Pariwisata
Wajah Baru Pantai Baron Tanpa Sungai Pasca Gelombang Pasang, Pedagang Dilarang Gelar Tikar dan Payung Sembarangan


Tanjungsari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Gelombang tinggi yang menerjang pesisir selatan Gunungkidul memberikan efek positif bagi pengembangan pariwisata di Pantai Baron, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari. Pasalnya,lantaran gelombang pasang dahsyat tersebut, daratan di pantai paling masyur di Gunungkidul ini justru menjadi semakin luas. Arus sungai yang kerap menelan korban jiwa kini sudah tak ada lagi.
Pantauan di lokasi, dulu pantai yang terbelah oleh aliran sungai kini nampak lebih lebar.
"Dalam tiga tahun terakhir Pantai Baron terbelah oleh sungai. Tapi sekarang sudah tidak lagi, sebab sungai mengalir lurus ke arah selatan tidak lagi ke timur," kata Ketua SAR Satlinmas Wilayah II, Marjono, Sabtu (11/08/2018).
Ditambahkan Marjono, dengan betambah luasnya daratan di Pantai Baron diprediksikan akan berdampak positif terhadap jumlah kunjungan wisatawan. Selain itu, wisatawan akan merasa lebih nyaman dengan tidak adanya aliran sungai yang sebelumnya merupakan daerah berbahaya.
"Sungai sedalam 5 meter juga hilang tertutup ombak. Tetapi kami menghimbau kepada wisatawan agar tidak terlena dan selalu waspada," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Asti Wijayanti berpendapat serupa terkait dampak positif gelombang tinggi di Pantai Baron. Ia memperkirakan, Pantai Baron akan lebih ramai dikunjungi wisatawan dan kembali ke masa kejayaanya.
"Baron itu kan wisata kuliner sebenarnya, tetapi dengan semakin luasnya daratan ini kita memperkirakan juga akan menjadi daya tarik tersendiri," kata Asti ketika ditemui pidjar-com-525357.hostingersite.com beberapa waktu lalu.
Namun demikian ada hal lain yang menjadi perhatian pihaknya. Dengan luasn daratan pasir di Baron akan memicu munculnya lapak payung atau pun tikar dari pelaku usaha.
Ia menghimbau, agar mereka (penyedia jasa payung dan tikar) tidak menggelarnya terlebih dahulu sebelum ada wisatawan yang memesan. Sebab dikhawatirkan, wisatawan akan menjadi sungkan untuk bermain di area pantai.
"Pengalaman seperti di Krakal yang sempat viral itu, kami menghimbau jangan di pasang dulu sebelum ada yang memesan. Nanti terkesan penuh sesak dan mempersempit ruang gerak wisatawan. Buntutnya nanti wisatawan malas dan kapok untuk datang lagi," pungkas dia.
-
Sosial6 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Uncategorized7 hari yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event7 hari yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik7 hari yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya7 hari yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan4 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya