fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Tindak Lanjuti Rekomendasi Badan Geologi, BPBD Pasang Puluhan Papan Peringatan di Lokasi Tanah Ambles

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Tindak lanjut pasca amblesnya sejumlah tanah yang terjadi sejak bulan November 2017 silam terus dilakukan oleh jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul. Rencananya, seluruh tanah ambles di Gunungkidul akan dipasangkan papan peringatan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi resiko terjadinya korban dari masyarakat yang terperosok ke lokasi tanah ambles tersebut.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edi Basuki menuturkan, pemasangan rambu-rambu papan peringatan ini dilakukan pasca munculnya rekomendasi dari Badan Geologi Kementrian ESDM. Papan peringatan sendiri telah mulai dipasang sejak Selasa (06/03/2018) kemarin. Total hingga saat ini, terdapat 10 papan yang telah terpasang.

“Terkait dengan program ini, kami melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah desa di lokasi di mana terjadi tanah ambles,” tutur Edi, Rabu (07/03/2018) petang.

Berita Lainnya  Keluhan Wisatawan Pantai Timang Viral, Ini Langkah Dinas Pariwisata

Rencananya BPBD akan memasang papan peringatan di seluruh lokasi tanah yang ambles. Di Gunungkidul sendiri menurut Edi, terpantau ada 24 lokasi tanah ambles yang tersebar di sejumlah kecamatan di Gunungkidul.

“Sekaligus juga kita lakukan pantauan di titik-titik tanah ambles atau berlubang,” lanjut dia.

Edi mengatakan, dari penelitian yang dilakukan oleh Badan Geologi yang telah dirampungkan beberapa waktu silam di Padukuhan Serpeng, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu dan Padukuhan Pringluwang, Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, sudah dikirimkan hasil penelitian dan rekomendasi. Untuk lubang di Serpeng berupa Dropout Doline dengan adanya kenampakan longsoran di tebing-tebing dengan luas diperkirakan 1 Hektar hingga 1,5 Hektar dengan panjang dan lebar 80meter-100 meter dan kedalaman 20 meter- 30 meter. Longsor di area tersebut berdasarkan pantauan masih terus berkembang sejak terendamnya dolina pasca Badai Cempaka yaitu adanya longsor di Desember 2017 dan masih terjadi di awal Februari 2018.

Berita Lainnya  Jadi Penyumbang Terbesar di DIY, Pemerintah Upayakan Peningkatan Produksi Kedelai

Sementara di Pringluwang, Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong amblesan yang terjadi masih dalam skala kecil. Masyarakat setempat sendiri sudah terbiasa dengan kondisi tersebut dan melakukan langkah antisipasi mandiri dengan cara menutup area menggunakan batang pisang, jerami, batu, dan tanah. Lubang di Pringluwang berupa Suffosion Doline dengan adanya runtuhan berupa tanah ke dalam ponor tanpa adanya longsoran dengan diameter 4 meter dan diameter 10 meter.

“Dampak dari amblesan tersebut menyebabkan hilangnya lahan pertanian. Kita sarankan masyarakat tetap melakukan penutupan namun jangan sampai yang ditutupkan berupa sampah-sampah yang kemungkinan dapat mencemari air bawah tanah nantinya,” urainya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler