fbpx
Connect with us

bisnis

Warnai Perkembangan Ilmu Pariwisata, STIPRAM Yogyakarta Gelar Seminar Internasional

Diterbitkan

pada

BDG

Jogja, (pidjar.com)– Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta menggelar International Conference Global Tourism Science and Vocational Education di kampus setempat, Senin (6/5/2024). Seminar tersebut digelar oleh mahasiswa program Doktor STIPRAM Yogyakarta, sebagai upaya untuk turut berkontribusi dalam mewarnai perkembangan ilmu pariwisata di Indonesia.
Ketua Panitia International Conference Global Tourism Science and Vocational Education Batch 2, Pranoto mengatakan, pariwisata dalam beberapa dekade ini memang belum bisa dikatakan sebagai ilmu mandiri. Karenanya butuh gerakan-gerakan yang didukung oleh semua pihak, diantaranya adalah industri dan pemerintah.

“Penerapan industri itu tetap terhubung dengan akademis sehingga apa-apa yang dilakukan itu bisa dilakukan pada dasar yang baik, ” katanya di sela acara.

Pranoto menyebut, dalam seminar internasional itu peserta diberikan kesempatan untuk menyampaikan makalah maupun artikel, baik peserta yang berasal dari dosen maupun mahasiswa yang sedang menyelesaikan masa studinya. Kemudian hasil dari pemikiran itu nanti dikumpulkan dalam satu buku yang memiliki tingkat publikasi internasional.

Berita Lainnya  PPKM Level 3 Kembali Diperpanjang 2 Minggu, Bagaimana Nasib Obyek Wisata Gunungkidul?

“Dengan adanya satu publikasi dari materi hasil pemaparan ini bisa diakui untuk meningkatkan jabatannya, nilai kredit jabatannya. Demikian juga bagi mahasiswa bisa dijadikan sebagai salah satu persyaratan untuk mereka menyelesaikan studi, ” ungkapnya.

Kegiatan itu dilaksanakan hybrid, secara offline menghadirkan 200 orang dan daring dihadiri 58 orang dengan 34 paper dipresentasikan. Dibicarakan pula isu kepariwisataan global yang harus disikapi insan pariwisata. Salah satunya terkait mitigasi pandemi yang sangat mungkin terjadi ke depan, hingga pariwisata keberlanjutan yang meliputi banyak hal.

“Dunia pariwisata harus dipersiapkan betul SDM dan industri, bagaimana mitigasi adanya pandemi yang akan datang. Bagaimana kita bisa memastikan keamanan dan kenyamanan wisatawan yang hendak datang ke Indonesia. Apabila ada kejadian pandemi, maka sudah siap, tidak seperti Covid 2020, kita belum siap,” jelasnya.

Berita Lainnya  Terjadi Peningkatan Kasus, Lokasi Wisata Masih Aman?

Terkait masalah sampah, Pranoto menambahkan, persoalan sampah di DIY juga menjadi perhatian bagi akademisi pariwisata karena bisa menurunkan kualitas wisata yang sudah dibangun. Harus ada komitmen dari pelaku pariwisata tak hanya pengambil kebijakan semata.

“Harus ada wacana sadar wisata bagi wisatawan. Menjaga lingkungan, harus dimulai dari perorangan mengurangi bahan-bahan yang menimbulkan polusi. Kami dari akademisi terus menyuarakan. Di sisi lain kebijakan aturan harus tegas, juga implementasi dan kontrol berjalan. Sampah bisa mengurangi kualitas pariwisata, bagaimana wisatawan mulai memilih yang green tourism, belum signifikan jumlahnya tapi kualitasnya bisa mempengaruhi. Ada contoh di Rinjani, bawa naik barang harus sama dengan yang dibawa turun. Kalau di gunung saja bisa mengapa di kota tidak bisa,” ujarnya.

Berita Lainnya  Main ke Pantai Nglimun di Akhir Pekan, Hangatkan Kebersamaan Bersama Keluarga

Ketua STIPRAM Yogyakarta, Suhendroyono menambahkan, konferensi internasional membuktikan bahwa keilmuan pariwisata bisa berjalan secara mandiri. Ilmu pariwisata sebagai salah satu ibu keilmuan yang dipelajari menyeluruh membawa manfaat untuk kehidupan manusia.

“Pariwisata sebagai keilmuan bisa berdiri secara mandiri. Ini mewujudkan hal tersebut. Peran akademisi pariwisata bisa dirasakan dalam mengurai tantangan kehidupan manusia yang tak bisa lepas dari wisata dengan alam berada di dalamnya,” pungkasnya.
(Ken).

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler