Connect with us

Sosial

Warga Playen Pengurus Pondok Pesantren Meninggal Dunia Akibat Demam Berdarah

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Korban akibat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Gunungkidul terus berjatuhan. Dinas Kesehatan mencatat, per Senin (09/03/2020) pagi, sudah ada 345 kasus demam berdarah yang terlaporkan. Penanganan khusus pun mulai dilakukan mengingat dari kasus tersebut, telah merenggut 3 nyawa penderitanya. Pagi ini, koordinasi lintas sektoral telah dilakukan dengan menggandeng hingga lini terbawah dalam rangka penanggulangan demam berdarah.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty mengungkapkan, kasus demam berdarah yang terjadi sejak beberapa waktu terakhir ini memang terus bertambah. Pun demikian dengan jumlah korban meninggal dunia. Saat ini tercatat sudah 3 orang yang dinyatakan meninggal akibat penyakit ini. Jumlah ini bertambah 1 orang di mana pekan lalu, korban meninggal dunia akibat DBD baru dilaporkan 2 orang. Kasus terakhir yang terlaporkan korban meninggal yakni menimpa warga Ngleri, Kecamatan Playen.

“Yang bersangkutan berusia 19 tahun merupakan warga Ngleri. Dia bekerja di sebuah pondok pesantren,” kata Dewi Irawaty, Senin (09/03/2020).

Adapun pihaknya berkoordinasi dengan puskesmas dan pemerintah desa untuk menyelidiki kasus ini. Hal ini untuk mengetahui apakah persebaran penyakit yang merenggut nyawa ini berasal dari lingkungan tempat korban tinggal ataupun lingkungan tempat ia bekerja. Sejauh ini, keterangan dari sejumlah orang masih terus dikumpulkan.

Berita Lainnya  Didemo Ratusan Warga, Kades Balong Mengaku Tengah Dekat Dengan Wanita Lain

“Sampai saat ini sudah ada 3 korban yang meninggal dunia. Yang pertama di Kecamatan Wonosari di mana korbannya anak usia 11 tahun, kemudian Kecamatan Patuk usia 19 tahun dan terakhir di Ngleri itu,”tambahnya.

Disampaikan Dewi, terkait dengan penanganan medis terhadap korban-korban yang kemudian dinyatakan meninggal dunia tersebut sebenarnya telah dilakukan dengan sebaik-baiknya. Namun memang kemudian kondisi dari para korban itu terus memburuk hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Ia beberkan lebih lanjut, dari data 345 kasus itu, 142 merupakan kasus di bulan Januari, 191 pada bulan Februari dan sisanya di bulan Maret. Jika dibandingkan dengan kasus tahun lalu, kasus DBD di Gunungkidul pada tahun 2020 ini meningkat secara signifikan. Sebagai perbandingan saja, pada bulan Januari 2019, hanya ada 55 kasus.

Berita Lainnya  Carry vs Truk di Pagi Buta, Mobil Hancur, 3 Penumpang Luka Parah

Penanganan yang dilakukan berkaitan dengan penanggulangan demam berdarah menurut Dewi tidak bisa dilakukan secara instan dan hanya oleh Dinas Kesehatan. Melainkan perlu adanya dukungan dari OPD lain, pemerintah kecamatan, pemerintah desa hingga kesadaran masyarakat.

“Kami upayakan penanganan semaksimal mungkin. Pagi tadi sudah digelar koordinasi pencegahan, di mana kami harapkan dari lini teratas hingga terbawah terjun. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) lah yang utama,” ujar dia.

Selain PSN, pihaknya juga mengoptimalkan fogging di lokasi yang memang menjadi titik persebaran. Saat ini, jika ada kasus DBD, petugas kemudian langsung bergerak untuk melakukan tindakan fogging.

Disinggung mengenai peningkatan status lantaran terus meningkatnya kasus DBD sampai merenggut 3 nyawa, Dewi mengatakan belum ada kebijakan kenaikan status. Ia berharap kasus ini masih bisa tertangani dengan baik dan mampu ditekan persebarannya.

Berita Lainnya  Viralnya Bukit Jagung Picu Kebangkitan Pokdarwis Desa Giring

“Belum ada peningkatan status, masih normal. Ini juga masih awal tahun, jika memang ada temuan lain maka baru kami pertimbangkan,” jelas Dewi.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Suharno mendorong pemerintah sigap dalam menangani kasus DBD ini. Fogging dan penyediaan obat untuk PNS patut lah diperhatikan. Di sisi lain, penanganan pada pasien pun juga wajib dimaksimalkan.

“Ya ada 3 yang meninggal. Masyarakat juga kami minta untuk aktif menjaga kebersihan lingkungan,” ujar Suharno.

Keaktifan dalam.menjaga kebersihan maupun pelaporan sangatlah dibutuhkan. Sehingga kasus ini benar-benar dapat ditekan.

“Masyarakat dan pemdes melalui unsur terkait harus bisa gerak. Kerja bakti bersih-bersih lingkungan misalnya,” tutup dia.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

bisnis2 bulan yang lalu

Tegaskan Komitmen di Hari Bumi, KAI Bandara Wujudkan Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April, PT Railink sebagai operator KAI...

Pariwisata3 bulan yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis3 bulan yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis5 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

Berita Terpopuler