyimpangan TKD Sampang, Dirut Perusahaan Tambang Resmi Ditahan
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Seorang Penambang Batu Meninggal Usai Tertimpa Runtuhan Batu Besar
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
MBG di Gunungkidul Tetap Berjalan Selama Ramadhan, Berikut Menu yang Akan Dibagikan
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Tren Takbir Keliling Gunakan Sound System, Ini Strategi Pemkab, FKUB dan Polisi
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Tebing di Tanjakan Clongop Longsor, Akses Jalan Ditutul Total
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Sejumlah Siswa SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Gunungkidul Lolos SNBP
-
film3 minggu yang lalu
Film horor “Singsot: Siulan Kematian”, Bawa Petaka saat Magrib