fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Tak Lagi Miliki Sumber Air, Kecamatan Yang Ajukan Dropping Air Bertambah Tiga

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Wilayah terdampak kekeringan di Gunungkidul semakin hari terus meluas. Pasalnya, sejumlah kecamatan yang sebelumnya mampu mengatasi kebutuhan air bersih, kini mulai mengajukan dropping air ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul.

Kepala BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, sedikitnya ada 3 kecamatan baru yang sejak beberapa waktu terakhir ini mengajukan dropping air ke BPBD. Adapun kecamatan tersebut yakni Kecamatan Tanjungsari, Nglipar dan Ngawen.

“Sebelumnya kan hanya Girisubo, Paliyan, Rongkop, Tepus dan Panggang,” ujar Edy kepada pidjar.com, Selasa (06/08/2019).

Masalah tersebut terjadi lantaran mulai menyusutnya persediaan air di penampungan air hujan (PAH) milik warga dan kurang maksimalnya aliran air milik PDAM. Edy menambahkan, sejumlah kecamatan yang belum mengajukan permohonan dropping air sendiri lantaran saat ini banyak bantuan yang dilakukan oleh pihak swasta dalam hal ini pelajar, komunitas dan perorangan.

“Di wilayah Semanu banyak yang membantu droping air dari pihak swasta,” terang Edy.

Edy menjelaskan, meski jumlah wilayah yang terdampak kekeringan meluas hal itu tidak berbanding lurus dengan data jumlah warga terdampak. Ia menjelaskan, rincian jumlah jiwa yang terdampak kekeringan yakni di Kecamatan Girisubo 21.592 jiwa, Paliyan 16.978 jiwa, Purwosari 4032 jiwa, Rongkop 9902 jiwa, Tepus 12.441 jiwa, Ngawen 3032, Ponjong 2411 jiwa, Semin 1192 jiwa, Patuk 2962 jiwa, Semanu 1968 jiwa, Panggang 8986 jiwa, Gedangsari 3448 jiwa, Tanjungsari 11.186 jiwa, dan kecamatan Nglipar 5100 jiwa.

Berita Lainnya  Kasus Leptospirosis di Gunungkidul Alami Penurunan Drastis

“Untuk Kecamatan Saptosari, Playen, Wonosari, dan Karangmojo ada beberapa RT yang terkena dampak kekeringan. Untuk Saptosari masih tertolong aliran PDAM yang lancar,” ucapnya.

Sementara itu dihubungi terpisah, Camat Tanjungsari Rakhmadian Wijayanto menjelaskan, pengajuan dropping sendiri dilakukan lantaran sejumlah warga yang ada di 5 desa di Tanjungsari mulai terdampak kekeringan. Selain itu, adanya kerusakan pada jaringan pipa milik PDAM menjadi alasan dropping air mendesak untuk dilakukan.

“Kemarin kita komunikasi dengan PDAM, untuk wilayah Hargosari dan sekitarnya sudah tidak bisa lagi mengharapkan aliran air dari Bribin karena pompanya rusak semua,” kata dia.

Lebih lanjut dikatakan, komunikasi dengan PDAM sendiri dilakukannya melibatkan sejumlah tokoh masyarakat. Hal itu dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait program dan kendala yang dihadapi saat ini.

Berita Lainnya  Perekonomian Lesu Akibat Pandemi, Pendapatan PBB Jauh Dari Target

“Kemarin hasilnya PDAM berupaya untuk memasang pompa yang dayanya lebih besar kerjasama dengan PLN untuk mengalirkan air dari Seropan dan menambah dari sumber Wilayu. Nantinya itu akan disalurkan ke Hargosari, Cabean dan Ngestirejo. Sedangkan lainnya dari Baron,” pungkasnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler