Pemerintahan
Tak Ada Lagi Kejadian Ternak Mati Mendadak, Sapi Gunungkidul Sudah Boleh Dijual Keluar Daerah
Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Setelah sempat dilarang beredar, ternak dari wilayah Kabupaten Gunungkidul kini telah bisa diperjualbelikan secara bebas. Kebijakan pencabutan larangan penjualan ternak lokal ini diambil setelah sejak hari terakhir vaksin hingga berjalan 20 hari, tidak terjadi kematian ternak serta tidak muncul kasus baru antraks.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto menyampaikan, sejak 26 Desember 2019 lalu hingga saat ini, total ternak milik warga Gunungkidul yang mati mendadak berjumlah 205 ekor. Dari jumlah tersebut, 140 diantaranya merupakan sapi, 64 merupakan kambing dan ada satu ekor domba.
“Dari jumlah tersebut, yang positif anthraks hanya 6 ekor. Selebihnya ada yang keracunan, radang paru hingga trauma,” jelas Bambang, Kamis (05/03/2020) siang.
Adapun 6 ekor ternak yang positif antraks tersebut tersebar di dua kecamatan yakni di Ngrejek Wetan dan Kulon, Desa Gombang, Kecamatan Ponjong serta Padukuhan Jenglot, Desa Pucanganom, Kecamatan Rongkop.
Ia menjelaskan, untuk mengantisipasi kasus anthraks muncul kembali, pihaknya telah menyelesaikan pemberian vaksin kepada 5.496 ekor hewan ternak. Hewan-hewan yang telah diberikan vaksin sendiri terdiri dari 1.850 ekor sapi, 4.094 ekor kambing, dan 2 ekor domba.
“Selain itu, kita juga memberikan antibiotik dan vitamin kepada 12.715 ekor hewan ternak, dengan rinciannya 3.703 ekor sapi, 8.972 ekor kambing, dan 40 ekor domba,” imbuhnya.
Pemberian vaksin, antibiotik dan vitamin tersebut hanya diberikan di kawasan endemik antraks. Sedangkan menurutnya untuk ternak sehat yang berada jauh dari lokasi endemik anthraks tidak perlu dilakukan pemberian suntikan itu.
Dikatakan Bambang, setelah dilakukan vaksinasi, hingga kini sudah tidak ada lagi hewan yang mati ataupun positif antraks. Sehingga kemudian atas pertimbangan tersebut, pihaknya mengambil kebijakan bahwa hewan ternak yang berasal dari lokasi endemik antraks sudah boleh keluar.
“Kalau kita bicara mengenai sudah bebas atau belum, kami tidak bisa menjamin. Karena bakteri anthraks bisa bertahan lebih dari 40 tahun,” tutup Bambang.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
50 Kilometer Jalan Kabupaten di Gunungkidul Beralih Status
-
Pemerintahan7 hari yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Mengenal Hamam Tejotioso, Pembalap Cilik Gunungkidul yang Mulai Ukir Prestasi
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
bisnis4 minggu yang lalu
Grafik Perjalanan Kereta Api Selesai Difinalisasi, Pemesanan Tiket KA Februari 2025 Mulai Dibuka Bertahap
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kasus Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Lurah Sampang Ditahan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
PMK Kembali Merebak di Gunungkidul, 43 Sapi Suspek Mati Mendadak
-
Hukum1 minggu yang lalu
Curi 5 Potong Kayu, Warga Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Pendidikan2 minggu yang lalu
SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Siap Melaju ke Tingkat Nasional Ajang OMBN 2025
-
bisnis4 minggu yang lalu
Diproyeksi Ada Kenaikan 47 Ribu Penumpang Hari Ini, PT KAI Daop 6 Yogyakarta Himbau Penumpang Jaga Barang Bawaannya
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jazz Menggema di Stasiun Yogyakarta, Ratusan Penumpang Nyanyi Bareng Maliq & D’Essentials