Pemerintahan
Tenaga Psikolog Tak Sebanding Dengan Jumlah Penderita Gangguan Kejiwaan di Gunungkidul


Wonosari, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Isu kesehatan jiwa di Gunungkidul menjadi hal yang penting untuk diperhatikan ke depannya. Masih ditemukannya stigma terhadap penderita gangguan jiwa menjadi sedikit potret bagaimana penanganan kesehatan jiwa perlu perbaikan. Selain itu, masih adanya kejadian bunuh diri yang ditengarai karena depresi menjadi pekerjaan tersendiri untuk diselesaikan baik dari segi pemahaman kesehatan jiwa ataupun pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat.
Di tengah tingginya permasalahan sosial ini, Gunungkidul dihadapkan dengan kurangnya tenaga psikolog. Saat ini, praktis hanya sedikit sekali sumber daya manusia yang dimiliki oleh Dinkes Gunungkidul dalam menangani masalah kesehatan jiwa ini.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, menyampaikan, sebagai upaya memperkuat sistem kesehatan jiwa di Gunungkidul, pihaknya melakukan koordinasi dengan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Ia menambahkan, sejak beberapa waktu lalu, memang telah ada kesepakatan perihal penguatan kesehatan jiwa antara Dinas Kesehatan Gunungkidul dengan Fakultas Psikologi UGM.
Dalam kesepakatan tersebut, nantinya tenaga psikologi klinis dari Fakultas Psikologi UGM akan melakukan praktik magang di Gunungkidul. Dengan adanya tenaga tambahan ini, nantinya akan memaksimalkan penanganan kesehatan jiwa untuk masyarakat Gunungkidul.
“Upaya ini untuk menguatkan dan mendukung ketersediaan sumber daya manusia dalam upaya membangun kesehatan jiwa masyarakat,” ucapnya, Sabtu (19/02/2022).
Menurutnya, isu kesehatan jiwa di Gunungkidul saat ini memang perlu diperhatikan dengan serius. Pihaknya menyebut bahwa masih ditemukan orang dengan gangguan jiwa berat yang belum tertangani dengan baik. Selain itu, ada pula stigma negatif terhadap penderita gangguan jiwa di kalangan masyarakat. Hal inilah yang disinyalir berpengaruh terhadap kejadian bunuh diri yang cukup tinggi di Gunungkidul.
Banyaknya persoalan tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi di bidang kesehatan jiwa. Saat ini, Dewi menyebut bahwa pihaknya kekurangan tenaga khusus dalam penanganan.
“Kami mencari alternatif lain untuk memenuhi sumber daya manusia di bidang kesehatan dalam penanggulangan masalah kesehatan jiwa,” terang Dewi.
Ia menambahkan, respon dari pihak Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada sangat baik dan akan memfasilitasi serta kerjasama dalam penanggulangan masalah kesehatan jiwa di Kabupaten Gunungkidul. Ia berharap dengan adanya kerjasama tersebut, dapat mengurai dan memperbaiki masalah kesehatan jiwa di Gunungkidul sehingga dapat meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat.
“Semoga akan terwujud sinergi yang baik untuk mulai mengatasi permasalahan dan meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat Gunungkidul,” tutup Dewi.
-
Uncategorized5 hari yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
Sosial4 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
event5 hari yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik5 hari yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya5 hari yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan2 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya