Pemerintahan
Tenaga Psikolog Tak Sebanding Dengan Jumlah Penderita Gangguan Kejiwaan di Gunungkidul


Wonosari, (pidjar.com)–Isu kesehatan jiwa di Gunungkidul menjadi hal yang penting untuk diperhatikan ke depannya. Masih ditemukannya stigma terhadap penderita gangguan jiwa menjadi sedikit potret bagaimana penanganan kesehatan jiwa perlu perbaikan. Selain itu, masih adanya kejadian bunuh diri yang ditengarai karena depresi menjadi pekerjaan tersendiri untuk diselesaikan baik dari segi pemahaman kesehatan jiwa ataupun pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat.
Di tengah tingginya permasalahan sosial ini, Gunungkidul dihadapkan dengan kurangnya tenaga psikolog. Saat ini, praktis hanya sedikit sekali sumber daya manusia yang dimiliki oleh Dinkes Gunungkidul dalam menangani masalah kesehatan jiwa ini.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, menyampaikan, sebagai upaya memperkuat sistem kesehatan jiwa di Gunungkidul, pihaknya melakukan koordinasi dengan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Ia menambahkan, sejak beberapa waktu lalu, memang telah ada kesepakatan perihal penguatan kesehatan jiwa antara Dinas Kesehatan Gunungkidul dengan Fakultas Psikologi UGM.
Dalam kesepakatan tersebut, nantinya tenaga psikologi klinis dari Fakultas Psikologi UGM akan melakukan praktik magang di Gunungkidul. Dengan adanya tenaga tambahan ini, nantinya akan memaksimalkan penanganan kesehatan jiwa untuk masyarakat Gunungkidul.
“Upaya ini untuk menguatkan dan mendukung ketersediaan sumber daya manusia dalam upaya membangun kesehatan jiwa masyarakat,” ucapnya, Sabtu (19/02/2022).


Menurutnya, isu kesehatan jiwa di Gunungkidul saat ini memang perlu diperhatikan dengan serius. Pihaknya menyebut bahwa masih ditemukan orang dengan gangguan jiwa berat yang belum tertangani dengan baik. Selain itu, ada pula stigma negatif terhadap penderita gangguan jiwa di kalangan masyarakat. Hal inilah yang disinyalir berpengaruh terhadap kejadian bunuh diri yang cukup tinggi di Gunungkidul.
Banyaknya persoalan tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi di bidang kesehatan jiwa. Saat ini, Dewi menyebut bahwa pihaknya kekurangan tenaga khusus dalam penanganan.
“Kami mencari alternatif lain untuk memenuhi sumber daya manusia di bidang kesehatan dalam penanggulangan masalah kesehatan jiwa,” terang Dewi.
Ia menambahkan, respon dari pihak Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada sangat baik dan akan memfasilitasi serta kerjasama dalam penanggulangan masalah kesehatan jiwa di Kabupaten Gunungkidul. Ia berharap dengan adanya kerjasama tersebut, dapat mengurai dan memperbaiki masalah kesehatan jiwa di Gunungkidul sehingga dapat meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat.
“Semoga akan terwujud sinergi yang baik untuk mulai mengatasi permasalahan dan meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat Gunungkidul,” tutup Dewi.

-
Kriminal1 minggu yang lalu
Berawal Lempar Kursi ke Pengendara Motor, Pemuda Tenggak Miras Dimassa
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Gelaran Dangdut Berujung Kisruh, 1 Pemuda Tewas Tertembak Senjata Laras Panjang
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kronologi Tertembaknya Aldi, Warga Sempat Serbu Polisi Pelaku
-
Pemerintahan13 jam yang lalu
Oknum Perangkat Kalurahan Diduga Kemplang Dana Pajak Ratusan Juta
-
Sosial2 minggu yang lalu
Traktor Bantuan Pemerintah Untuk Petani Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Politisi Gaek Gunungkidul Banyak Lari ke Tingkat Provinsi, Bakal Caleg Daerah Diisi Wajah Baru
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran Hebat di Girisekar, Rumah Limasan Beserta Isinya Ludes Terbakar
-
Politik3 minggu yang lalu
Support Penuh Yeny Wahid Untuk PSI Gunungkidul
-
Kriminal2 minggu yang lalu
Tukang Kibul Jadi Buron, Korbannya Rugi Rp 250 Juta
-
Hukum3 minggu yang lalu
Dua Pembunuh Perempuan Hamil Diganjar Hukuman Mati
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kapolsek Girisubo dan 5 Anggota Turut Diperiksa, Briptu MK Terancam Pecat
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Terjatuh di Lantai 2 Gedung DPRD Gunungkidul Baru, Pekerja Meninggal Dunia