fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Manfaatkan Lahan Sempit Untuk Bercocok Tanam, Pemkab Dampingi Ratusan Kawasan Rumah Pangan Lestari

Diterbitkan

pada

BDG

Saptosari,(pidjar.com)–Pemanfaatan lahan sempit atau pekarangan terus digalakkan agar masyarakat lebih aktif dalam bidang pertanian. Disisi lain juga untuk mengurangi beban pengeluaran untuk membeli sayuran dan bahan pangan lainnya, sehingga perekonomian masyarakat dapat terbantu. Baru-baru ini pemerintah melakukan penyuluhan dan pendampingan bagi kelompok tani untuk aktif memanfaatkan lahan sempit yang ada di lingkungan sendiri dengan program kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan Gunungkidul, Fajar Ridwan mengatakan ada beragam medote yang dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan inovasi bertani bagi masyarakat Gunungkidul. Program ini memiliki andil yang cukup besar dalam meningkatkan kethanan pangan masyarakat dan meningkatkan aktifitas bertanaman ataupun bertani bagi masyarakat.

Program KRPL ini ada bebeberapa metode diantaranya metode hidroponik dan aquaponik yang diterapakan untuk mensiasati lahan sempit. Untuk hidroponik sendiri nampaknya tidak begitu asing bagi masyarakat, namun untuk aquaponik sendiri belum banyak yang tahu dan belum banyak pula yang menerapkannya.

Berita Lainnya  Terjunkan Pasukan Terlatih Berperalatan Lengkap, Personel Pengamanan Pertontonkan Kesigapan Tangani Massa Pembuat Onar Pemilu

Metode ini menggabubgkan cara bercocok tanam menggunakan sarana seadanya. Kemudian ditambah pula dengan sistem kolam ikan, limbah dan air kolam ini sendiri kemudian dimanfaatkan untuk menyirami tanaman yang ditanam pada media tertentu.

“Ini sebagaincara untuk pengembangan rkawasan Rumah Pangan Lestari. Sehingga dapat membantu masyarakat dalam pemenenuhan bahan pangan,” kata Fajar Ridwan, Selasa (17/09/2019).

Lebih lanjut ada beragam tanaman yang dapat ditanam memanfaatkan metode ini. Seperti misalnya sayur-sayuran terong, tomat, kacang panjang, sawi dan beberapa jenis lainnya. Tidak hanya menggunakan dua metode itu,bahkan petani perempuan juga banyak yang memanfaatkan lahan pekarangan mereka kemudian digunakan untuk bercocok tanam dengan cara membuat betengan-betengan di lahan yang ada.

Berita Lainnya  Jumlah Penganut Penghayat Kepercayaan di Gunungkidul Terus Meningkat

Selama beberapa tahun belakangan ini, penerapan bertanam memanfaatkan lahan seadanya telah dilakukan 135 kelompok wanita tani. Hasilnya pun dianggap memuaskan, paling tidak dapat glmengurangi pengeluaran belanja. Sehingga kebutuhan sayur dapat terpenuhi sendiri meski memiliki lahan yang sempit.

“Secara ekonomi kan juga terbantu to. Uang yang seharusnya untuk belanja bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lain,” tambah dia

Program ini juga dapat meningkatkan konsumsi sayur dan ikan bagi masyarakat. Sehingga konsumsi makanan beragam bergizi seimbang dan aman dapat dilakukan kapan saja. setelah ada 135 kelompok wanita tani, pemerintah akan kembali melakukan pembentukan sedikitnya 26 kelompok. dengan demikian, ibu-ibu memiliki kegiatan lain yang sekiranya dapat menghasilkan dalam bentuk bahan pangan atau bahkan uang tambahan.

Sementara itu, salah satu Kelompok Wanita Tani di Krambilsawit, Sutampi mengatakan meski berada di daerah selatan, namun kelompok perempuan ini tetap aktif dalam.pengrmbangan petanian dengan memanfaatkan lahan pekarangan. Beragam sayuran di tanam oleh kelompok ini, hasilnya selain dimanfaatkan untuk pribadi jika ada sisa kemudian di jual bagi masyarakat yang membutuhkan.

Berita Lainnya  Gunungkidul Diserbu Pengembang, Bangun Puluhan Lokasi Perumahan Dalam 4 Tahun Terakhir

“Lahan seadanya bisa dimanfaatkan untuk produksi. Kami merasa terbantu tentunya dengan program semacam ini,” kata Sutampi.

Menurutnya sedikit banyak perekonomian perempuan dikelompoknya terbantu. Mereka juga memiliki kegiatan positif, dan bagi mereka yang tidak bertani dapat belajar bertani sederhana melalui program Rumah Pangan Lestari.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler